Setelah melalui perjalanan melelahkan dan malam panjang, Boboiboy memulai latihan dengan Fang dan Ochobot sebagai pengawasnya. Mereka berdua berdiri di atas bukit gersang, dekat dengan berbagai tower yang merupakan sumber tenaga listrik. Menurut informasi yang Ochobot berikan, berada dekat dengan sumber kekuatan membuat kekuatan Boboiboy meningkat sedikit demi sedikit.
Tadinya, Ochobot menyarankan untuk menyerap kekuatan elemental agar mempercepat proses, tapi Boboiboy menolak dengan alasan tidak mau merusak planet. Lagi pula, dia juga perlu belajar mengendalikan kekuatannya. Jika tidak, kekuatan itu bisa merusak dirinya.
"Tidak, tidak, posisi tangan dan kakimu salah. Kepalanmu kurang kuat, kaki belakangmu sedikit menyamping, jangan lurus dengan yang depan. Luruskan lutut yang di belakang. Nah, begitu."
Sejak tadi, Fang membenarkan posisi kuda-kuda Boboiboy yang sedikit keliru. Laki-laki itu paham kuda-kuda dasar, tapi kurang paham dengan kuda-kuda yang lain. Di hari pertama, Fang hanya ingin mengajarkannya dengan mengasah kemampuan, untuk jurus bisa besok atau lusa.
Setelah diberi kode, Boboiboy menendangkan kakinya. Bertepatan dengan itu, Fang menangkap kakinya, membenarkan posisi kaki untuk melakukan tendangan baru yang dia ajarkan.
"Tendang menggunakan punggung kakimu. Luruskan, kalau tidak, kakimu bisa kesakitan. Ulangi."
Untuk pertama kalinya, Boboiboy menurut pada Fang tanpa sedikit bantahan pun. Biasanya mereka akan berdebat kecil, tidak terima diatur atau disalahkan karena berpikir diri sendirinyalah yang paling benar. Tapi, untuk kali ini, Boboiboy bertekad benar-benar ingin menuruti Fang, mengingat laki-laki itu sebenarnya lebih hebat darinya jika tidak menahan diri.
"Bagus. Tapi tendangan kaki kirimu lemah sekali," cibir Fang sambil menyodorkan air mineral yang mereka bawa sebagai bekal. Setelahnya, dia mengalihkan pandangan, menatap ke langit yang kemerahan. Tempat ini memang memiliki langit jingga saat siang, violet saat malam.
Keadaan tanah di tempat ini tidak bagus, sangat gersang, bahkan rumput pun kering kekurangan nutrisi. Selain itu, pepohonan di sini pun tampak kering kerontang, tersisa batang kering yang menambah kesan seram. Planet yang terlihat tak berpenghuni, tapi merupakan sumber listrik dengan segala jenis tower yang berdiri di puncak bukit.
Nyatanya, di balik bukit masih ada kehidupan. Sekumpulan kota kecil yang tidak padat penduduk. Boboiboy dan teman-temannya memilih tinggal di area hutan kosong alih-alih di sana mengingat tak ingin dicurigai. Membeli kebutuhan pun mereka harus menyamar. Juga, beruntungnya ada Fang yang kaya raya, menyokong dana berupa beberapa keping emas, perak, dan berlian sebagai alat pembayaran.
"Tempatnya bagus ya, Fang? Sayang sekali hanya separuh yang diisi kehidupan."
Menoleh pada Boboiboy, Fang mengangguk setuju. Kedua tangan yang tadinya terlipat di depan dada diturunkan, tangan kanannya meninju udara kosong, seolah-olah menggenggam sesuatu, sementara tangan kiri berkacak pinggang. "Tempat yang cocok untuk kita genggam. Bukankah begitu?"
"Kau ini bicara apa?" Boboiboy terkekeh mendengar penuturan Fang. "Kau tidak berpikir ingin menaklukkan planet ini kan?"
"Aku tidak tahu," jawabnya sambil mengedikkan bahu.
Diam-diam, di tengah keheningan yang melanda sejak sepersekian detik, Boboiboy menatap Fang yang masih terlihat memesona di sampingnya, dengan wajah tampan dan tegas yang membuatnya harus menahan diri untuk tidak melemparkan tubuh ke pelukannya.
"Boboiboy, desa itu diserang!" suara Ochobot membuat keduanya menoleh. Setelah saling melirik satu sama lain, keduanya bergegas, mengikuti Ochobot yang sudah pergi lebih dulu.
****
Tiba di sana, keadaan benar-benar porak poranda. Keadaan pasar yang beberapa lalu mereka datangi masih baik-baik saja, tampak hancur tak bersisa akibat tiga alien berbadan besar yang tengah dihadapi Yaya, Ying, dan Gopal di sana, sementara Ochobot sudah berlindung sambil mengevakuasi para warga.
