Ketujuhbelas

1.9K 204 12
                                    



Terhitung sudah sepekan lebih Taehyung tidak merawat Junhe dirumahnya atau bisa dibilang Junhe sudah dikembalikan kepada Jeongguk yang memutuskan untuk kembali ke masion miliknya karena kesulitan juga harus menjaga Junhe di apartementnya. Beberapa kali mungkin Junhe sering ikut pergi bekerja karena memang tidak ingin di tinggal. Bayi satu tahun itu sepertu tahu bahwa ia telah ditinggalkan oleh Taehyungnya atau Papinya. Taehyung sangat sedih sekali, terasa ada yang hilang walau Jeongguk tetap memberinya kabar tentang Junhe atau Jihun. Komunikasih mereka tetap terjalin lancar, Jeongguk juga masih berusaha meluluhkan hati calon kakak iparnya itu dengan memberikan beberapa barang atau mengirimi makanan kesukaannya. Namun, Baekhyun tetap tidak luluh juga.

Sampai semalam, kali pertamanya Baekhyun menanyainya tentang Jeongguk dan kedua anaknya. Mendengarkan semua perkataannya yang menjelaskan bagaimana hatinya berbicara dan menerima alasan yang ia berikan. Untuk pertama kalinya, Baekhyun mencoba mendengar dari sisi adiknya ini. Mencoba menekan segala hal yang susah untuk diterima. Hati mana yang tega melihat adiknya merana semingguan dan hanya akan tertawa lepas saat melihat Jihun dan Junhe yang bukan anak kandungnya. Tentu Baekhyun tidak setega itu, banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang ia lakukan. Meminta pendapat suami dan berharap papanya datang ke mimpinya untuk memberikan dirinya pencerahan.

Akhirnya Baekhyun memutuskan satu hal yang mana entah benar atau salah. Tetapi ia selalu memegang teguh pendiriannya, bahwa pilihannya adalah yang terbaik untuk adiknya ini. Pilihannya adalah hal yang membuat adiknya sangat bahagia nantinya. Pilihannya adalah yang paling benar, untuk adiknya dan kedamaian hatinya. Bukan karena perkataan adiknya, tapi ada campur tangan perkataan anak 5 tahun yang menjadi pertimbangan Baekhyun untuk memutuskan hal ini.

Taehyung yang masih berada dikamarnya, mengerjakan data keuangan tokonya dikagetkan dengan kedatangan tiba-tiba Baekhyun yang ada dibelakangnya.

"Sayang, kakak bisa minta tolong?" tanya Baekhyun.

Taehyung menengok kearah Baekhyun sebagai jawaban.

"Bisa tolong hubungi Jeongguk untuk makan siang disini? Dobby sudah ku suruh menjemput Jihun ke sekolah," ucapnya yang mana membuat Taehyung sendiri agak kaget ya.

"Kakak,"

"Tolong ajak dia ya. Kakak harus lanjut memasak lagi," dikecup kepala Taehyung sebelum Baekhyun pergi dan melanjutkan kembali acara memasaknya.

Taehyung masih diam memproses ucapan kakaknya yang terasa tidak nyata itu. Fokusnya kali ini bukan lagi data keuangan tokonya, tapi masih mencerna ucapan kakaknya. Ia pikir tadi hanya sebuah halusinasi saja, namun terpatahkan dengan suara kakaknya lagi.

"Sayang, sudah menghubungi Jeongguk?" ucap Baekhyun yang masih berdiri di depan pintu kamar Taehyung, guna memastikan bahwa adiknya sudah melalukan hal disuruhnya.

Tersadar, Taehyung segera menghubungi Jeongguk untuk ajakan makan siang Baekhyun tadi. Masih dengan harapan yang sama bahwa hati kakaknya mulai luluh dan menerima. Tidak menunggu balasan karena Taehyung sangat tahu, Jeongguk pasti akan sangat setuju tentunya. Meletakkan ponselnya dan berlalu menghampiri kakaknya.

"Boleh aku membantu kakak?" tanya Taehyung yang bergelanjut manja ditangan kakaknya dengan senyum cerah secerah sinar matahari.

"Tentu, kau perlu membantuku untuk membuat menu makanan kesukaan Junhe dan Jihun," Baekhyun mencolek dagu Taehyung.

Senyum mereka berdua tercetak lebar. Rasa senang dan gembira menghampiri keduanya. Akhirnya setelah bersedih dan saling berjauhan, kini dunia kembali menyatukan mereka dengan suasanya yang lebih hangat lagi. Bergandengan tangan dengan candaan yang terdengar menyenangkan, mereka berdua berjalan ke arah dapur dan mulai memasak untuk makan siang yang spesial ini.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang