"Jeno, hari ini kakak nggak mau tau ya! Kamu harus dapet temen."
Jeno menghela napasnya, berisik sekali sih hantu ini pagi-pagi. Daritadi tidak berhenti mengoceh, padahal tidak makan tapi energinya tidak pernah habis.
"Iya-iya, bawel."
"Ih, keinginan kakak tuh pengen liat kamu punya temen." Ucap Taeyong lagi.
"Kenapa? Gue bisa kok hidup tanpa seorang temen, gue udah biasa sendirian."
"Mungkin kamu terbiasa sekarang, tapi nanti kamu bakal butuh mereka. Manusia nggak bisa hidup sendiri, kamu tau itu. Di pelajaran ada kan?"
"Hm." Balas Jeno seadanya. Ceramah terus.
"Kalo kamu punya temen, kakak juga perginya tenang."
Jeno menatap kakaknya aneh. "Apaan sih, ngomong nggak jelas." Remaja tampan itu pergi meninggalkan Taeyong di lapangan, dia sedang tidak mood bicara.
"Jeno! Janji ya hari ini harus punya temen!" Teriak Taeyong yang jelas hanya bisa didengar oleh Jeno seorang.
Jeno menatap piring makan siangnya. Hari ini menu makan siang sekolahnya adalah oseng-oseng sawi dan cumi crispy.
"Boleh duduk disini?"
Jeno mendongak menatap dua remaja laki-laki. Sebenarnya dia tidak suka makan dengan orang lain, tapi setelah melihat semua meja sudah penuh maka dengan berat hati Jeno mengangguk. Dia tidak sejahat itu untuk membiarkan seseorang tidak mendapat meja.
"Nama lo siapa?" Tanya pemuda itu.
Jeno hanya melirik sekilas tanpa mau membalas.
"Oh, Lee Jeno. Lo yang jago olahraga itu, 'kan? Gue denger lo baru menang lomba lari se-provinsi." Ucap pemuda itu. "Nama gue Jaemin btw, terus yang di sebelah gue ini Haechan."
"Nggak nanya." Balas Jeno. Berisik sekali pemuda ini.
Haechan menatap Jeno sengit. "Buset, galak banget. Gosipnya bener ternyata." Bisiknya pada Jaemin.
Taeyong di samping Jeno terkikik. Pemuda bernama Jaemin dan Haechan
ini sangat berisik dan cerewet, cocok dengan adiknya yang pendiam dan penyendiri."Jangan galak-galak, mereka bisa jadi temen pertama kamu loh!"
"Gue nggak akan jadiin orang berisik kaya mereka temen." Balas Jeno tanpa menatap kakaknya.
"Lo ngomong sama gue?" Tanya Jaemin bingung.
"Sama setan."
Haechan tertawa. "Setannya itu lo, Jae."
"Diem, Chan!" Ucap Jaemin kesal.
"Lo kelas IPS berapa?" Tanya Jaemin penasaran.
"Gue IPA."
"Wah, pinter dong berarti."
"Nggak juga."
"Menurut gue sih anak IPA itu pinter."
"Biasa aja. Bisa jadi murid sekolah ini aja udah hebat kok."
Jaemin mengangguk paham. "Lo selalu sendiri gini, ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Remember Me?✅
Fanfiction[ON GOING] Diulang tahunnya yang ke-17 Jeno mendapatkan kemampuan untuk melihat arwah kakaknya yang sudah meninggal. © kelonin, 2021. ⚠ BxB, Angst, Hurt, Death Character, Attempted Suicide. Inspired by Happy Birthday Series.