21 - Please, Tell Me

1.3K 145 12
                                    

Setelah latihan beberapa minggu, akhirnya Boboiboy bisa menguasai kekuatannya sendiri. Bahkan, seluruh kekuatan elementalnya sudah muncul. Namun, dia belum mampu mengendalikan satu kekuatan lagi. Boboiboy Solar. Selain memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, Boboiboy Solar enggan bekerja sama. Akhir-akhir ini juga Fang semakin abai padanya, bahkan kadang tak melatihnya.

Seperti saat ini, Boboiboy memilih berlatih sendirian. Beberapa kali mencoba fokus agar mampu mengeluarkan kekuatan solar, pikirannya selalu teralihkan pada sikap Fang akhir-akhir ini. Berkali-kali juga dia melirik pada Fang yang duduk di atas batu dekat air terjun sambil menatap langit. Gopal yang mengoceh di dekatnya pun tak dia pedulikan.

"Dey, Boboiboy! Kau dengar apa yang aku ucapkan?"

"Hah?" Dia menoleh pada Gopal, memasang ekspresi kebingungan. Dia bahkan lupa Gopal berada di sana, bagaimana mungkin dia bisa tahu apa yang Gopal bicarakan? "Eh? Kau bilang apa, Gopal? Maaf, aku tidak fokus tadi."

"Cih, menyebalkan. Sudahlah, aku mau makan." Gopal langsung pergi, meninggalkan Boboiboy seorang diri, melangkah menuju Yaya dan Ying untuk meminta makanan.

Melihat Gopal yang pergi begitu saja, Boboiboy menggaruk kepalanya canggung. Karena pikiran dan perhatiannya teralihkan pada Fang, dia sampai mengabaikan Gopal. Walau dia yakin ucapan Gopal tidak penting-penting amat, bukan berarti dia harus mengabaikannya, kan?

Menghela napas, daripada dipikirkan terus-menerus, Boboiboy memilih menghampiri Fang. Saat dirinya berjarak beberapa langkah lagi, jam kekuatan Fang berbunyi. Tampaknya laki-laki itu juga belum menyadari kehadirannya.

Dari tempatnya berdiri, dapat dia lihat Fang berbicara dengan Kapten Kaizo. Kakak kandung Fang itu terlihat sangat marah. Samar-samar dia mendengar namanya disebut. Hal itu membuat Boboiboy merapatkan diri pada pepohonan, memilih menguping walau dia tahu ini tidak benar.

"Seharusnya kau memberitahuku saat itu, Fang! Kenapa kau baru memberitahuku saat aku bertanya padamu? Apakah aku harus bertanya dulu baru kau akan angkat bicara? Aku tahu dia temanmu, tapi bukan berarti kau harus menutupinya dariku. Kau juga membawa nyawamu!"

Apa maksudnya? Siapa yang Kapten Kaizo maksud teman Fang? Apa yang tidak Fang katakan pada kakaknya?

Setelah beberapa detik, suara Fang terdengar lirih, "Aku berusaha memastikannya terlebih dahulu, Abang. Rancangan itu memang sempurna, tapi bisa saja mereka mengubah setelah sadar rancangannya berada di bukti yang kita curi. Aku ... aku juga tengah mempersiapkan semuanya di sini. Aku tidak mau siapa pun terluka, terutama Boboiboy. Aku ... menyayanginya."

Mendengar jawaban Fang membuat Kapten Kaizo terdiam, sama seperti Boboiboy. Bedanya, Kapten Kaizo sudah memperkirakan hal ini, tidak dengan Boboiboy yang tak menyadari perasaan Fang.

"Terserah. Kalau nanti kau terdesak atau butuh bantuan, hubungi aku."

Panggilan terputus, Fang kembali menatap langit, mengabaikan sekitar. Boboiboy sendiri langsung menunduk, masih belum paham apa yang Fang dan Kapten Kaizo bicarakan. Rancangan? Tak ingin siapa pun terluka? Fang tidak memberi tahu sesuatu pada kakaknya? Apa maksudnya?

****

Saat makan malam pun, Fang tak berkumpul bersama temannya, memilih duduk sendirian di atas batu menikmati makanannya. Bahkan, saat yang lain tidur, Fang masih duduk di sana sambil melamun.

Kehadiran Boboiboy di sampingnya membuat dia sontak menoleh. Matanya yang sempat membulat terkejut kembali normal, lalu dia menghela napas. "Kenapa kau kemari?"

"Tidak boleh?" tanya Boboiboy sambil menoleh pada Fang. "Tidak boleh kalau aku khawatir padamu?"

Melihat reaksi Fang yang semakin terkejut, Boboiboy tertawa pelan. "Sikapmu beberapa hari ini terlihat seperti bukan dirimu, Fang. Kau tampak murung, kau selalu melamun, tidak menyadari apa pun di sekitarmu. Apa ada masalah?"

"Tidak. Aku baik-baik saja," sahut Fang cepat.

"Maaf, tapi aku tadi tidak sengaja melihatmu dan Kapten Kaizo berselisih. Aku mendengar samar-samar namaku disebut. Itu kau bilang tidak ada masalah?"

Ucapan Boboiboy langsung membuat Fang murka. Kedua tangannya mengepal, tatapannya menusuk dalam iris cokelat Boboiboy. "Kau tidak seharusnya menguping! Itu tidak sopan!"

"Aku tidak sengaja. Lagi pula, sikapmu juga aneh sekali. Ini juga menyangkut diriku, kenapa aku tidak boleh tahu?" Boboiboy ikut kesal, tatapannya balas menusuk sepasang iris merah Fang yang dibingkai kacamata.

"Karena kau tidak akan bisa membantu."

"Setidak berguna itukah diriku bagimu, Fang?"

"Kau tidak akan paham. Ini bukan masalah remeh-temeh yang kau hadapi selama ini. Kau tidak akan bisa mengatasinya kalaupun aku memberitahumu."

"Tapi setidaknya aku bisa bersiap, yang lain juga bisa membantu, kau juga. Kenapa kau seperti ini? Jangan menyimpan semua masalah sendirian, Fang, apalagi itu menyangkut teman-temanmu."

Mengalihkan pandangan, Fang berdecih. "Tidak ada gunanya bicara denganmu. Lebih baik kau tidur saja sana! Ini sudah malam."

"TIDAK, FANG!"

Fang menoleh, dia yang sudah turun dari batu menunggu Boboiboy melanjutkan ucapannya. Sekian detik tak ada lanjutan, Fang melanjutkan langkahnya meninggalkan Boboiboy.

"Aku tidak akan membiarkanmu menangung semua sendiri. Aku selalu bersamamu, akan membantumu, walau kau tak pernah menghargai usahaku," ujar Boboiboy membuat langkah Fang kembali terhenti.

"Memangnya kau siapa? Jangan mentang-mentang aku tidak menjauhimu, kau menganggapnya itu respons baik. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah menyukaimu, Boboiboy."

The Seven Elemental's (FangBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang