Pelukan

314 28 0
                                    

Jihyo POV

setelah cukup malam, aku memutuskan untuk pulang kekosan dengan mampir sebentar ke minimarket untuk membeli beberapa cemilan dan minuman.

Sesampai di kosan aku langsung masuk ke kamarku. Terlihat sana sedang tertidur dengan selimut menutupi seluruh tubuh hingga wajahnya.

"Mungkin dia lelah" batinku

Aku langsung menaruh bawaanku pada tempatnya dan segera bergegas mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit aku selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan wajah segar.

Aku mendengar sana sedang menangis dibawah selimut. Aku cukup khawatir. Sehingga aku mendekatinya dan membuka selimut yang menutupi wajahnya. Terlihat matanya sudah sembap.

"San,,, kamu kenapa?" Tanya ku lembut, sambil mengusap pipinya dan menatapnya.

Dia balik menatapku, tanpa menjawab pertanyaan ku.
Akhirnya ku beranikan diri untuk ikut berbaring dikasurnya dan masuk kedalam selimut bersamanya.

Aku langsung memeluknya, menyandarkan kepalanya di dadaku dan mengusap rambutnya dengan lembut.

Aku yakin dia pasti kaget dengan perlakuanku. Aku hanya bingung apa yang harus lakukan, hingga pilihan terakhir memeluknya tanpa bertanya 'kenapa' dan sejumlah pertanyaan lainnya.

.

Sana POV

Hari ini adalah hari dimana segalanya rumit, setalah kejadian di cafe tadi. Aku langsung diantar Jin pulang kekosan jihyo dan dia langsung meninggalkan ku tanpa sepatah katapun.

Aku langsung masuk dan tidur, menangis sejadi-jadinya dengan seluruh tubuh yang ku selimuti.

Tiba-tiba suara pintu kosan berbunyi, berarti tanda jihyo sudah pulang. Aku langsung berusaha untuk berhenti menangis meskipun aku tidak bisa menahan sesegukan ku.

Jihyo langsung bergegas mandi, dan aku melanjutkan tangisku, hingga suara pintu kamar mandi terbuka dan aku tak menyadarinya.

Jihyo membuka selimut yang menutupi wajahku. Menatapku lekat seperti tadi di cafe. Wajahnya cukup khawatir. Dia mengusap pipiku lembut, aku hanya bisa menatapnya, tatapannya sungguh menyejukkan hatiku.

"San,,, kamu kenapa?" Tanyanya padaku dengan suara lembut.

Aku hanya bisa diam menatapnya, entahlah aku harus menjelaskan dari mana. Setelah cukup lama aku tak menjawab pertanyaannya.

Dia tiba-tiba tidur di kasur ku dan masuk dalam selimut ku. Dan menyandarkan kepalaku di dadanya. Aku sangat kaget tapi itu nyaman sehingga aku tak bisa menolaknya.

Jantung ku berdetak amat kencang, mungkin mukaku sudah merah merona. Aku eratkan pelukku padanya supaya dia tidak melihat wajah merahku.

Kami berpelukan cukup lama, aku takut jihyo kelelahan. Ku regangkan tubuhku, dan melihat keatas untuk memastikan bahwa dia sudah tidur.

Ternyata salah, dia belum tidur. Dia sedangkan menatapku dan mata kami bertemu, wajah kami cukup dekat tidak ada jarak sama sekali, satu inci lagi bibir kami akan bertemu.

Perasaanku entah kenapa tidak ingin menjauh darinya. Kulihat bibirnya ranum, warna merah dan sangat menggoda.
"Ahh sana apa yang kamu pikirkan?"
Batinku.

Aku tidak kuat dengan godaan ini, ku majukan wajahku dan mencium bibirnya dengan lembut dan melumatnya pelan. Dia hanya diam cukup kaget, setelah beberapa detik dia membalas ciumanku dengan lumatan yang sangat lembut.

Rasanya sangat manis, ku buka mulutku dan dia langsung memasukan lidahnya ke dalam mulutku dengan penuh perasaan dan sensual.

"Oh my good ini sangat manis" batinku.

Kami melepaskan bibir kami, untuk mengambil nafas.

Dia menatapku sendu.

"Aku ingin lebih" batinku



TBC

BACK (Sahyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang