Indonesia, 1999.
Taeyong menghela napasnya, mengipasi wajahnya yang terasa panas karena terik matahari. Hari ini ia mendapat jadwal olahraga siang hari, dan itu benar-benar melelahkan daripada olahraga di pagi hari.
Teman-temannya sudah masuk ke dalam kelas. Tapi Taeyong masih berada di luar, mencari angin yang tidak berhembus juga.
Alhasil ia hanya bisa mengipas-ngipasi wajahnya yang lengket karena keringat.
"Habis olahraga?"
Taeyong mendongak menatap sosok pemuda tinggi yang berdiri persis di sampingnya.
Wajahnya tidak terlalu jelas karena terkena sinar matahari.
"Iya." Balas Taeyong seadanya.
"Minum." Pemuda itu menyodorkan sebotol air mineral kepada Taeyong.
"Gue beli buat temen gue tadinya, tapi dia udah beli sendiri.""Makasih──
"Nama gue Jaehyun."
"Makasih Jaehyun."
Jaehyun tersenyum, menampilkan lesung pipi diwajahnya yang tampan.
"Nama lo siapa?"
"Taeyong."
"Lucu."
"Namanya?"
"Lo lucu."
•••
Semenjak saat itu Taeyong dan Jaehyun jadi semakin dekat. Tidak hanya di sekolah saja, bahkan Taeyong sering kali bermain ke rumah Jaehyun. Pria itu adalah anak tunggal, orang tuanya sibuk bekerja sehingga Jaehyun sering sendirian di rumah.
Taeyong sering menemani Jaehyun belajar karena pemuda itu buruk dalam pelajaran matematika. Dan beruntungnya Taeyong pintar dalam segala bidang dan orang yang penyabar.
Mengajari Jaehyun butuh kesabaran luar binasa, bukan biasa lagi.
"Paham nggak?"
Jaehyun menggeleng. "Enggak, susah banget. Kenapa sih di dunia ini harus ada matematika?!"
Taeyong tertawa kecil menatap Jaehyun. "Kalo matematika nggak ada, orang-orang nggak akan bisa ngitung, mereka jadi mudah dibohongin."
"Tapi lo nggak akan pernah bohongin gue, 'kan?"
Taeyong menatap ke dalam kelereng kecoklatan Jaehyun. Jantungnya berdebar cepat, perutnya dipenuhi kupu-kupu. Bibirnya ingin menyunggingkan senyum, tapi ditahannya.
"Apaan sih, nggak jelas!"
Jaehyun tertawa. "Taeyong."
"Apa?!" Balas Taeyong sebal.
"Manggil aja."
Jaehyun kembali fokus pada soal di bukunya. Taeyong masih memandang pemuda itu dengan senyuman yang tidak pernah luntur.
Bohong, ya?
Haruskah ia jujur jika selama ini Taeyong menyukai Jaehyun?
•••
Indonesia, 2000.
Taeyong muda hidup dalam indahnya kisah cinta remaja. Semangat bersekolah meningkat ketika mengingat ia juga akan bertemu Jaehyun nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Remember Me?✅
Fanfiction[ON GOING] Diulang tahunnya yang ke-17 Jeno mendapatkan kemampuan untuk melihat arwah kakaknya yang sudah meninggal. © kelonin, 2021. ⚠ BxB, Angst, Hurt, Death Character, Attempted Suicide. Inspired by Happy Birthday Series.