Tahun baru, kita akhiri cerita ini. Happy New Year!!
...
Terdiam lama di gazebo yang ada di halaman belakang rumahnya. Gwenael melamun, pikirannya kacau.
Adiknya, ternyata sangat tersiksa selama ini. Dan ia malah sibuk membenci juga menyalahkan Kiara atas semua yang terjadi. Gwenael sudah gagal menjadi seorang kakak bagi Kiara. Bahkan Kiara seharusnya membenci dirinya.
Gwenael selalu acuh dan dingin. Lantas mengapa Kiara tak pernah menyerah? Mengapa Kiara berusaha sekuat tenaga demi mendapat perhatian dari orang yang bahkan tak pernah menganggapnya ada?
Kiara, kamu terlalu baik. Kamu tak pantas memiliki kakak seperti Gwenael. Itu yang di pikirkan Gwenael saat ini.
Sang adik yang mengidap penyakit ganas itu dibuat semakin hancur oleh dirinya. Kiara depresi dan hampir bunuh diri. Gwenael merasa dirinya tak pantas disebut sebagai manusia.
Bagaimana bisa? Seorang kakak yang seharusnya membimbing, menjaga dan melindungi adiknya, malah menghancurkan mental dan fisik.
Gwenael terlalu malu untuk sekedar muncul di hadapan Kiara. Jangankan Kiara, Gwenael bahkan malu bertemu dengan keluarganya. Ia sadar, dirinya lelaki egois yang selalu memikirkan perasaannya sendiri.
Setelah semua terjadi, Gwenael baru menyesal. Menyesal kenapa tak ia sayangi dan kasihi adiknya itu. Menyesal kenapa tak ia rawat adiknya itu. Menyesal kenapa ia berbuat sejahat itu.
Yang bisa ia lakukan sekarang hanya menangis.
"Maafin aku, Kiara" gumamnya.
Tiba-tiba seseorang menarik kaos nya kencang.
Bugh.
Sebuah tinjuan melayang ke pipinya yang telah dibasahi air mata.
"ADEK LO SEKARAT, LO MALAH DIEM DI SINI NANGIS-NANGIS TAI ANJING" Athala memukul Gwenael membabi buta.
Bugh.
"Lo nyesel gak gue tanya. NYESEL GAK?!"
Tak ada jawaban dari Gwenael. Lelaki itu hanya menunduk.
"Jangan nunduk bego. Lo jadi cowok menye-menye banget. Samperin adek lo, bukannya nangis ga jelas di sini. Kalo lo nyesel, minta maaf, mumpung adek lo masih hidup. Kalo Kiara udah gak ada, lo bakal nyesel seumur hidup lo" Ucap Athala pada sang sepupu.
"Buang gengsi lo. Mau sampe kapan?"
Athala mendorong Gwenael setelah puas memukul wajah Gwenael.
Gwenael terduduk.
"Kasih gue waktu Bang" lirihnya.
Athala menghela napas, kemudian melempar kotak P3K yang sudah ia bawa tadi.
"Obatin muka lo. Gue tunggu lo di rumah sakit. Awas kalo lo ga dateng" Setelah mengatakan itu, Athala meninggalkan Gwenael sendirian.
...
"Nenek, Ara mau anggur" Pinta Kiara.
"Tunggu, Kak Nana beliin ya?" Athena berinisiatif membelikan. Kiara mengangguk sambil tersenyum.
"Cuma mau anggur aja sayang?" Tanya Dea.
"Iya, Ara cuma mau anggur"
"Nitip apel dong kak" Ucap Elizy, dibalas anggukan oleh Athena.
Pintu kamar inap terbuka. Athala datang sambil membawa beberapa bungkus nasi padang.
"Pas banget nih lagi laper" celetuk Elizy kemudian mengambil kantong plastik di tangan sang kakak.
"Urusan makan aja paling depan"
"Mang ngapa si ga boleh?"
"Boleh cantik, boleh" Athala mengusap pipi adik bungsunya itu.
Kiara memandang iri. Ia juga ingin di perlakukan seperti itu oleh Gwenael.
"Abwang dawi manwa?" Tanya Elizy dengan mulut penuh nasi.
"Dari rumah nenek. Makan jangan sambil ngomong"
"Ngapain?"
"Kepo"
"Bang Thala ketemu Abang?" Tanya Kiara tiba-tiba.
"Abang mau jenguk Ara gak?" Tanya Kiara lagi.
"Iya, Abang kamu mau kesini"
"Serius?!" Kiara terlihat senang.
"Iya tapi nanti"
"Kapan? "
"Gak tau sayang"
"Tapi ke sini beneran kan?"
"Iya cantik"
Kiara tersenyum lebar setelah mendapat jawaban dari Athala. Gadis itu terlihat lebih ceria.
...
"Ma, maafin Abang. Abang jahat" Gwenael mengunjungi makan kedua orang tuanya sebelum pergi ke rumah sakit.
"Abang ingkarin janji. Abang jahat sama Adek" Lelaki itu menangis di sana.
"Adek sekarang lagi sakit gara-gara Abang. Padahal Mama lahirin Adek susah payah sampe ngorbanin nyawa, tapi Abang malah nyakitin putri kecil Mama"
"Tolong maafin Abang, Ma. Abang udah tampar Adek. Abang bikin Adek nangis terus"
Drrtt drrrtt
Ponselnya bergetar. Rupanya ada panggilan masuk dari Athala.
"Cepet ke RS. Kiara kritis"
Deg
Tidak, Gwenael tak ingin kehilangan lagi. Ia segera menutup telpon dan pamit pada kedua orangtuanya.
Sumpah serapah dari pengendara lain di tujukan pada Gwenael yang membawa motor ugal-ugalan.
Panik dan rasa takut menguasai dirinya. Gwenael berlari kencang menuju ruangan Kiara di rawat. Terlihat semua orang berdiri cemas didepan pintu.
Gwenael terengah-engah. Kedatangannya menarik perhatian keluarganya. Dea menghampiri Gwenael kemudian memeluk cucu nya itu.
"Ara gak apa-apa kan Nek?" Dea tak menjawab.
Pintu terbuka, seorang dokter keluar dengan wajah sedih.
"JANGAN BILANG!" Gwenael menarik jas dokter itu. Athala segera menahan Gwenael.
"Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi mohon maaf yang sebesar-besarnya, pasien tidak dapat di selamatkan. Jantung pasien lemah"
Tolong siapapun katakan ini hanya mimpi! Gwenael belum sempat meminta maaf pada Kiara. Gwenael belum membahagiakan Kiara. Gwenael hanya meninggalkan kenangan buruk untuk Kiara.
"ENGGAK, DOKTER BOONG! " Gwenael menunjuk dokter tersebut.
Athena segera menenangkan sepupunya itu dengan memeluknya. Ia mengusap punggung Gwenael pelan. Gwenael menangis di pelukan Athena.
"Kak Nana, ini boong kan? Ini settingan kan? Ini prank kan?" Athena hanya mampu menangis dalam diam, sembari memeluk Gwenael.
Buah anggur yang diminta Kiara pun belum sempat termakan.
Tangisan pilu memenuhi ruangan itu. Air mata membanjiri tempat Kiara menghembuskan napas terakhir.
Selamat jalan, Kiara. Rest in love, beautiful soul.
![](https://img.wattpad.com/cover/215392601-288-k405707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRETARION (Selesai)
Teen FictionSpin-Off Bad Couple Completed Tentang Arion bersama Greta nya . . Jaminan 1000milyar% tidak ada orang ketiga. . . Cerita 100% hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu tidak disengaja. Jangan lupa follow profi...