[COMPLETED] Why Noir?

Chapter 08 - Thank You

"Win, ayo makan."

"Bentar masih nyelesain pesenan gambar."

"Lama gak?"

"Bentar lagi."

Juno menutup pintu kamar Winda dan pergi menuju dapur. Dia menunggu Winda di meja makan. Barulah 15 menit kemudian Winda datang ke meja makan dan langsung makan dengan lahap.

"Gausah buru-buru makannya, ntar keselek.", ujar Juno pada Winda yang terlihat seperti orang kelaparan.

"Win, nyadar gak?"

"Hmm.."

"Mama akhir-akhir ini aneh gak sih?"

"Enggak.", jawab Winda singkat sambil sibuk mengunyah makanannya.

"Ishhh.."

"Apasi?"

"Mama akhir-akhir ini bawain kita cemilan muluk loh. Trus juga pulang kerja hampir selalu bawain kita makan malem dari luar."

"Trus?"

"Mama juga akhir-akhir ini ngasih uang jajan lebih ke kita kan?"

"Kan bagus dong."

"Tapi mama dapet uang dari mana emangnya?"

"Emang kita semiskin itu ya?"

"Ya ga juga sih."

"Lagian, Mama sebelumnya juga begini kan?"

"Tapi kan ga tiap hari, Win."

"Dapet bonus dari kantornya kalik, kan Mama workaholic. Udahlah gausah musingin Mama. Mending abisin aja tuh opor. Kalo gamau sini aku yang abisin.", ujar Winda sambil terus sibuk mengunyah makan malamnya. Mereka berdua akhirnya saling diam dan menghabiskan makanannya masing-masing.

"Win—". Juno tak melanjutkan ucapannya ketika mendengar ponsel Winda berdering, tanda panggilan masuk.

Winda tak menghiraukan ajakan Juno dan mengangkat telepon itu dengan sumringah. Winda segera menghabiskan makanannya dan memberi kode pada Juno untuk mencucikan piringnya. Juno hanya pasrah dengan kelakuan Winda. Kalau sudah menyangkut Mark, kemauan dan keputusan Winda tidak bisa diganggu gugat.

Juno masuk ke kamarnya setelah mencuci piring. Juno terdiam sejenak sebelum mengeluarkan sebuah album foto dari laci mejanya. Album foto keluarga. Juno tersenyum melihat foto-foto dirinya dan Winda dahulu ketika masih kecil.