Chapter 10 - Mystery

19 5 0
                                    

"SURPRISE!!!"

Aku kaget ketika disembur oleh confetti sesaat setelah masuk ke ruang keluarga. Aku mengerjap dan melihat Mama dan Juno tersenyum begitu ceria menyambutku. Ku lihat di sofa ada beberapa makanan kesukaanku seperti roti, boba, es campur, dan burger. Terlihat pula laptop di meja kecil depan sofa yang siap digunakan.

"Kamu cepetan mandi, trus kita nonton penampilan kamu tadi ya! Mama beliin ini semua karena kamu gak makan makanan kesukaanmu sejak persiapan pensi.", kata Mama riang disusul dengan anggukan antusias Juno.

Aku tak banyak bicara, dan segera kembali ke ruang keluarga setelah mandi dan berganti pakaian.

"Ini Mama sendiri loh tadi yang ngerekam.", ujar Mama ceria.

"Loh?! Mama dateng ke pensi?! Kok aku ga liat?!", seruku tak percaya.

"Aku sama Mama bahkan berangkat bareng tadi setelah nganter kamu. Hahaha.."

"Gimana jalan-jalannya sama Kak Nathan? Seru? Pasti laper kan karena Kak Nathan ga ngajak kamu makan, cuma keliling kota doang.", tanya Juno sambil membuka bungkus burger untukku.

"Eh? Kok..". Mama dan Juno menertawakanku.

Sekarang aku mengerti, jadi ini sebabnya kenapa tadi Kak Nathan mengajakku berjalan-jalan cukup lama hingga sesore ini.

"Dadakan banget ini rencananya, Mama baru kepikiran buat bikin ini pas udah masuk gedung malah. Jadi tadi langsung tuh setelah kamu pergi ganti baju setelah acara selesai, Mama nyamperin Nathan supaya dia punya waktu buat cepet-cepet ngajak kamu pergi. Untung Nathan baik, mau-mau aja Mama suruh.", jelas Mama.

Aku tertawa tak percaya, sementara Mama dan Juno cengengesan. Kami pun menonton penampilanku tadi sambil memakan makanan yang ada. Aku tak habis pikir Mama benar-benar merekamku sejak aku naik ke atas panggung hingga aku turun, sehingga durasi videonya cukup lama. Mama dan Juno berkali-kali memujiku. Yah, boleh lah aku bangga saat ini. Karena memang, penampilanku dan Kak Nathan tadi cukup menjadi sorotan. Selain karena lagu yang ku bawakan adalah lagu yang akhir-akhir ini disukai siswa sekolahku, pembawaanku dan Kak Nathan juga sangat cocok dengan lagu itu. Inilah yang juga Mama bicarakan saat ini.

"Kalian berdua cocok banget loh Win. Kamu apa ga naksir sama Nathan, hm?", goda Mama. Aku dan Juno saling pandang dan tersenyum canggung.

"Apaan sih Ma.."

"Hahaha.. Mama suka banget sama Nathan. Dari awal dia masuk dan mau naik ke panggung, Mama udah langsung suka tuh, keliatan soalnya kalo Nathan nih auranya wow gitu. Apalagi pas Mama minta tolongi dia supaya bawa kamu pergi, behh sopannya.. Udah ganteng, berbakat, sopan banget lagi. Aduhh kalo kamu jadian sama dia mah Mama setuju banget!"

Ocehan Mama panjang kali lebar tentang Kak Nathan membuatku agak risih, namun ku respon dengan senyuman. Sementara Juno terlihat seperti menahan tawanya. Aduh, andai saja Mama tahu kalau aku sudah punya pacar jauh sebelum ini, dan hoodie yang tengah aku pakai adalah hadiah dari Mark saat valentine bulan lalu.

Menjaga rahasia hubunganku dengan Mark dari Mama mungkin menjadi alasan Juno untuk tidak mencegah Mama menyuruh Kak Nathan yang mengajakku pergi. Masuk akal juga. Bayangkan saja Juno tiba-tiba meminta Mama yang bahkan tidak mengenal dan tidak pernah melihat Mark untuk meminta tolong pada Mark saja. Akan repot jika Juno harus memikirkan apa yang harus ia deskripsikan tentang Mark dan apa kaitannya denganku.

"Eh, sekarang hari selasa kan? Mama ga kerja?", tanyaku. Mama menggeleng.

"Gaji Mama di rumah makan, dipotong dong? Kan Mama pegawai paruh waktu..", tanya Juno dengan nada ragu. Mama memeluk kami.

[COMPLETED] Why Noir? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang