Unity Order (Part 1)
Ark.
Qual [Narasi]: Dunia telah terbagi menjadi dua. Ark, kota yang melayang di langit dan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Merupakan surga bagi orang yang terpilih.
Qual [Narasi]: Gereja Nerve mengontrol Ark. Unity Order merupakan militer yang menjadi tameng yang tepat untukmelindungi gereja dan Ark.
Ruang rapat Unity Order.
Qual: Saya memohon maaf, Kapten Reue.
Reue: Begitu, ya. Para penyusup lolos...
Reue: Ya sudah lah, mau bagaimana lagi. Kalau Qual-kun saja tidak bisa sebanding saat melawan mereka, jadi mungkin saja mustahil untuk menyusul mereka.
???: Benar, jangan biarkan itu terjadi! Meski, aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja jika aku berada di posisimu! Hahaha!
Qual: cih...!
Schau: Leiden, baca situasinya.
Leiden: ...Jadi, apa kau tahu siapa mereka? Sepertinya mereka cukup terlatih.
Leiden: Aku tidak menyangka orang-orang dari dunia rendah itu dapat melakukan hal seperti itu di sini...
Prajurit Unity Order: Tampaknya, para penyusup merupakan anggota kelompok Rebellion.
Reue: ...Rebe...llion? Hmm, sepertiii pernah dengar. Lalu, apa lagi?
Prajurit Unity Order: Mereka merupakan salah satu dari organisasi perlawanan di dunia bawah. Anggotanya berjumlah sekitar 50 orang. Ada beberapa catatan yang membuktikan bahwa mereka berupaya untuk membuat kita melakukan negosiasi dengan mereka.
Reue: ...Negosiasi?
Reue: Hah, negosiasi mereka bilang? Konyol sekali. Mana mungkin hal itu terjadi. Karena Ark tidak akan menerima apa-apa dari hal itu.
Qual: Rebellion...
Qual: Siapa nama dari pria yang berambut silver...?
Prajurit Unity Order: Pria dengan rambut silver itu tampaknya sepertinya merupakan pimpinan dari Rebellion. Namanya Libel.
Prajurit Unity Order: Menurut orang-orang pada markas kita, ia cukup terkenal dengan kekuatan dan ketrampilannya.
Prajurit Unity Order: Tempat lahirnya tidak diketahui. Dan juga, mendapatkan informasi yang terpercaya dari dunia bawah itu...
Reue: Mustahil, menurutku. Karena, tidak ada hukum maupun catatan mengenai kelahiran atau tempat tinggal di sana.
Qual: Tak masalah... Selama aku tahu namanya. Aku akan membakar tubuhnya di depan mataku.
Qual: Libel... Jadi itu nama si sial*an tersebut...
Qual: ...Kapten Reue. Aku harus segera mengembalikan Tenshi-sama. Kumohon izinkan aku untuk turun!
Reue: Aaa...
Reue: Stop, Qual-kun. Kita sudah menerima catatan resmi dari Gereja Nerve.
Reue: "Jangan menyusul Tenshi-sama" katanya.
Qual: Eh...
Unity Order (Part 2)
Reue: Kita hanya tinggal bilang kau sudah mengembalikan Tenshi-sama. Lagipula, ia hanya akan muncul tiap 4 tahun sekali. Tidak mungkin para pemuja tahu akan hal ini.
Leiden: Begitu. Benar juga.
Reue: Kita tidak mungkin mengerahkan pasukan militer ke dunia rendah. Lebih baik mengurusi Ark dan penduduknya terlebih dahulu.
Qual: Ap...?! Pasti ada sebuah kesalahan...
Reue: Aku mendapatkan perintah yang salah dari atasan? Kau pikir sudah berapa lama aku menjadi pembawa pesan bagi kalian dengan atasan?
Schau: Hee. Tak terduga, ya. Bagaimana mungkin? Dia itu simbol gereja, 'kan? Apa tidak masalah jika ia diambil?
Leiden: Benar. Pria pirang tak terbantahkan itu pasti akan berkata, "Ini penghujatan, ini penghujatan!"
Reue: Entahlah. Aku juga tak mengerti dengan caranya berpikirnya. Tapi, bukannya kalau kita tidak mengejar mereka pun, itu bukan sebuah masalah kan? Lagi pula, kita masih punya sangat banyak kerjaan yang perlu diselesaikan...
Qual: M-Mustahil...
Schau: Yaa, aku rasa itu benar.
Schau: Rebellion, ya? Bom yang mereka pasang juga menghancurkan kota. Orang-orang itu tidak tahu cara untuk mengontrol diri.
Leiden: Untuk sekarang kita harus memperketat keamanan agar tidak ada lagi yang bisa masuk ke kota.
Qual: Kenapa kalian terlihat biasa-biasa saja?! Apa kita hanya akan diam dan memperhatikan saat para rendahan itu menculik Tenshi-sama?!
Reue: Wahhh, jangan khawatir, Qual-kun. Tidak ada pilihan lain.
Reue: Kita tidak dapat bergerak tanpa ada perintah dari gereja. Pada dasarnya, mereka membiarkan kita tinggal di sini.
Schau: Yaa, lagian kita dapat gaji dan makan dari gereja. Kalau mau complain susah.
Qual: ...ukhh!
Qual: Kapten... Kumohon izinkan aku untuk berbicara langsung dengan gereja. Demi harga diri Unity Order dan mengembalikan kehormatanku...
Qual: Dan di atas semuanya... Demi Tenshi-sama kita, yang pastinya kini sedang menggigil ketakutan di cengkraman para bede*bah itu! Izinkan aku untuk turun ke Daratan...!
Reue: Oi, tenang, tenang! Melangkahiku dan berbicara langsung dengan para atasan itu merupakan hal paling tabu diantara hal tabu yang ada.
Reue: Bisakah kau tidak menambah pekerjaanku lagi selagi kita masih sesibuk ini? Tolong pikirkan perasaan si pembawa pesan ini juga dong! Berada di antara atas dan bawah itu membuat perutku sakit tiap harinya!
Qual: ...Tidak mungkin... Hal seperti itu...
Reue: Juga, kita tidak akan disalahkan karena hal itu, bukankah itu bagus untuk kita? Melakukan sesuatu yang tidak berguna hanya akan menambah masalah.
Schau: Benar.
Qual: ...!!
Reue: Uwo, apa?! Jangan pakai kekerasan!
Qual: ...! ....Permisi.
Pintu tertutup.
Leiden: Wahaha! Ia tidak setuju, ya?! Aku bisa melihat dari raut wajahnya!
Schau: ...Aku juga merasa aneh. Kenapa kita tidak perlu mengejar Tenshi-sama?
Schau: Padahal mereka yang sedikit- sedikit "Tenshi-sama, Tenshi-sama."
Schau: Yaa, tidak peduli juga, sih.
Reue: ...Kau benar. Aku juga bingung, jadi aku menanyakan hal tersebut hingga beberapa kali. Tapi, kemudian Misericorde sama mengatakan:
Reue: "Ia akan segera kembali nanti."
Bersambung...