Chapter 14 - Papa, I only love you.

23 4 3
                                    

Awal Juni. Minggu ini, sekolah Winda mengadakan classmeeting sekaligus minggu perbaikan nilai terakhir pasca UAS bagi siswa yang bermasalah dengan nilai mereka. Minggu depan, raport akan dibagikan sebelum masa liburan kenaikan kelas datang.

Winda tengah sendirian di rumahnya. Mamanya dan Om Niko —ayah tirinya— belum pulang kerja, mereka biasanya baru sampai rumah pukul 4 sore. Juno pergi nongkrong bersama temannya sesaat setelah pulang sekolah tadi. Mark, entahlah kemana dia, Winda tak peduli. Winda masuk ke kamar Juno untuk mengambil krayon miliknya yang Juno pinjam kemarin saat ia remidi pelajaran seni budaya.

Winda berjinjit mengambil krayonnya yang ada di rak buku Juno paling atas. Sebuah buku terjatuh dalam posisi terbuka. Niat Winda untuk meletakkan buku itu ke rak tadi ia urungkan ketika melihat halaman yang terbuka di buku itu. Halaman buku itu menampilkan foto selca Juno dan Mark yang tertempel rapi dengan sedikit hiasan di sisinya. Aih? Sejak kapan mereka berdua akrab sampai berfoto bersama begini?

Beberapa lembar terakhir buku itu penuh dengan foto Juno dan Mark yang terlihat begitu akrab, bahkan mereka berpose bebas dan begitu ceria, membuat Winda gemas karena tak menyangka Mark bersahabat dengan Juno diam-diam. Winda yang penasaran pun mulai membuka-buka buku itu dari depan, mencoba mengetahui buku apa hendaknya yang Juno buat.

"Winda, adikku yang paling aku cintai. Aku sayang banget sama dia. Aku takut dia terluka, makanya aku berusaha bahagiain dia semampu yang aku bisa. Berpura-pura baik-baik aja seolah batu tak berperasaan ketika Winda nangis karena kangen Papa, nyatanya terlalu sulit untuk dilalui. Aku sakit. Aku juga kangen sama Papa. Gak ada yang ngerti dan meluk aku tiap aku kangen Papa. Sakit yang paling sakit adalah ketika kamu kangen dan tersakiti, kamu gabisa nangis. Itulah aku selama ini. Aku seringkali gabisa nangis tiap inget Papa sendirian. Aku gamau Winda ngerasain hal yang sama, aku gamau Winda ngerasain gimana rasanya gak dipeluk saat dia kesakitan."

Beberapa halaman selanjutnya berisi ungkapan singkat perasaan Juno dan aktivitas yang Juno lakukan, membuat Winda tersenyum membacanya. Winda menyadari bahwa ini adalah buku harian Juno. Ia ingin tahu perasaan Juno lebih dalam, karena ia merasa ia tak tahu apapun tentang Juno, sedangkan Juno tahu segalanya tentang dirinya. Mumpung sendirian, ia ingin membaca semua buku harian itu.

"Aku tau ini salah. Gak seharusnya aku cinta sama Mark. Tapi kenapa, kenapa, Tuhan? Kenapa Kau membuatku mencintai Mark? Dia adalah milik saudaraku, dia dan aku sama-sama laki-laki. Apakah aku adalah reinkarnasi perempuan yang sialnya terlahir sebagai laki-laki? Aku ingin mati saja!"

"Aku gila hari ini. Aku gak pernah tau ternyata Mark juga tertarik ke aku, sampai akhirnya tadi aku nyoba confess ke Mark kalo aku ada rasa sama dia. Setelah sekian lama aku cinta ke Mark diam-diam, sekarang Mark resmi jadi milikku. Aku tau ini salah. Selain karena aku dan Mark sama-sama laki-laki, adalah salah bagiku buat pacaran sama dia, karena Mark adalah milik Winda, adikku. Tapi, Tuhan, aku gak pernah egois ke Winda, aku lakukan segala hal yang bahkan menghancurkanku, buat Winda. Bolehkah aku egois ke dia sekali aja?"

Winda membeku. Tubuhnya gemetar, namun ia masih mencoba terus membaca buku itu. Ia tak percaya, dengan bodohnya berharap halaman-halaman selanjutnya yang Juno tulis akan menjelaskan bahwa Juno hanya bercanda.

Winda membaca tiap halaman dengan cepat, halaman yang tak mencantumkan nama Mark tidak Winda baca.

"Aku bahagia banget. Mark bener-bener nepatin janjinya ke aku buat jalan-jalan berburu diskon tahun baru. Aku agak kasian sama Winda karena Mark nolak ajakan Winda yang sama kayak aku. Akhirnya Winda jadi jalan-jalan sama Karin dan Riri. Tapi gapapa, biar Winda gak ngebucin Mark terus, biar dia quality time juga kan sama sahabatnya? Dan aku, bisa quality time sama Mark! Seneng banget Mark ngajak aku ke photo box, trus kita nonton bareng, ke gramedia, pokoknya bener-bener kayak ngedate sesungguhnya deh. I love him so much♡♡♡"

[COMPLETED] Why Noir? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang