9 - Glitch

1.4K 173 0
                                    

Ochobot yang sempat Boboiboy lemparkan langsung kembali bangkit, terbang ke belakang Fang untuk memastikan Boboiboy baik-baik saja. Di tempatnya berdiri, Boboiboy menunduk dalam sedangkan Adu Du tertawa nyaring. "Rasakan penemuan baruku! Tembakan emosi! Kau akan bersedih dan menyerah kalah selamanya!"

Alih-alih bersedih seperti yang Adu Du ucapkan, Boboiboy tertawa bahagia. Mata cokelat jernihnya berubah menjadi biru cerah. Dalam hitungan detik, dia berubah menjadi Boboiboy Taufan. Dia tertawa terus-menerus, terbang menaiki hoverboard biru langit.

"Pusaran taufan!"

Angin kencang muncul dari tangannya, berputar ke arah Adu Du dan Probe, menghempas keduanya hingga beberapa meter. Sementara Boboiboy sibuk bermain-main dengan Adu Du dan Probe, Fang menoleh ke arah teman-temannya. "Kalian bawa Ochobot ke pesawat, obati juga luka-luka kalian, aku akan membantu Boboiboy!"

Tanpa membantah, teman-teman Fang yang memang mendapat beberapa luka kecil di tubuh langsung membawa Ochobot pergi. Misi mereka kemari hanya untuk mengambil kembali Ochobot. Jika Ochobot sudah didapat, harus segera diamankan. Soal Adu Du sebenarnya bisa belakangan, mereka bisa lari. Tapi, masalahnya ada di Boboiboy yang terkena pistol korsleting milik Adu Du.

Saat Boboiboy hendak dihantam menggunakan tangan robot super besar milik Mega Probe, Fang langsung mengeluarkan tali bayang, menahan tangan Mega Probe dari belakang. Sejenak, Boboiboy mengintip ke belakang, memperhatikan Fang yang tertutup badan besar Mega Probe.

"Hehehe, terbaik!" Laki-laki manis itu kembali meluncurkan serangan, mengangkat Mega Probe beserta Adu Du ke udara, lalu melemparkannya hingga terjerembab di atas tanah dalam keadaan menyakitkan.

"Berikan obat untuk menyembuhkan Boboiboy!" seru Fang pada Adu Du yang tengkurap di atas tanah.

Alih-alih menuruti permintaan Fang, Adu Du tertawa menantang. "Coba cari sendiri kalau bisa. Kau kan adik seorang kapten yang ditakuti di antariksa, kau pasti cukup pandai untuk tahu di mana letak cairan penyembuh itu."

"Kau ini!" Fang hendak menyerang kembali Adu Du, tapi alien hijau berkepala kotak itu langsung menyerahkan formula penyembuhannya. Dia tak ingin dihajar lagi. Sudah cukup tubuhnya dibolak-balik sampai mual oleh Boboiboy Taufan, tidak lagi dihajar oleh Fang.

Mengambil formula yang Adu Du berikan dengan kasar, Fang berujar, "Seharusnya kau memberikan padaku sejak tadi. Awas kalau kau berbohong. Aku akan mencarimu sampai mana pun."

Tanpa menunggu respons Adu Du, Fang menghampiri Boboiboy Taufan yang masih tertawa tak henti-henti sambil duduk bersila di atas hoverboard miliknya. Fang yakin, jika diminta, dalam keadaan seperti ini Boboiboy akan menolak untuk meminum formula penyembuhannya. Maka dari itu, Fang langsung menahan Boboiboy, mendongakkan kepala laki-laki itu kasar, lalu memaksanya menenggak cairan yang Adu Du berikan.

Tak peduli walau Boboiboy meronta, kali ini dia harus tega. Dalam hitungan kurang dari sepuluh detik, Boboiboy Taufan diam, iris biru cerahnya menatap Fang, bibirnya menyunggingkan senyum ceria. "Fang! Akhirnya aku bertemu kamu lagi!"

Hampir saja Fang jatuh duduk jika dia tidak bisa menahan dorongan Boboiboy Taufan yang sekarang memeluknya erat. Ini kekuatan elemental kedua Boboiboy yang mampu membuatnya bungkam setelah Halilintar.

"Engg ... lebih baik kita segera ke pesawat, Taufan. Pipimu juga tergores. Ayo, aku akan mengobatimu."

"Bagaimana dengan Ochobot?" Mata birunya menatap Fang polos, mengerjap beberapa kali, tanpa menyadari gelagat Fang yang tampak canggung sambil menggaruk tengkuk.

"Dia sudah di pesawat. Tenang saja," jawab Fang kemudian, lalu berjalan beriringan dengan Boboiboy Taufan menuju pesawat angkasa miliknya.

****

Sejak tadi Fang tak henti-hentinya menghela napas untuk menetralkan rasa salah tingkahnya di depan Boboiboy Taufan. Bagaimana tidak? Selama dia mengobati pipinya, Boboiboy Taufan terus menatapnya sambil tersenyum. Fang ngeri sendiri dibuatnya.

"Fang, kau mau ke mana?" Boboiboy Taufan menatap penuh rasa ingin tahu saat melihat Fang melangkah pergi hendak meninggalkannya sendirian di ruangan.

Tanpa menoleh ke belakang, Fang menjawab sambil mengibaskan tangan kanan, "Cari angin."

"Aku ikut! Kekuatanku kan angin, harusnya bersamaku saja. Sama saja kok."

"Terserah."

Seperti yang Fang ucapkan, laki-laki itu duduk di tangga pesawat, menopang dagu sambil menatap langit. Sejak dulu, Fang suka sekali melakukan ini. Bahkan, sejak pertemuan pertamanya dengan Boboiboy di sekolah, laki-laki itu selalu menopang dagu sambil menatap langit melalui jendela saat guru menjelaskan di depan.

Awalnya, Boboiboy penasaran apa yang Fang lihat. Saat tahu identitas aslinya, Boboiboy paham. Jika sedang begini, artinya Fang tengah merindukan keluarganya. Walaupun dia hanya berdua dengan sang kakak yang sikapnya acuh tak acuh---karena tak tahu di mana orang tuanya---Fang selalu merasa patut mensyukuri nasibnya. Setidaknya, sang kakak masih merawat dan menjaganya dengan baik.

Di tengah-tengah kesunyian antara keduanya, Fang menoleh ke samping kiri saat merasakan pundaknya bertambah berat. Di dekatnya, Boboiboy tertidur nyenyak disertai dengkuran. Boboiboy yang tadinya masih menjadi Taufan, sekarang tampak seperti biasa, dengan pakaian oranye dan topi terbalik alih-alih miring seperti tadi.

Tanpa sadar, senyum Fang tersungging. Di antara sekian banyak kekuatan elemental Boboiboy, dia lebih suka Boboiboy yang asli. Selain sikapnya yang terkadang polos membuatnya bertambah manis, kedewasaan dan kekanakan yang datang bersamaan membuat Fang benar-benar merasa nyaman, merasa Boboiboy sangat menarik baginya.

Setelah mengusap rambut cokelat Boboiboy pelan, Fang langsung mengangkat tubuhnya, memindahkan ke ruangan yang Boboiboy dan Gopal tempati sebagai kamar. Di sana, Gopal sudah mendengkur keras saat Fang membaringkan Boboiboy di kasurnya. Dia bersyukur, tidak ada temannya yang melihat, artinya tidak akan ada yang bertanya-tanya.

The Seven Elemental's (FangBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang