12 - You Can't

1.4K 156 2
                                    

Tiba di lokasi, Boboiboy Taufan dan Fang mendapati Yaya, Ying, dan Gopal yang sudah ditahan oleh sekumpulan alien. Kumpulan alien ini bukanlah anak buah Tu'la yang ingin balas dendam. Mereka memiliki wujud seperti manusia, tapi Fang yakin mereka tidak dari planet yang sama dengannya.

"Apa yang kalian mau, huh?! Lepaskan teman-temanku!" seru Boboiboy Taufan. Mata birunya berkilat marah, sementara Fang masih bungkam di sisinya.

Salah satu dari mereka maju, menatap Boboiboy dan Fang yang lebih pendek darinya. "Kami kemari diperintah oleh tuan kami. Kami diperintahkan untuk membawa Boboiboy ke hadapannya dalam keadaan hidup."

"Tidak akan kubiarkan!"

Bukan Boboiboy, tetapi Fang yang menjawab. Laki-laki belasan tahun itu dengan berani membalas tatapan alien yang mungkin seumuran dengan kakaknya. Alien bertubuh kurang lebih setinggi dua meter yang tengah menatapnya tajam.

Alien berkulit putih itu terkekeh. "Aku tidak butuh persetujuanmu untuk membawanya. Siapa kau?"

Mengepalkan tangan, entah mengapa pertanyaan itu membuatnya kesal setengah mati. Pertanyaan yang menunjukkan seberapa tidak pantasnya dia untuk melakukan apa pun untuk Boboiboy. "Aku Fang, pengendali bayangan. Kalau kau mau membawa Boboiboy, kau harus lewati aku dulu!"

"Aaahh ... begitu. Boboiboy punya pengawal khusus ya? Fang, adik Kapten Kaizo, alien yang ditakuti oleh banyak kalangan. Kau mempermalukan kakakmu, Fang. Kakakmu tidak pernah melindungi manusia biasa yang bukan siapa-siapanya."

"ITU BUKAN URUSANMU!"

Alien itu tertawa, entah di mana letak kelucuannya, atau dia tengah menertawakan Fang. Beberapa detik setelahnya, alien berwajah tampan itu bungkam, memberi perintah pada barisan di belakangnya untuk melancarkan aksi.

Diserbu oleh lebih dari sepuluh alien sekaligus, Fang masih mampu menyeimbangi. Ditambah lagi, Boboiboy Taufan turut membantunya. Laki-laki itu tak bisa diam saja saat Fang berusaha melindunginya. Dua lawan sepuluh.

Beberapa saat memperhatikan, Fams---alien yang berbicara tadi---langsung memerintahkan sisa pasukannya untuk menyerang, ditambah dengan kekuatannya sendiri. Tentu saja, Fang langsung terpental beberapa meter setelah Fams memukulnya diam-diam.

"Kau pengecut!" seru Boboiboy Taufan tak terima, lalu menghampiri Fang. "Kau tak apa-apa, Fang?"

Fams terkekeh pelan, ikut menghampiri dua remaja yang sibuk beberapa meter di hadapannya. "Itu bukan pengecut, Boboiboy. Di pertandingan tak ada peraturan, itu namanya taktik. Hanya pahlawanlah yang bertindak sok adil seakan dia sangat pemberani. Dan aku bukanlah pahlawan. Aku akan mengalahkan pahlawan."

Sambil memaksa bangkit, Fang menatap Fams sebal. Tangan kanannya memegangi sisi perut kiri yang terasa nyeri, kacamatanya sedikit merosot. Sekali lagi, dia memandang Yaya, Ying, dan Gopal yang pingsan dalam keadaan terikat di dekat pesawat.

Melihat keadaan Fang membuat Boboiboy Taufan tak tega. Dia juga tak mau menyerahkan diri. Dia bukanlah tipe yang akan cepat menyerah.

Sementara itu, Fams masih menampilkan senyuman menyebalkan. "Bagaimana, Boboiboy? Ikutlah selagi aku menawarkan dengan cara baik-baik."

"Boboiboy tidak akan ikut denganmu!" seru Fang, "lebih baik kau pulang dan katakan pada tuanmu kalau Boboiboy tidak akan ikut!"

"Sudah kubilang, aku tak butuh persetujuanmu." Lagi-lagi Fams meninju Fang yang dalam keadaan tidak siap. Sontak, Boboiboy Taufan menjerit keras, menghampiri Fang yang tampak semakin tak berdaya.

"Jangan ikut dengannya, Boboiboy ...," lirih Fang sebelum memejamkan mata. Kepalanya terbentur ke pohon tumbang yang dia duduki pagi tadi.

Mata Boboiboy Taufan langsung membulat, lagi-lagi Fang celaka karena melindunginya. Air matanya tanpa diminta membasahi pipi, bersamaan dengan air matanya yang jatuh ke tanah, sinar kuning keemasan muncul, mengurung Boboiboy Taufan di dalamnya.

Sinar kuning keemasan itu membuat Gopal, Ying, dan Yaya sadar dari pingsannya. Tepat saat itu juga, Boboiboy yang tadi berlutut di dekat Fang berdiri tegak, dalam keadaan berubah menjadi Boboiboy Gempa, kekuatan elemental yang mengenakan pakaian dominan cokelat dan topi terbalik.

Berbalik menghadap Fams yang memasang ekspresi biasa-biasa saja, Boboiboy Gempa menatapnya tajam. "Beraninya kau melukai temanku! Golem tanah!"

Tepat saat golem tanah muncul di belakangnya, mengungkung Fams agar tak mampu bergerak, barulah alien dengan sepasang iris yang berbeda warna---kanan cokelat dan kiri merah---itu terbelalak kaget. Bibir tipisnya terbuka lebar, ekspresi terkejutnya benar-benar kentara.

"Tumbukan tanah!" Tangan mengepal muncul dari bawah tanah, memukul perut Fams kuat, bahkan golem tanah sampai bergeser beberapa sentimeter. Sementara itu, Fams langsung memuntahkan darah segar ke tanah.

Melihat keadaan Fams yang sudah tak berdaya, Boboiboy Gempa menghilangkan golemnya, hendak melancarkan serangan kedua, tapi anak buah Fams langsung membawanya pergi. Sayangnya, Yaya, Ying, dan Gopal berhasil melepaskan diri.

"Serahkan pada kami, Boboiboy!" seru Ying senang.

Boboiboy Gempa hanya tersenyum, lalu menghampiri Fang yang pingsan. Lagi-lagi air matanya jatuh, dia menangis tanpa suara. Berubah dalam keadaan tidak siap membuat energinya terkuras, saat tiba di samping Fang dia seakan sesak napas. Menunduk, dikecupnya sebentar bibir merah Fang, sebelum akhirnya dia ikut kehilangan kesadaran, pingsan di dekat Fang.

Sementara itu, Yaya, Ying, dan Gopal masih menyalurkan kekesalan karena dikalahkan dengan satu serangan. Fams sudah masuk ke pesawat, dibawa oleh anak buahnya pergi, meninggalkan lima anak buah yang masih dihajar habis-habisan oleh Yaya, Ying, dan Gopal. Mereka tak mau menunggu, itu akan membuat mereka turut serta jadi korban.

Kehilangan lima pasukan bukan masalah besar, yang menjadi masalah karena mereka tak bisa membawa Boboiboy ikut serta ke tempat tuannya.

The Seven Elemental's (FangBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang