Sudah seminggu sejak quarantine di tetapkan, dan sudah selama itu pula orang orang mengeluh ingin karantina ini segera berakhir. Berbeda dengan kediaman bapak Belvan yang terhormat. Setiap hari, pasti ada saja kegiatan yang mereka lakukan. Seluruh penjuru rumah sangat ramai. Bagaimana tidak? Rumah sudah seperti Trans studio mall.
Jangan salah, meskipun Belvan menyiapkan segala sesuatu untuk keluarganya, seperti menyetok makanan, ia juga sudah menyumbangkan uang tunai senilai 200 juta rupiah untuk disumbangkan kepada pihak rumah sakit yang kekurangan APD atau alat lain yang diperlukan untuk memerangi virus ini.
Sultan mah bebas.
Kini, Greta dan Rion tengah asyik menonton anime di televisi, sambil memakan popcorn. Sementara itu, Dea sedang sibuk dengan spa nya. Berbeda dengan suaminya, Belvan. Ia kini tengah menyetel alat musik untuk karaoke nanti.
Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing masing. Sampai terdengar suara tangisan dari sebuah kamar yang mengundang seluruh penghuni rumah untuk mendekatinya. Please, jangan berpikir itu hantu. Kalian salah, itu suara Evelyn yang menangis ingin camping. Elfran berusaha menenangkan. Ia juga ingin menuruti segala kemauan istrinya ini. Tetapi, kondisi di luar rumah sangat berbahaya.
Semua orang menghampiri kamar Evelyn, penasaran dengan apa yang terjadi pada bumil yang satu itu.
"Kakak kenapa nangis?" Tanya Belvan, sambil mengelus puncak kepala putri sulung nya itu.
"Kakak pengen..hiks..camping..hiks.. Tapi El gak izinin,...huwaaa" isaknya.
Dea yang tadi sedang sibuk mengurus kukunya pun, lantas mulai mendekati dan mengusap punggung Evelyn dengan lembut.
"Sayang, kamu tau kan, diluar lagi bahaya banget? Kita semua juga mau nurutin, tapi gak bisa sayang" Evelyn semakin menjerit histeris. Maklum, hormon ibu hamil.
"Gimana kalo kita camping dihalaman belakang aja. Rion ada tenda kok" usul Rion. Hmm.. Boleh juga.
"Ta juga punya tenda, kebetulan ada dua" ucap Greta menambahkan.
"Ayah juga ada kayaknya, tapi lupa simpen dimana, nanti ayah cari dulu deh"
"Nah, kita bisa camp di halaman rumah. Kakak mau kan?" tanya Dea. Evelyn menangguk antusias.
"Kak Eve jangan nangis lagi, Ta jadi pengen nangis deh"
"Alah, baperan" cibir Rion.
"Ih beneran, nih liat idung Ta udah merah nih, mata juga mau berair" aku-nya.
"Mana mana" Rion kemudian mencubit hidung Greta gemas, melupakan bahwa mereka sedang menjadi tontonan keluarganya.
"Ekhmm ekhmm" deheman Belvan menyadarkan mereka. Rion menggaruk tengkuknya canggung.
🐣🐣🐣
"El, Yon, tendanya udah siap?" tanya Belvan.
"Udah Yah" Belvan mengangguk. Disana ada 3 tenda ukuran sedang, pas untuk 2 sampai 3 orang.
"Yon, lo punya lampu tumbler gak?" tanya Elfran. Pasalnya, sang istri ingin campingnya kerlap kerlip dengan lampu warna warni.
"Ta punya bang, tapi ada dirumah" ucap Greta tiba-tiba.
"Yaudah, aku ambil" ujar Rion.
"Ta ikut" pinta Greta dibalas gelengan Rion.
"Emang Rion tau dimana Ta simpen lampu tumbler nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRETARION (Selesai)
Teen FictionSpin-Off Bad Couple Completed Tentang Arion bersama Greta nya . . Jaminan 1000milyar% tidak ada orang ketiga. . . Cerita 100% hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu tidak disengaja. Jangan lupa follow profi...