Setelah dua hari tidak ada kegiatan selain kegiatan rutin Boboiboy yang berlatih kekuatan elementalnya, hari ini mereka memutuskan pergi ke hutan, berkemah untuk menyegarkan pikiran sekaligus agar Boboiboy lebih fokus latihan.
Mereka sudah tiba di lokasi sejak lima belas menit lalu. Tenda pun sudah didirikan, tinggal mempersiapkan hal-hal lain sebagai keperluan harian. Fang sudah duduk di tepi sungai, memandang aliran air jernih dari air terjun yang tak jauh darinya. Sesekali tangannya melempar batu ke dalam air.
"Oi, Fang! Kau tidak membantu kami? Sejak tadi duduk-duduk di sana!"
Suara Gopal membuat Fang menghela napas. Alien itu enggan menoleh, tapi tetap menanggapi, "Kau tidak lihat kalau yang membangun tenda tadi itu aku? Lakukan saja tugasmu, jangan banyak bicara. Kau yang sejak tadi tidur di bawah pohon."
Tak berselang lama setelah Gopal menggerutu tak jelas karena Fang sebutkan faktanya, Boboiboy duduk di samping Fang, memeluk lututnya sendiri. "Fang, tahu tidak? Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, kekuatan elemental duri muncul, tapi seperti biasa. Aku tak bisa mengendalikannya, bahkan setelah berlatih berhari-hari pun sama. Kadang, aku tiba-tiba berubah saat tidur, lalu sulit kembali lagi."
Fang tak menjawab. Laki-laki itu memilih diam, masih bingung memberikan reaksi seperti apa, sampai Boboiboy kembali berujar, "Aku tidak tahu kenapa, tapi kekuatan elementalku lebih cepat prosesnya saat berada di dekatmu."
Bohong. Boboiboy tahu betul jawabannya. Dia sudah merenungi ini berhari-hari, bahkan sejak pertama kali. Mencari tahu penyebab kekuatan elementalnya muncul, juga terkendali dengan mudah. Nyatanya, semua memang melibatkan perasaan.
Saat Boboiboy Duri muncul, dia sempat kebingungan karena teorinya salah. Setelah diingat-ingat, bukan teorinya yang salah, tapi Boboiboy Duri memang cenderung polos dan sesuka hati. Jadi, saat merasakan reaksi kecil, elemental itu langsung keluar tanpa diminta. Berbeda dengan Halilintar yang baru keluar saat serangan ditujukan pada Fang. Bahkan, saat Boboiboy yang diserang dia santai-santai saja.
"Mungkin karena aku lebih hebat darimu hehehe."
Menyesal sudah Boboiboy mengakuinya. Dasar Fang menyebalkan. "Cih, itu hanya perasaanmu. Nyatanya, kau tidak bisa mengalahkanku."
"Aku bisa mengalahkanmu jika aku mau. Tapi, kalau kau kalah dariku, jangan menangis. Aku sebenarnya hebat, tapi tidak kutunjukkan karena aku tak mau buang-buang tenaga hanya untukmu."
"Alasan. Bilang saja kau tidak lebih hebat dariku."
Ejeken Boboiboy sukses membuat Fang mengalihkan pandangannya dari sungai. Laki-laki itu berdiri sambil berkacak pinggang. "Mau bertarung?"
Ikut berdiri, Boboiboy mengepalkan tangan seakan-akan hendak meninju Fang. "Kau pikir aku takut?"
Keduanya sontak beradu kekuatan, saling pukul dan tendang, bahkan Fang sampai menggunakan kekuatan bayangannya, sedangkan Boboiboy menggunakan kekuatan elemental Gempa, bertarung satu lawan satu dengan Fang sekaligus melatih kekuatan Boboiboy yang baru ini. ---Tentu saja dia belum bisa mengeluarkan elemental Duri karena belum mampu mengendalikan.
Namun, di tengah-tengah pertarungan, saat Fang mendorongnya kuat hingga jatuh ke semak-semak, Boboiboy secara spontan langsung berubah menjadi Boboiboy Duri. Fang sudah bersiap-siap akan meladeni semua serangannya, tapi Boboiboy Duri memberinya kejutan.
Setelah bangkit dari posisi jatuhnya, kekuatan elemental paling imut itu menatap Fang dengan mata berbinar, lalu berlari kencang, dan memeluk Fang erat. Fang yang sudah dalam posisi siap bertarung tentu saja bisa menyeimbangkan diri dengan mudah, tapi tak turut serta memeluknya.
"Fang! Akhirnya aku bertemu kamu! Hai, kalian semua. Aku kembali!" Boboiboy Duri tersenyum lebar sampai matanya terpejam. Fang sendiri yang berdiri di sampingnya masih terpaku, belum memahami apa yang baru saja terjadi.
Bagaimana mungkin?
"Fang, bukankah kau melatih kekuatan elemental Boboiboy yang lain? Ayo, latih aku juga! Ayo, Fang, ayo!" Tangan Fang ditarik pelan layaknya seorang anak kecil yang merengek untuk dibelikan gulali.
Bersamaan dengan itu, Fang seketik sadar, seakan ditarik kembali pada kenyataan. Matanya menatap Boboiboy, bibirnya menyunggingkan senyum canggung. "Y-ya, tapi tidak sekarang. Sebentar lagi makan siang, kan? Lebih baik kita cari kayu bakar."
"Alaaahhh. Fang, ayolah. Kau tidak asyik."
"Boboiboy, nanti."
"Benar. Aku sudah lapar. Lebih baik kau menolong mencari kayu bakar. Itu juga latihan, tahu. Latihan angkat beban di alam terbuka." Gopal yang sejak tadi hanya memperhatikan dengan mulut menganga langsung merangkul Boboiboy Duri, berjalan mendahului Fang untuk mencari kayu bakar sedangkan Yaya dan Ying menyiapkan bahan masakan bersama-sama.
Jangan bertanya! Tentu saja mereka hanya menyiapkan bahan masakan, memotongnya, lalu mencucinya. Soal masak itu bagian Gopal dan Boboiboy. Dua gadis itu tidak pandai memasak, kalah dari Boboiboy dan Gopal. Bisa-bisa mereka keracunan saat memakan masakan Yaya dan Ying.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elemental's (FangBoy)
FanficBL [COMPLETED] _____________________________ Boboiboy, si pemilik kekuatan elemental, setelah mengganti jam kekuatan harus kembali memulai dari awal, mendapatkan kekuatan-kekuatan yang pernah dia gunakan sebelumnya _______________________________ Fa...