26

216K 29.2K 2K
                                    

Ruza berumur 17 tahun...

Ruza menatap Hades yang tengah memasak di dapur. Matanya mengamati gerak-gerik kakaknya.

"Kakak udah inget semuanya kan?"

Hades diam, tidak menjawab. Cowok itu melewati Ruza, membawa makanannya ke ruang tamu.

"Kak! Kakak udah inget semuanya kan? Jawab Ruza kak!"

"Urusannya sama lo apa?" tanya Hades.

Ruza membeku, hatinya terasa sakit. "Maksud kakak tanya kayak gitu apa?" Urusannya sama lo apa? Urusannya sama lo apa? Perkataan yang sungguh menyakiti hatinya. Saat kakaknya sakit, yang selalu bolak-balik naik pesawat dan libur sekolah demi menjenguk kakaknya adalah ia. Apa maksud kakaknya bertanya seperti itu.

"Jawab kak!" Hades tetap mengabaikan Ruza. Cowok itu kembali ke dapur, menaruh piringnya.

Ruza memegang tangan Hades, menahan langkah kaki cowok itu.

"Ruza adik kakak atau bukan sih! Kenapa kakak kayak gini ke Ruza. Padahal kak Theo yang bukan siapa-siapa Ruza baik banget sama Ruza. Kenapa kakak gini ke Ruza!"

Hades tetap diam, menyingkirkan tangan Ruza.

"Kak!" sentak Ruza.

Hades menarik tangan Ruza, mendudukkan Ruza di kursi. "Iya, gue udah inget semuanya. Dan minggu depan gue mau pergi ke luar negeri."

Ruza mengerutkan dahinya. "Kakak mau ngapain ke luar negeri!"

"Lo nggak perlu tau," ucap Hades, pergi menuju kamarnya.

"Kak, bisa nggak kita duduk berdua dan bicara sebentar. Ruza kangen kakak yang inget Ruza, Ruza pengen bicara banyak hal ke kakak. Ruza pengen nyeritain semuanya ke kakak. Kakak nggak penasaran tentang Ruza?" Tanya Ruza sambil menghapus air matanya.

Hades tidak menanggapi ucapan Ruza, membuat air mata Ruza semakin mengalir.

"Ruza salah apasih ke kakak, kenapa kakak ga mau bicara sama Ruza."

"Kalau mau bicara, bicara aja," jawab Hades dari dalam kamar.

Ruza berjalan ke kamar kakaknya "Ruza boleh masuk?" tanya gadis itu, menunduk, menatap pintu kamar Hades.

"Bicara dari sana," jawab Hades.

Ruza menghapus air matanya dan menahan isak tangisnya. "Kakak ke luar negeri mau ngapain?" tanya Ruza dengan lembut, berusaha tenang.

"Kalau gue jawab, lo bakal marah."

"Ruza nggak akan marah. Ruza terima setiap keputusan kakak."

"Gue ada urusan sama Haleya."

Haleya? Ruza tidak tau siapa Haleya. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu, namun ia lupa.

"Perempuan?"

"Iya, dia orang yang gue sayang."

Ruza tersenyum, namun hatinya terasa sakit. "Oke, kakak mau ke luar negeri buat ketemu sama orang yang kakak sayang? Iyakan?"

"Hmm."

"Kalau gitu, kakak pergi berapa lama?" Jika 2 minggu, ia masih bisa terima. Namun jika lebih...

"Gue gatau."

"Kakak mau ninggalin Ruza lagi? Kakak sayang Ruza nggak sih? Ruza adik perempuan kakak, kakak biarin Ruza di rumah sendirian, selama waktu yang kakak sendiri nggak tau? Kakak nggak sayang Ruza?"

THEORUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang