Unity Order (Part 3)
Tok tok tok
Schau: Aku datang untuk menjengukmu.
Schau: Leiden.
Leiden: Oo... Sankyuu*.
[Bahasa Jepangnya dari Thank You, biasa aku singkat 39. 3 = san, 9 = kyuu]
Schau: ...Kupikir kau sudah mati. Kau memang tangguh.
Leiden: ...Aku juga mikir gitu. Otot itu penting, ya?
Leiden: Tapi, aku belum bisa bergerak sama sekali untuk sementara. Yaa, mau gimana lagi.
Schau: ...Kau sampai mengalami cedera seperti itu. Berarti di dunia rendah ada monster, ya?
Leiden: Emang. Sangat jauh berbeda dari expetasi kita.
Schau: ...
Suara pintu terbuka
Reue: Permisi~
Reue: O, Leiden-kun~! Ternyata kau beneran udah bangun toh! Syukurlah, syukurlah~
Leiden: Ketua...
Reue: Yaaaa~~~... Syukurlah~~~
Leiden: Kau marah, ya?
Schau: Pastinya.
Reue: Ya pastilah itu.
Reue: Serius deh, pergi masih dengan wol dan pulang malah dicukur. Meski aku tidak pernah melihat cukuran yang begitu indah seperti ini.
Reue: Aku menyuruhmu untuk membawa kembali Qual-kun, 'kan? Jadi, kenapa kau malah menemani dia dalam suatu konflik?
Schau: Nah, iya itu.
Leiden: ...Umm, tapi... Aku pikir keputusannya benar karena ia atasanku.
Leiden: Aku hanya tahu kalau mematuhi perintah atasan itu benar, jadi aku bingung dan akhirnya aku memilih pilihan praktis...
Reue: Terserahlah! Meski Qual-kun pangkatnya lebih tinggi darimu, kenapa kau mengesampingkan perintahku, meski akulah yang pangkatnya paling tinggi di sini?!
Leiden: Uhmm...?
Reue: Memangnya begitu susah banget ya?!
Schau: Izinkan aku berbicara melalui sudut pandang orang ketiga.
Schau: Menurutku itu salahmu karena membiarkan orang bodoh berbuat seenaknya, Kapten Reue.
Reue: Eeeh?!
Leiden: Bener tuh. 'Kan tahu sendiri aku tuh bodoh.
Reue: Tunggu, kenapa jadi salahku sekarang?
Reue: Maa... Udahlah. Aku akan memikirkan hukuman untukmu saat kau sembuh nanti.
Reue: ...Syukurlah kau selamat, ya, Leiden-kun.
Leiden: Um... Maaf.
Leiden: Ketua... Apa kau belum dapat menemukan Qual?
Reue: ...Posisinya saat ini masih belum diketahui.
Reue: Yang kami tahu adalah ia membawamu ke markas kita di dunia bawah sebelum ia menghilang.
Schau: Apa sih yang ia lakukan... Sesuatu tidak akan berakhir dengan baik bila kita memperburuk orang yang keras kepala.
Schau: Dan bukannya Qual selalu kalah dengan orang yang kau lawan, Leiden?
Schau: Kalau misalnya ia menyusul Tenshi lagi, bukankah ia akan terbunuh?
Reue: Benar... Aku cemas. Aku harap dia tidak melakukan sesuatu yang ruam.