Winda dan Juno sedang dalam perjalanan ke suatu tempat bersama Mama mereka. Windi sengaja tidak memberi tahu kedua anaknya kemana mereka akan pergi, karena ia ingin memberi kejutan pada mereka. Yang jelas, Jumat sore ini, Windi mengajak kedua anaknya pergi dan menyuruh mereka membawa beberapa baju ganti, peralatan mandi, dan ponsel lengkap dengan chargernya. Dan sekarang, mereka tengah naik mobil taksi online.
"Ma, masih jauh ya jalannya?", tanya Winda lemas karena sejak tadi ia terus muntah, mabuk perjalanan.
"Iya nih Ma. Kasian Winda.", ucap Juno. Juno tengah memeluk Winda yang lemas.
"Sabar ya. Setengah jam lagi sampai kok. Ini kamu sama Winda makan roti sama minum susu dulu, biar perutnya keisi.", jawab Windi sambil menyodorkan dua bungkus roti berukuran besar dan dua kotak susu.
Juno menyuapi Winda dengan roti itu dan meminumkan susu yang baru saja Mama mereka berikan. Setelah itu ia memejamkan matanya, tak berminat dengan roti dan susu itu. Hari sudah gelap, jam tangan Juno menunjukkan pukul 7 malam. Artinya, sudah 3 jam mereka dalam perjalanan. Saat Juno mulai terlelap, ia dibangunkan oleh Mamanya.
"Win, bangun, udah sampe.", ucap Juno membangunkan Winda.
Mereka bertiga membawa tas masing-masing memasuki sebuah villa sederhana setelah sebelumnya Windi bertemu dengan pemilik villa. Villa itu kecil, ruangannya hanya sebatas ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan juga hanya memiliki satu kamar, namun kamar itu berisi tiga bed lengkap dengan lemari. Terdapat beberapa villa lain di sekeliling villa itu, menandakan bahwa mereka memang sedang berada di kawasan penginapan.
"Ma? Ini dimana?", tanya Juno setelah masuk ke dalam villa.
"Mama.. Winda takut.", Windi tersenyum sambil menata pakaian mereka bertiga di lemari.
"Jangan takut, kalian pernah ke sini loh dulu.". Winda dan Juno saling berpandangan.
"Banyak hal di sini yang sudah berubah, wajar kalian lupa. Kalian tidur duluan. Besok kalian akan tahu setelah keluar dari sini."
Windi mengecup kening kedua anaknya dan lanjut membereskan barang-barang mereka. Setelahnya, Winda dan Juno tak mau ambil pusing dan merebahkan diri mereka ke ranjang. Mereka berdua lelah. Mama mereka tiba-tiba mengajak mereka pergi sesaat setelah mereka sampai di rumah sepulang sekolah pukul 3 sore tadi. Mereka hanya bersiap dalam waktu 1 jam dan langsung berangkat kesini.
"Terserah deh ini dimana, yang penting masih di bumi.", pikir Juno dan Winda.
⋇⋆✦⋆⋇
Winda dan Juno memerhatikan dengan seksama tempat-tempat yang mereka lalui. Sabtu pagi ini mereka bangun dan pergi keluar mencari sarapan. Mereka berhenti di sebuah warung makan setelah berjalan cukup lama. Windi segera memesan makanan diikuti kedua anaknya.
"Loh, ini Windi ya?", tanya seorang wanita berusia sekitar 60 tahun yang menghampiri mereka tiba-tiba.
"Bu Kinasih?", tanya Windi riang.
"Ya ampun beneran kamu toh Windi..", ucap Bu Kinasih lalu memeluk Windi erat, seperti melepas segala kerinduannya. Sementara Winda dan Juno hanya diam melihat mereka.
"Ini si kembar?". Windi mengangguk dan tersenyum.
"Si kembar udah besar ya ternyata..". Bu Kinasih memeluk Winda dan Juno singkat.
"Kalian kayaknya ga inget sama Ibu deh. Soalnya terakhir ketemu kalian pas kalian SD kalo ga salah. Masih kicik, sekarang udah bongsor."
Winda dan Juno tersenyum meski tengah kebingungan, sementara Mama mereka tertawa kecil. Bu Kinasih mempersilahkan mereka bertiga duduk dan pergi menyiapkan makanan yang mereka pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Why Noir?
Ficción General"Untukmu, malaikat pelindung yang tak pernah berhenti mencintaiku meski hatinya tercabik oleh takdir dan terhantam oleh dunia yang kejam." - Arwinda Kusuma [Start : 7 November 2021] Beberapa bagian di edit untuk memperjelas alur cerita dan untuk mem...