"Akhirnya kau datang, Boboiboy. Aku sudah menunggumu. Melawan teman-temanmu yang lemah bukanlah levelku." Sebuah suara terdengar, tampak seorang alien bertubuh besar mendekat. Tubuh birunya yang kekar tak membuat Boboiboy ketakutan, bahkan saat seringaian muncul di bibirnya, menampilkan taring panjang yang tampak siap mencabik-cabik tubuh Boboiboy.
Baru saja menyiapkan kuda-kuda untuk menyerang, Boboiboy dikejutkan dengan gerakan Fang yang menundukkan kepalanya, disusul tendangan kuat yang membuat alien monster itu terdorong beberapa meter.
"Hati-hati. Tetap fokus, dia sangat cepat berpindah tempat."
Peringatan Fang membuat Boboiboy membulatkan mata. Ini tidak adil. Alien itu menghilang dengan cepat. Boboiboy bahkan belum sempat merasakan keberadaannya.
Setelah alien itu melayangkan serangan lagi, Boboiboy berhasil menahannya dalam mode Boboiboy petir, menyengatkan pedang petirnya pada alien menyebalkan itu. Sayangnya, pada serangan ketiga, pedangnya dipatahkan.
"Awas, Boboiboy!" teriak Fang saat si alien melayangkan pukulan dengan kekuatan yang lebih besar. Keduanya terlempar berpuluh-puluh meter, dengan posisi Fang yang menerima pukulan sebagai perisai.
"Fang!"
Boboiboy benar-benar tak bisa membayangkan seberapa sakit tubuh Fang, terlebih laki-laki itu sampai memuntahkan darah segar. Fang terbatuk beberapa kali, memuntahkan darah dalam jumlah yang lumayan.
"Sudah menyerah, Boboiboy?"
"BERANINYA KAU!"
Kedua mata bulat Boboiboy mengilatkan amarah, tangannya mengepal kuat, napasnya memburu, menandakan dia tengah berusaha menekan emosinya agar tidak sampai ke puncak. Nyatanya, usaha Boboiboy sia-sia. Melihat Fang yang tak kunjung berhenti batuk darah membuat emosinya semakin meluap-luap.
Si alien mengerutkan kening, terlihat tertarik dengan pertarungan berikutnya. Sejak tadi, dia sudah bosan saat pertarungan berat sebelah. Memenangkan pertarungan dengan orang yang digadang-gadangkan sebagai pahlawan super terkuat yang sudah mengalahkan banyak alien tidak seru jika dia menang semudah itu.
Awalnya, dia sempat tertarik dengan respons cepat yang si penguasa bayangan berikan. Bahkan, tadi dia sempat kesal saat laki-laki itu menyemburnya dengan api dari naga bayang tahap kedua. Sayangnya, kelemahan laki-laki itu terlalu kentara. Boboiboy. Jadikan Boboiboy target, maka semuanya selesai. Dan analisisnya benar, si penguasa bayang langsung tersingkirkan karena melindungi Boboiboy yang sebenarnya bisa bertarung sendiri alih-alih menjadi beban.
"Aku akan tunjukkan padamu yang sebenarnya!" teriak Boboiboy. Tubuh kecilnya berlari ke arah si alien. Tepat saat alien itu hendak melayangkan pukulan, Boboiboy menghilang.
"AKU DI SINI!"
Boboiboy menyerangnya habis-habisan. Yaya, Ying, dan Gopal sampai membulatkan mata saking tak percayanya melihat Boboiboy yang menyerang membabi buta menggunakan kekuatan elemental petir tahap kedua; halilintar.
Bos alien itu dia kalahkan dalam sekejap. Dia tak akan mengulang kesalahan yang sama. Tanpa mengacuhkan bos alien yang tumbang di belakangnya, Boboiboy Halilintar berlari cepat, mendekati Fang yang pingsan dengan wajah pucat. "Fang, bertahanlah," ujarnya sebelum melesat pergi untuk mengobati Fang, tanpa berbicara pada teman-temannya yang sudah bingung setengah mati.
Kumpulan alien itu sudah pergi, membawa serta bos mereka yang payah. Mereka tak ingin bernasib sama jika tetap di sana.
________________________________________________
Niatnya up semalem, tapi g ada sinyal karena matlis. By the way, mungkin latihan di sini bakal soal jurus-jurus bela diri. Karena di film Boboiboy nggak di-spill gimana latihannya (selain latihan sama Tok Kasa), jadi gue buat sendiri.
Kebetulan gue belajar bela diri, jadi untuk jurus-jurusnya gue pake yang gue tau, termasuk aturannya. Bukan karangan bebas cuma karena ini fiksi :v.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elemental's (FangBoy)
FanfictionBL [COMPLETED] _____________________________ Boboiboy, si pemilik kekuatan elemental, setelah mengganti jam kekuatan harus kembali memulai dari awal, mendapatkan kekuatan-kekuatan yang pernah dia gunakan sebelumnya _______________________________ Fa...