Ruza berdiam di kamarnya sambil mencari tentang malam pertama. Siang sampai malam ia live Instagram ada banyak yang berkomentar malam pertama.
Ia tidak paham apa itu malam pertama. Intinya adalah malam setelah menikah. Namun ia dan Theo belum menikah. Entah mengapa banyak yang berkomentar malam pertama.
Dan yang ia dapat dari google malam pertama itu sangat sakit. Ruza menggigit jarinya, merasa bingung.
Gadis itu keluar dari kamarnya dan menuju tangga, ingin melihat Theo yang masih sibuk berbincang dengan 3 teman cowok itu. Di ruang tamu bawah ada Nil, Janu dan Gavin, juga ada Saira.
Rasanya ia ingin turun ke bawah dan ikut dalam percakapan itu. Namun ia takut mengganggu. Setelah memikirkan hal itu sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk turun ke bawah dan berjalan ke arah ruang tamu.
Theo menatap Ruza yang turun dari tangga, tersenyum pada gadis itu.
"Sini," ucap Theo
Ruza dengan cepat berjalan ke arah Theo dan duduk di samping Theo. Gadis itu lalu tersenyum pada teman-teman Theo.
Satu tangan Theo merangkul Ruza dan satunya mencubit pipi Ruza. "Gausah senyum," bisik Theo sambil mencium puncak kepala Ruza.
"Ooh, jadi ini Ruza," ucap Saira.
Ruza menyinggungkan senyum lalu mengangguk.
"Lihat wajah si Theo, langsung merah. Perasaan kagak diapa-apain. Haha," tawa Janu.
Theo memutar bola matanya, malas. Cowok itu melempar bantal pada Janu. "Gerah gue, tadi siang panas-panasan," dalih Theo.
Ruza menatap wajah Theo. Memang benar, sedikit merah, bukan merah membara, tepatnya merah muda.
"Jadi gimana? Lo kasih invest. Duit lo mumpung lagi banyak. Invest ke gue lah," tawar Gavin.
"Hmm," sahut Theo.
"Bisa-bisanya anjir ni orang. Cewek lo tau nggak?" tanya Janu.
Theo menatap Ruza yang hanya diam. Cowok itu kembali mencium puncak kepala Ruza. "Nggak tau."
Ruza menatap Theo. "Nggak tau apa kak?" tanya gadis itu.
"Acara tadi sama aja kayak aku bakar uang tapi dapet uang."
Ruza terlihat bingung dengan ucapan Theo.
"Intinya aku untung karena kamu."
Ruza hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia memang tidak paham bagaimana maksud Theo.
"Btw lo masih dipanggil kak?" tanya Janu, menyinggungkan senyum mengejek.
Ruza menggigit bibirnya, merasa bersalah, ia masih susah untuk menghilangkan panggilan itu.
"Lo inget waktu kita pertama gabung Deluc? Dia bocah yang gue bawa waktu itu."
Nil, Janu dan Gavin merasa terkejut. Dulu mereka kira bocah itu hanya bocah pengalihan agar kakek Theo tidak curiga bahwa yang memakai topeng adalah Theo. Karena Theo tidak terlalu menyukai anak kecil.
"Lo dapet dia dari mana njir? Jadi lo udah ngincer ni bocah dari kecil? Makannya lo ga pacaran?"
"Nggak gitu juga. Dia adik Hades."
"What?"
Nil, Gavin dan Janu makin terkejut dengan fakta itu. Mata Theo mengisyaratkan untuk jangan membahas lebih lanjut. Ia tau jika Ruza masih sensitif dengan Hades. Karena baru seminggu yang lalu Hades pergi, entah ke mana. Dan hal itu yang membuat Ruza selalu menangis ditengah-tengah kebahagiaan. Ruza teringat Hades.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEORUZ
Teen Fiction- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru juga" __________ Antheo Killian, cowok yang sudah berulang kali dikeluarkan dari sekolah dan pindah ke...