20. What If Taeyong Never Existed?

1.6K 218 1
                                    

Jaehyun menatap Jeno, merasa turut bersedih setelah mendengar cerita dari pemuda itu.

"Lo nggak perlu respon cerita gue bang, gue cuma butuh tempat buat cerita. Gue beneran nggak punya siapapun di dunia ini, selain kakak gue. Itupun──" Jeno tidak melanjutkan ucapannya dan memilih diam.

"Hidup kadang nggak berjalan dengan sesuai yang kamu mau, dan kenyataan nggak selalu manis. Tapi pada akhirnya kamu juga harus menerima atau terpaksa menerima, berdamai namanya. Jen, ikhlas itu belajarnya seumur hidup."

Jeno mengangguk. "Gue berusaha, bang." Balas Jeno pelan.

Jaehyun tersenyum, menepuk punggung Jeno pelan. "Kakak kamu disini?"

Jeno menatap sekelilingnya, menggeleng. "Gue marah sama Kak Taeyong, dia juga kayaknya sengaja nggak nunjukkin dirinya karena nggak mau gue tambah marah."

"Jeno, kayaknya sekarang saya tau apa yang jadi tugas kakak kamu di dunia ini, dan yang jadi sebab kenapa dia belum pergi ke dunianya."

Jeno menatap Jaehyun penasaran.

•••

Jeno berlari menuju danau tempat kakaknya biasa menenangkan diri, menatap sekeliling dan tidak menemukan siapapun atau sosok kakaknya duduk disana.

"Kak Taeyong!" Panggil Jeno entah pada siapa. Karena hanya ada Jeno disana sendirian. "Lo dimana sih kak..." lirih Jeno.

"Kak Taeyong! Gue tau lo denger gue sekarang, gue pengen lo pulang! Gue pengen ketemu lo! Gue minta maaf kalo gue salah sama lo." Teriak Jeno.

"Tolong jangan pergi sebelum lo ketemu sama gue." Ucap Jeno lebih lirih. Sore itu Jeno pergi menuju rumahnya, melewati jalan yang sama dengan Taeyong 17 tahun lalu.

Tidak terasa perjalanan lumayan jauh telah Jeno tempuh menuju rumahnya. Pemuda itu terus memperhatikan sekitarnya, mana tahu menemukan sosok sang kakak yang sedang ia cari.

Mata sipit itu menatap gerbang hitam tinggi rumahnya. Menghela napas perlahan. Ayo berani.

"Jeno!"

Yoona berlari menuju putranya yang baru saja memasuki pekarangan rumah.
Memeluk pemuda itu erat-erat. "Kamu kemana aja?" Tanya nya.

Jeno bungkam. Bukan mau jadi anak durhaka, ia hanya tidak memiliki tenaga sebanyak itu untuk membalas bunda.

Donghae menarik istrinya menjauh. "Kamu masuk dulu gih, istirahat ya."

Jeno mengangguk, menatap Yoona sekilas sebelum memasuki rumah.

"Kalau kamu mau bicara sama Jeno, nanti aja." Ucap Donghae.

Jeno menatap tangga menuju kamarnya. Biasanya di tangga itu ada Taeyong yang menyambutnya pulang. Tapi sekarang tangga itu kosong.

Jeno membuka pintu kamarnya perlahan. Menatap sosok pemuda yang tengah duduk di meja belajar sendirian.

"Kak Taeyong?" Panggil Jeno.

Taeyong menoleh menatap Jeno. "H-hei." Sapa pemuda itu.

Jeno berlari hendak memeluk tubuh sang kakak, "eh?"

Taeyong tersenyum. "Waktu kakak menipis, tugas kakak juga udah selesai." Bisiknya.

"Jangan. Jangan hilang dulu." Jeno menggeleng, berusaha meraih tubuh kakaknya yang bahkan tidak lagi bisa ia sentuh. Jeno menangis mendudukkan dirinya di bawah, menatap Taeyong yang berdiri dengan kondisi yang sama.

Do You Remember Me?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang