Kata mentraktir rupanya membuat Fang menghela napas berkali-kali sejak tadi. Sudah dia bilang, jika disuruh memilih, dia lebih memilih Halilintar. Selain kelewat ceria dan cerewet tak ada tandingannya, Boboiboy Taufan tidak malu saat memakan makanan di atas meja. Cara makannya membuat Fang mengerutkan kening sejak tadi. Yang benar saja! Dia menghabiskan tiga piring makanan.
"Kau ... berapa lama tidak makan?"
Pertanyaan Fang membuat Boboiboy Taufan yang sibuk menghabiskan es krim mendongak. Menjilat sisa es krim di pipinya, Boboiboy Taufan menjawab, "Aku sarapan tadi pagi. Kenapa?"
"Kau serius?" Kerutan di kening Fang semakin kentara saat laki-laki di depannya mengangguk polos. "Kau tidak sadar? Aku melontarkan sindiran, bukan benar-benar pertanyaan. Jelas-jelas pagi tadi kau makan bersamaku juga."
"Oh, iya, aku lupa. Memangnya kenapa? Aku tidak peduli." Boboiboy Taufan kembali menikmati es krimnya, mengabaikan Fang yang masih menatapnya aneh. Dia memang benar-benar tidak peduli. Memangnya kenapa? Apa salahnya bertingkah seperti diri sendiri?
Sejenak, keduanya diliputi keheningan, sampai Gopal, Yaya, dan Ying datang, menduduki kursi kosong dan turut serta memesan makanan.
"Bagaimana latihanmu, Boboiboy?" tanya Yaya mengawali. Gadis cantik berjilbab merah muda itu memang selalu memiliki topik pertanyaan basa-basi untuk siapa pun.
Tanpa menoleh, Boboiboy Taufan menjawab di sela-sela makannya. "Tidak terlalu sukses."
"Dia masih butuh banyak latihan, belum bisa memprediksi ke mana angin akan bertiup. Dia harus berteman lebih dulu dengan angin," celetuk Fang sambil meletakkan alat makannya, lalu beranjak untuk membayar pesanannya dan Boboiboy Taufan.
Usai membayar, dia pamit, "Aku duluan."
Teman-temannya hanya menatap punggung Fang yang mulai menjauh, kecuali Boboiboy Taufan yang masih sibuk dengan makanan, belum menyadari Fang sudah meninggalkannya bersama yang lain di sana.
"Woi, Boboiboy!" Gopal menyenggol lengan Boboiboy Taufan, membuat laki-laki itu menoleh sebentar padanya. "Kenapa si Fang itu? Seperti sedang punya masalah."
"Fang? Aku tak tahu. Kenapa tak tanya sendiri? Dia kan ada di---ke mana dia?!"
"Dia baru saja pergi setelah ke kasir, Taufan," sahut Ying.
"APA? Dia menyebalkan. Aku pergi dulu. Fang bilang akan mentraktirku, jadi dia pasti sudah membayarnya. Sampai jumpa!"
Tanpa bisa dicegah, Boboiboy Taufan sudah melesat ke luar, meninggalkan teman-temannya yang kebingungan. Tingkah kekuatan elemental Boboiboy memang rada aneh akhir-akhir ini. Boboiboy yang asli mana peduli Fang meninggalkannya. Boboiboy yang asli juga tak akan menempeli Fang terus seperti Halilintar tempo hari.
"Sepertinya ada sesuatu yang aneh di sini. Aku harus cari tahu." Tanpa membayar---karena mengira Fang mentraktirnya juga---Gopal langsung pergi, alhasil dia dihadang oleh tiga alien bertubuh besar, memintanya membayar pesanan. Dalam hati dia menyumpahserapahi Fang yang tidak adil, hanya membayarkan pesanan Boboiboy, padahal dia juga temannya. Awas saja nanti.
****
Latihan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Fang mengajak Boboiboy sedikit menjauh dari tempat masyarakat planet, ke suatu tempat di mana mereka bisa berlatih dengan bertarung. Boboiboy Taufan mengaku bosan sekaligus kesal dengan latihan yang itu-itu saja. Walau sempat mendapat omelan Fang, nyatanya pelatih kesayangan Boboiboy Taufan itu menuruti permintaannya untuk mengganti sistem latihan.
Setelah mata Boboiboy Taufan ditutup menggunakan kain, Fang menyuruhnya duduk bersila di atas tanah. Kedua tangan Boboiboy mengepal di atas paha.
Usai memastikan bahwa posisi Boboiboy sudah benar, Fang memberi aba-aba, "Fokuskan dirimu, rasakan bahwa angin itu tengah membisikimu. Aku melancarkan serangan kecil. Kalau kau bisa menghindar, artinya kemampuanmu meningkat."
Mengangguk sekali, Boboiboy Taufan tersenyum yakin. Beberapa detik setelahnya, dia merasakan tusukan kecil di dadanya, tapi cukup untuk mengejutkannya. Setelah di dada, tusukan itu berpindah ke bahu, lengan, pipi, bahkan perutnya.
"Aku tidak akan berhenti sebelum kau bisa, jadi berusahalah."
Dalam hati Boboiboy Taufan memprotes, ini tidak adil. Matanya ditutup. Walau sesekali terjatuh karena dorongan kecil, Boboiboy Taufan bangkit, berusaha menghindar, tapi serangan Fang selalu mengenainya.
Sampai beberapa menit ke depan, Boboiboy Taufan masih sibuk menghindar, sampai Fang bersuara, "Aku sudah tidak menyerangmu, berhentilah bergerak."
Baiklah, sudah cukup dirinya dibuat malu. Boboiboy Taufan langsung berhenti, berdiri tegak dengan wajah linglung karena tak bisa melihat sekitar. Tak berselang lama, dia merasakan pundaknya sedikit ditekan, diberi perintah untuk duduk bersila kembali.
Setelah merasa posisinya kembali seperti semula, Boboiboy Taufan merasakan tangan kanannya digenggam, sensasi hangat seakan menjalar hingga ke seluruh tubuh, membuat darahnya mendidih.
Dapat dia rasakan, pergelangan tangannya disentuh lembut, Fang tengah mengecek tenaganya dan Boboiboy Taufan suka sentuhan itu. Beberapa saat kemudian, Fang berujar, "Fokuslah dulu. Jangan memikirkan apa pun selain dirimu. Kau paham?"
"Ya!"
"Baiklah, lakukan sekarang. Aku akan membantumu dari luar."
Boboiboy Taufan berusaha keras untuk fokus, walau berkali-kali juga dia tak mampu mengontrol pikirannya saat merasakan hangat di tangan kanannya. Setelah mencoba berkali-kali, Boboiboy Taufan merasakan sensasi kesunyian, hanya suara embusan angin yang seakan membisikinya, mengajaknya untuk berteman.
Tak berselang lama, dia merasa mendapat balasan dari angin, seakan sang angin mulai memeluknya. Baru saja hendak berusaha berkomunikasi, suara ledakan di kejauhan sana membuyarkan fokusnya dalam sekejap.
Tak jauh berbeda dengan Boboiboy Taufan, Fang sama kagetnya. "Gawat!" serunya, lalu membuka penutup mata Boboiboy Taufan. Selagi Boboiboy Taufan menormalkan pandangannya yang sedikit buram akibat mata tertutup selama beberapa saat, Fang langsung menarik tangannya, mengajaknya menghampiri arah ledakan.
_______________________________________________
Udah seminggu, ya? Wkwkw. Yah, kerjaan gue baru selesai hari ini, tapi gue kayaknya belum up lagi dulu. Masih banyak urusan hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Seven Elemental's (FangBoy)
FanfictionBL [COMPLETED] _____________________________ Boboiboy, si pemilik kekuatan elemental, setelah mengganti jam kekuatan harus kembali memulai dari awal, mendapatkan kekuatan-kekuatan yang pernah dia gunakan sebelumnya _______________________________ Fa...