36

188K 24.4K 1.8K
                                    

Mau lo gimana sih Yo?" tanya Nil. Pagi-pagi buta Theo datang ke rumahnya dan meminta pencerahan. Sahabatnya satu itu sungguh menyebalkan. Mengganggu aktivitasnya saja.

"Gue bingung njirrr! Gue gila tiap sama dia. Gue pengen tiap hari sama dia. Gue pengen milikin dia. Tapi umurnya masih 17 tahun. Dan dia masih sekolah."

"Kalo dianya suka yaudah gapapa. Legal lah 17."

"Legal sih legal tapi..." Theo mengacak-acak rambutnya. Ia terlalu pusing dengan pikirannya yang rumit.

"Tehnya," ucap seorang wanita cantik yang datang membawa nampan berisi tiga teh. Wanita itu lalu duduk di samping Nil.

Nil memeluk wanita itu dan mengelus perut wanita itu. "Sayang, kan udah aku bilang, gausah bikin apa-apa. Gausah ngerjain aneh-aneh."

"Aku cuman bikin Teh mas, bukan pekerjaan berat. Jadi ga masalah."

Nil mencium pipi wanita itu. "Lain kali gausah ya, kamu lagi hamil."

Theo yang melihat itu hanya bisa melongo.

Pasangan suami istri bermesra-mesraan di depan tamu?

What the fuck?

Dan diia jadi nyamuk?

Rasa irinya menjadi menggebu-gebu. Ia juga ingin menikah.

Wanita itu sedikit menyingkirkan wajah Nil dari wajahnya. "Mas," ucap wanita itu sambil melirik Theo. Mengisyaratkan agar Nil tidak mengabaikan Theo.

Nil menghadap Theo dengan satu tangannya yang masih melingkar di pinggang istrinya.

"Tadi sampek mana? Oh iya, sebelum lanjut minum dulu teh bikinan istri gue. Habisin!" suruh Nil.

Theo mendengus kesal dan langsung meminum teh itu sampai habis. "Dia masih sekolah, gue takut kalo gue apa-apain dia terus dia hamil. Berabe njir."

Saira, nama istri Nil. Wanita itu menatap suaminya. "Bahas siapa?"

Nil mengambil tehnya. "Inii, pacarnya Theo, masih SMA tapi dia nafsuan. Ga kuat katanya."

"Hahaha, nikahin aja."

"Tuh, kata istri gue lo suruh nikahin dia." Nil mencium pipi Saira dan mengelus perut wanita itu.

Theo benar-benar merasa seperti nyamuk. Sedikit menyesal ia datang ke rumah Nil. Namun ia mau datang ke mana lagi.

"Masih SMA anjir!!"

"Kalo dianya mau ya gapapa dong."

"Arghhhh pusing gue. Kenapa dia ga seumuran sama gue sih!"

"Kalo seumuran kayaknya lo udah dikeluarin, gara-gara hamilin anak orang. Pas remaja lo kan kagak ada otak."

Saira memukul pelan lengan Nil.

"Kenyataan sayang."

"Anjir, kagak lah gue orangnya lurus njir. Pacaran aja kagak pernah."

"Lurus tapi udah ga perjaka. Lurus apaan," ejek Nil. Ia mengingat masa SMA mereka. Dimana Theo dikerjai oleh Janu.

"Gara-gara si bajingan Janu anjir, tapi gue masih perjaka ya..., malem itu gajadi! Gue suruh tante pijet badan gue. Gue ga main gitu-gitu."

Saira menatap Theo, merasa kasihan.

Nil menutup mata Saira. "Jangan liat dia sayang, dia ganjen. Kamu kan cantik."

Theo melempar bantal di belakangnya pada Nil. "Gue ga kayak gitu anjir! Lagian cantikkan juga cewek gue."

"Cantikkan istri gue!"

THEORUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang