Tidak seperti yang mereka duga, nyatanya pasukan Kapten Bajak Laut lebih dahulu menyerang Stasiun Keamanan Luar Angkasa. Entah bagaimana mereka bisa mengetahuinya. Hal itu tentu saja membuat Fang yang sudah siap lepas landas menuju Bumi kembali tertunda, turut serta menghadapi sekian ratus pasukan yang dikerahkan.
Tapi, ada baiknya juga. Pasukan Kapten Bajak Laut itu tidak kuat-kuat amat. Jadi, mereka bisa menangkap tanpa perlu menuju planet itu lagi. Sayangnya, sang kapten bersama keponakan dan beberapa pasukannya berhasil lari. Hanya sebagian pasukan yang tertangkap, sekaligus tangan kanan sang kapten.
Setelah mengurus yang ada di Stasiun, Fang melesat menuju Bumi, mengobati sendiri lukanya di dalam pesawat. Entah mengapa, dia sudah tak sabar ingin kembali. Padahal, dulu, dia lebih suka menjalankan misi daripada melakukan hal seperti ini.
Menghela napas, baru saja hendak memejamkan mata, suara bip berbunyi di kacamata yang dia letakkan di atas meja. Segera, dia mengenakannya kembali, menerima panggilan dari seseorang yang dia tahu betul siapa. "Hai juga."
****
Di Warung Cokelat Tok Aba, sejak tadi Boboiboy tak henti-hentinya mengulas senyum. Entah mengapa, tiap kali usai menghubungi Fang, perasaannya tiba-tiba bahagia, ingin terus tersenyum sepanjang hari.
Angin kencang yang datang tiba-tiba membuatnya menoleh. Mata bulatnya sampai terbelalak saking terkejutnya melihat pesawat Fang mendarat di lapangan dekat warung kakeknya. Dia baru saja berbicara dengan Fang melalui panggilan di lencana yang Fang berikan, tapi alien itu tak menyinggung apa pun soal dirinya kembali ke Bumi. Padahal, Boboiboy sudah bertanya kapan, tapi Fang malah mengalihkan pembicaraan.
Meletakkan tatakan gelas yang selesai dia bilas, Boboiboy langsung berlari menghampiri pesawat Fang. Baru saja pintu pesawat terbuka, dia mempercepat larinya, langsung menubruk tubuh Fang membuat keduanya hampir saja jatuh. Beruntung, Fang mampu menahan berat badannya, lalu balas melingkarkan tangan di pinggang laki-laki manis itu.
Melepas pelukan keduanya---tapi Fang masih menahan pinggangnya membuat kedua tangan Boboiboy menahan dada Fang untuk memberi jarak---Boboiboy menatap Fang sebal. "Aku tadi bertanya kau malah mengalihkan pembicaraan. Apa maumu, hah?"
Tertawa hambar, Fang membalas, "Aku tidak mau menjawab sesuatu yang tidak ingin kujawab."
Mengalihkan pandangan, saat sadar pada posisi keduanya, Boboiboy langsung menegang. Wajahnya terasa luar biasa panas, semakin enggan menatap lagi ke arah Fang. Beruntung Fang belum sempat keluar, masih berdiri di dalam, tempat yang cukup gelap. Dia harap tidak ada yang melihat.
"Fang, Boboiboy!"
Panggilan itu membuat Boboiboy sontak mendorong Fang. Bahaya kalau temannya berpikir yang aneh-aneh. Dia hanya melakukan semua secara spontan untuk melampiaskan kekesalan pada Fang yang tidak memberi kabar kepulangan tapi tiba-tiba mendaratkan pesawat di lapangan. Dia tak menyangka jika begini. Posisinya tadi juga ... astaga, bisakah dia hilang ingatan saja?
"Wah, Fang, lama tak bertemu. Bagaimana misimu?" tanya Yaya. Seperti biasa, gadis itu selalu bersikap ramah dan peduli pada teman-temannya. Astaga, Boboiboy malu sendiri. Dia langsung memeluk dan mengomel alih-alih bertanya mengenai misi Fang. Padahal dia yakin, dirinya tidak seperti ini biasanya.
"Misiku sukses."
"Wajahmu ...."
Fang menyentuh pipinya yang lebam, lalu tertawa. "Santai saja. Ini hanya luka kecil. Bagaimana kekuatan elementalmu, Boboiboy?"
Mereka berjalan beriringan, menuju konter pemesanan Warung Cokelat Tok Aba. Sesekali bersenda gurau, juga menanyakan mengenai kisah-kisah Fang selama menjalankan misi. Sementara itu, Boboiboy tampak murung saat menceritakan bahwa kekuatan elementalnya tak ada peningkatan.
Kelimanya duduk di depan konter pemesanan, dengan senang hati Tok Aba menghidangkan es cokelat spesial untuk Fang yang baru datang. Siang-siang begini memang paling nyaman meminum yang segar-segar. Alien tampan itu menepuk pundak Boboiboy yang murung saat ditanya mengenai kekuatan elementalnya. "Tak apa. Kau bisa mencoba lagi. Mulai besok, kita latihan lagi. Oke?"
"Ya," sahut Boboiboy tak berminat. Dia menopang dagu, sesekali melirik Fang yang duduk di sampingnya. Akhir-akhir ini, memandangi wajah Fang menjadi salah satu kegiatan yang dia gemari. Sayang sekali, sudah beberapa lama ini dia tak melihatnya karena Fang berada di luar angkasa.
"Sebenarnya, misi apa yang kau jalani, Fang? Sepertinya sangat sibuk sampai kami tidak ada yang bisa menghubungimu."
Bicara soal misi, Fang jadi teringat penemuannya di berkas-berkas Kapten Bajak Laut itu. Rencana yang ditulis pada kertas benar-benar mencengangkan bagi Fang. Alih-alih menjawab pertanyaan Gopal, Fang melirik Boboiboy yang masih menopang dagu. Haruskah dia beri tahu?
"Oi, Fang! Aku bertanya kau malah melamun."
"Hah?" Kesadaran Fang kembali, kepalanya menoleh pada Gopal. Detik berikutnya, dia menghela napas. "Tidak, hanya misi biasa. Aku memang tidak bisa dihubungi karena harus fokus agar misi segera selesai."
"Misi biasa tapi membuatmu lebam?"
"Lebam ini biasa. Jangan berlebihan. Atau kau mengkhawatirkanku?"
Wajah menjengkelkan yang Fang tunjukkan membuat Gopal berdecih, lalu memukul punggung Fang kuat. "Aku hanya tidak ingin kalau orang yang sering kuhutangi celaka. Tapi, kalau kau mati, hutangku bisa lunas. Hehe."
Mendengar pengakuan Gopal, Fang mengalihkan pandangan tanpa menjawab.
_______________________________________________
Gue udah ngetik sampe tamat. Jadi, mulai hari ini, gue usahakan bakal up tiap hari. Biar cepet juga gue kasih kejutan wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elemental's (FangBoy)
FanfictionBL [COMPLETED] _____________________________ Boboiboy, si pemilik kekuatan elemental, setelah mengganti jam kekuatan harus kembali memulai dari awal, mendapatkan kekuatan-kekuatan yang pernah dia gunakan sebelumnya _______________________________ Fa...