44

173K 20.4K 723
                                    

Ruza berlari ke sana kemari karena dikejar anak pipit. Gadis itu lupa jika di rumah Theo masih ada pipit beserta anak-anak pipit. Ada gagak, gigik dan gogok. Dan yang mengejarnya sekarang adalah gigik. Ruza sangat takut dicakar gigik. Tadi telapak tangannya sedikit tercakar, walau tidak sakit dan tidak berdarah namun terasa mengerikan. Cakar gigik sangat tajam. Setajam sindiran guru fisikanya.

"Aaaa, Gigikkkk!!! Hush-hush." Ruza naik ke atas kursi, tangan gadis itu terus mengusir gigik.

"Gigikkk! Pergi dong!!"

Ruza terus berdiam di atas sofa dengan gigik yang berusaha naik. Mata gadis itu menatap kesana kemari.

"Bibi, tolong gigiknya di ambil dong. Ruza takut," ucap Ruza memanggil bibi Nun yang terlihat sedang berada di lantai 2.

Bibi Nun segera turun kebawah dan mengambil gigik. "Iya non, bentar non."

Ruza memperhatikan bibi Nun yang mengambil gigik dan membawa gigik pergi.

"Udah aman non," ucap Bibi Nun sambil menunjukkan jempolnya.

"Bibi mantap," balas Ruza sambil menunjukkan jempolnya.

Ruza mengelus dadanya, akhirnya ia bisa bernafas tenang. Gadis itu turun dari sofa dan meraih ponselnya di meja, menghubungi Restanti. Dari 1 jam yang lalu ia sudah bersiap, juga sudah memakai kacamata dan topinya. Ia kan terkenal jadi harus menjaga privasi.

Susahnya menjadi selebgram dan youtuber dadakan. Tapi senang sih. Banyak yang menawarinya jadi model atau endors.

"Ruza sayanggg," panggil Restanti sambil berlari ke arah Ruza. Gadis itu berhasil masuk ke rumah Theo setelah menunjukkan beberapa bukti bahwa ia asli teman Ruza. Dari setengah jam yang lalu ia menghubungi Ruza namun gadis itu tidak merespon. Sungguh keterlaluan si Ruza itu.

"Restanti udah dateng ternyata. Yuk berangkat, aku panggilin pak Mir dulu. Kamu duduk dulu aja, okke?"

"Okke," jawab Restanti. Gadis itu duduk dan mengamati mansion Theo. Mansion gedong yang luasnya seperti satu kecamatan. Ia yakin sekali jika Ruza belum menjelajahi seluruh mansion itu.

"Ayuk Res, kita naik mobil barunya kak Theo."

"Manggil lo masih kak aja sih Za."

"Oh iya, habisnya mau panggil apalagi."

Restanti hanya menghela napas lalu berjalan keluar. Namun gadis itu berhenti melangkah dan berbalik menghadap Ruza. Restanti memegang dua bahu Ruza.

"Za! Gue belum make up! Baju gue masih baju school. Makeupin dong, sekalian minjem baju," pinta Restanti.

"Yaudah, kita ke atas dulu." Ruza menggandeng Restanti naik ke lantai 2, menuju kamarnya.

"PAK MIR, BERANGKATNYA NANTI DULU YAA. SATU JAM LAGI," teriak Ruza dari tangga.

"Eh Za, dandaninnya yang kayak orang barat ya. Om Janu playboy kan? Eh, atau cewek polos aja dandanan gue. Keknya asik pura-pura polos." Restanti ingin di kenalkan dengan teman Theo, siapa tau bernasib beruntung seperti Ruza. Kata Ruza yang masih jomblo dan kaya adalah Janu. Jadi Restanti memutuskan mengincar Janu.

"Dandanan polos gimana?"

"Yang kayak dandan ga menor gitu lo sayangkuuuu. Yang biasa, masa youtuber make up kagak tau."

Ruza mengangguk-anggukan kepalanya, paham.

Lalu gadis itu mendandani Restanti dan memilihkan baju untuk Restanti.

Restanti menatap dirinya sendiri di cermin kamar Ruza.

"Duh, akting dulu ah," ucap Restanti pada dirinya sendiri. Sementara Ruza kini tengah membereskan make up dan beberapa bajunya.

THEORUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang