31# Epilog

4.8K 499 175
                                    

Udah siap baca bab ini ? Wkwkwk

Siapin hati yang lapang buat terima kenyataan ya༎ຶ‿༎ຶ

Happy Reading!



Udara pagi sejuknya masih sama, tak pernah membohongi panca indra si penghirupnya. Dengan dibumbui kabut yang tak terlalu tebal, damai itu hadir memberikan energi pada tubuh yang akan beraktivitas untuk memulai harinya. Dan setelahnya, runtutan semesta pun masih sama. Lalu-lalang kendaraan, bunyi bising klakson, dan interaksi manusia yang berpijak tegar di bumi ini. Masih sama dan akan tetap seperti itu. Sekalipun mereka baru saja dihantam badai yang tak ramah.

Di depan laptop, pria itu duduk dengan tenang di kursi kerja. Sosok yang sangat keras terhadap dirinya sendiri, bekerja sampai pagi, pulang, kemudian berangkat lagi pada siangnya. Dia yang sangat berambisi. Keras kepala.

Berulang kali gadisnya mengingatkan pria itu, coba sayangi dirimu sendiri, setidaknya jangan terlalu memforsir energi kamu.

Begitu ucapnya. Tapi yang dapat pria itu lakukan hanyalah mencubit gemas pipi kekasihnya dengan menjawab, lucu banget si kalo lagi marah!

Sekali keras kepala akan selalu keras kepala. Huh!

Emm, ngomong-ngomong tentang gadisnya, kenapa dia sekarang merasakan rindu? Ck.

Berhubung pria di sana tidak suka basa-basi, jadilah ia menghubungi gadisnya menggunakan ponsel.

"Halo?"

"Selamat pagi," ucap si pria.

Di seberang sana terdengar tawa kecil, "pagi juga, aku tebak kamu nginep di kantor semalam?"

"Hmm."

Gadis di seberang sana berdecak. "Pulang, aku tunggu di rumah kamu. Kamu nggak ingat sekarang tanggal berapa?"

Pria itu tersenyum kecil, "emang pernah aku lupa? Aku inget, sayang."

"Ya udah buruan pulang. Aku kangen."

Pria itu pun langsung tergelak. Niat awal dia yang akan mengatakan rindu, malah gadisnya curang, mendahuluinya.

"Iya, i miss you too."

Setelah itu, panggilan telefon di sana benar-benar terputus.

Seulas senyum ia tinggalkan di sana, menatap layar ponsel yang perlahan berubah warna menjadi gelap. Kepalanya menggeleng kecil, melampiaskan gemas di hatinya. Dan setelahnya, dia meraih jas yang tersampir di punggung kursi. Tak lupa, ia berniat mematikan laptopnya yang ternyata masih menyala. Tapi tunggu, kenapa dia memasuki sebuah blog? Padahal terakhir kali ia menggunakan laptopnya hanya untuk merevisi beberapa file. Ah, sudah pasti ia tidak sengaja menekan sesuatu sampai masuk ke dalam sebuah blog.

Niat awalnya ia urungkan kala dirinya tertarik pada sebuah judul di blog itu.

"Sastra Di Sepanjang Kemarau."

Blog itu dibuat pada 29 Desember 2021. Berarti tepat lima tahun yang lalu. Maka dengan begitu saja, dia meletakan jas-nya lagi dan duduk di kursinya. Tangannya menggulirkan laman itu untuk membaca lebih jauh.

Skema Nestapa [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang