18. Bunda Forgot Taeyong

1.5K 199 1
                                    

2 bulan kemudian.

Katanya semakin malam maka pikiran manusia semakin liar. Lampu kamar Jeno masih menyala. Dia sedang duduk di ujung tempat tidurnya, gelisah.

Entah pikiran jelek darimana, tapi jika diingat dan diperhatikan lagi, Bunda sama sekali tidak pernah mengungkit atau membicarakan Taeyong.

Sungguh, ayah terkadang membicarakan sosok kakak dengan dirinya ketika berdua saja. Ada sebuah perkembangan dalam hubungan Donghae dan Jeno, ayah anak itu mulai dekat seiring berjalannya waktu.

"Besok gue mau ngomongin itu sama bunda, deh." Gumam Jeno.

"Ngomongin apa?"

"AH!!!" Jeno berteriak kaget. "Kak! Lo ngagetin gue tau!"

Taeyong malah tertawa lebar. Senyumnya manis, selalu. "Lagian kenapa jam segini belum tidur, emang besok kamu enggak sekolah?" Tanya Taeyong.

"Ya sekolah, makanya ini mau tidur. Tapi lo malah bikin gue kaget, gak jadi ngantuk kan!" Kesal Jeno.

"HAHAHAHAHA APAAN SIH, ya udah tidur sana."

"Hm."

Taeyong menggelengkan kepalanya heran menatap sang adik.

Setelah pulang sekolah, tentu dengan motornya yang sudah tidak lagi rusak, Jeno langsung memasuki rumah dan berganti pakaian.

Ayah masih di kantor, sedang dia berada di rumah bersama bunda yang sedang merajut di sofa ruang tengah dengan TV yang menyala.

"Bunda."

"Halo ganteng, udah makan?" Tanya Yoona tanpa menatap Jeno. Fokus dengan hasil rajutannya.

"Bunda ngerajut buat siapa?" Tanya Jeno penasaran. Walaupun ia sering melihat bunda merajut, tapi dia sama sekali tidak pernah melihat hasil jadinya. Entah kemana semua hasil rajutan bunda.

"Coba tebak."

"Buat Jeno?" Tanya Jeno narsis.

"Huh, pede banget kamu." Balas Yoona jenaka.

"Ya terus kalo bukan buat Jeno, buat siapa lagi dong?" Tanya Jeno penasaran. Matanya memperhatikan sekitar, memastikan tidak ada Taeyong di sekitarnya.

"Buat Kak Taeyong?" Ceplos Jeno.

Yoona berhenti, tapi kemudian melanjutkan rajutannya dengan senyum kecil di wajah yang masih ayu itu.

Dan Jeno memperhatikan semua gerak-gerik bundanya. Jadi, itu untuk Taeyong? Benar?

"Buat Kak Taeyong beneran?" Tanya Jeno sekali lagi karena belum mendapat jawaban pasti.

"Coba ambilin brownies di dapur dong, yang di toples warna coklat." Suruh Yoona.

Jeno mengangguk patuh, kembali lagi setelah membawa toples coklat. Jeno tahu bunda berusaha menghindari pertanyaannya tentang Taeyong. Jadi, semalam bukan hanya tebakan melainkan kebenaran. Kebenaran bahwa bunda berusaha melupakan semua tentang Taeyong.

Meski masih ada foto kakaknya di dinding, bunda mengabaikan itu semua. Semua foto kakak berada di dinding karena keinginan ayah agar mereka tidak melupakan sosok Taeyong.

Tapi mengapa bunda malah berusaha melupakan kakaknya? Apa yang salah disini?

"Bunda, kenapa bunda mengalihkan pembicaraan?"

Do You Remember Me?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang