Chapter 04 - Why Mark?

40 7 0
                                    

"Kesambet apa si Nathan ini?", batin Karin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kesambet apa si Nathan ini?", batin Karin.

Sebuah fenomena yang aneh bagi Karin jika Nathan, tetangga sekaligus seniornya di sekolah mengajaknya ke toko buku. Biasanya Nathan selalu menolak dengan banyak alasan jika Karin mengajaknya. Nathan paling benci pergi ke toko buku bersama Karin, karena Karin akan duduk berjam-jam di toko buku untuk membaca komik, namun di akhir dia tidak membelinya. Mahal Karin bilang. Namun saat ini, ketika hendak tidur, Nathan malah membuat janji dengan Karin untuk ke toko buku minggu ini. Agak aneh, tapi, ya sudahlah.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Hari ini jam pelajaran olahraga. Sangat menyenangkan karena guru olahraga tidak ada, dan hanya menyuruh kami untuk membaca materi. Membaca materi? Haha, tentu saja teman-teman sekelasku tidak melakukannya. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Sebagian dari mereka bercengkrama di kantin, lalu sebagian lainnya bermain di lapangan, dan ada juga yang hanya di kelas menunggu pergantian jam pelajaran. Aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Aku ingin menggambar disana. Suasana yang sepi pasti akan membuatku rileks dan fokus.

Aku menggambar dengan begitu tenang dan fokus, sampai ada satu suara yang mengagetkanku.

"Bagus juga ya gambar kamu.", ucap suara itu yang membuatku menoleh. Yap, Mark lagi.

"Eh? Makasih."

"Kok ngga olahraga Win?"

"Pak Jefri ngga ada. Jadi bebass.."

Kami sempat diam beberapa saat. Ku lihat Mark tengah mengambil buku paket untuk teman-teman sekelasnya. Aku kembali menggambar meski fokusku telah lenyap sejak aku melihat Mark.

"Nanti istirahat ke kantin bareng yuk?". Aku kaget mendengar tawaran Mark. Jantungku berdegup kencang.

"Win?"

"E-eh? Aku istirahat nanti rencananya mau belajar sama nugas bareng temen aku. Lain kali aja mungkin?"

"Oke deh. Aku balik dulu ya.."

"Iya."

Ah sialan! Kenapa jantungku berdebar tak karuan begini!

⋇⋆✦⋆⋇ 

"Jadi, frekuensi itu didapat dari kita menghitung jumlahnya secara manual. Misalnya untuk interval kelas 7-11, ya kita cari aja berapa nih angka-angka dalam rentang 7-11 yang ketemu, gitu.", jelas Riri padaku dan Karin. Kami berada di perpustakaan sekarang.

"Ini frekuensi relatif dapat dari mana?", tanyaku.

"Frekuensi relatif tuh hasil dari total frekuensi dibagi frekuensi di intervalnya. Totalnya kan ada 100 data nih, trus frekuensi interval kelas 7-11 ada 6, yaudah berarti 100 dibagi 6 gitu.", jelas Riri lagi.

[COMPLETED] Why Noir? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang