Agretarion : 9 (Kejadian Tak Terduga)

4.2K 363 17
                                    

Seharian ini Rion tak berhenti mengetuk pintu yang terhubung ke kamar Greta. Ia ingin menemui gadis itu, memastikan bahwa Greta baik-baik saja.

Cowok itu terus menyender dipintu. Bibirnya tak berhenti menggumamkan kata maaf.

"Maafin Rion, Ta"

"Rion nyesel marahin kamu"

"Gretaa..."

"Berisik Rion! Greta lagi tidur keganggu" ucap Evelyn dibalik pintu. Sepertinya kakaknya itu sedang ada dikamar Greta.

"Kak, bukain dong. Adek pengen liat Greta" rengeknya.

"Ngapain bilang  ke gue. Bilang ke ayah noh" ucap Evelyn.

"Gak. Kamu gak boleh nemuin Greta dulu. Ini hukuman buat kamu" sahut Belvan yang juga sedang ada dikamar Greta.

Rion terdiam, perutnya keroncongan minta diisi. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok yang sangat ia cintai. Bunda.

"Adek makan dulu" ucap Dea, kemudian meletakkan nampan berisi semangkuk sup ayam beserta nasi juga segelas jeruk peras.

Rion menghampiri Dea, mengambil tempat untuk duduk.

"Makasih bunda" Dea tersenyum kemudian mengelus puncak kepala Rion.

Dea memperhatikan wajah Rion yang membengkak. Putranya itu pasti menangis, dan ia tak pernah melihat Rion se sedih ini. Apakah Greta sangat berarti untuknya?

"Adek, coba ceritain gimana bisa adek gatau kalo Greta masak sendiri dan luka?"

Rion yang sudah selesai makan, kemudian meminum jeruk perasnya hingga tandas tak tersisa. Ia kemudian membenarkan posisi duduknya, menghadap Dea.

"Tadi siang, Greta minta mie, terus adek larang karena kemaren dia udah makan mie."

"Terus dia ngotot, ngerengek. Yaudah adek bilang 'terserah' terus dia kayak seneng gitu. Adek tinggalin dia di ruang tv. Adek kira dia gak bakal masak mie karena adek tau, greta itu takut api. Tapi adek lupa kalo kompor bunda gak pake api"

"Adek gak nyangka Greta nekat, dan adek kaget pas ayah dobrak pintu dan bilang kalo Greta luka. Dan itu salah adek" Rion menunduk, memainkan kuku jarinya.

"Adek tau kan, Greta itu anaknya keras kepala. Adek juga tau kan, Greta udah gak punya siapa-siapa lagi. Greta cuma punya kita disini sebagai keluarganya. Gak salah adek larang Greta makan mie. Tapi yang salah itu, adek malah ninggalin dia. Greta itu anaknya nekat kalo kemauannya ga diturutin. Makanya ayah bunda berusaha buat nurutin apa mau dia. Greta itu gak jauh beda sama kakak kamu. Gini deh, kamu meningan tanya-tanya sama abang. Tanyain gimana dia ngurusin kakak kamu yang super keras kepala itu. Udah jangan sedih lagi. Nanti bunda bujuk ayah supaya kamu dibebasin. Udah kayak tahanan aja kamu" Rion sedikit terhibur dengan adanya Dea.

"Yaudah, bunda keluar dulu ya, mau ngasih salep buat kaki Greta"

"Bun" Rion menyekal tangan Dea.

"Lukanya parah banget ya?" Dea tersenyum.

"Nanti kamu lihat aja sendiri ya" Dea kemudian melanjutkan langkahnya.

Rion menghela napas. Ah, seharusnya ia lebih peduli terhadap Greta.

Rion memilih untuk rebahan, ia berharap semoga ayahnya mau mempertemukan ia dengan Greta, gadis yang ia cintai.

Iya, Rion mencintai Greta. Bukan, bukan sebagai kakak pada adiknya. Tapi, sebagai lelaki pada gadisnya. Greta yang notabene nya human tidak peka tentu saja tak tahu. Yang Greta tahu, Rion menyayanginya seperti adik sendiri.

Setelah beberapa menit melamun memikirkan Greta, matanya memberat. Rion tertidur.

Satu jam berlalu, Rion terusik dari tidurnya. Ia merasakan ada seseorang yang mengusap pipi dan matanya. Tangannya begitu halus dan mungil. Apakah ini Greta?

Rion dengan segera membuka matanya. Benar, itu Greta. Gadis itu sedang duduk diatas ranjangnya. Wajahnya sembab dan memerah. Rion terdiam beberapa saat.

"Ta" Greta tersenyum menanggapi. Rion bisa melihat Greta yang kurang nyaman dengan posisi duduknya. Alhasil, Rion berinisiatif untuk memindahkan Greta ke pangkuannya.

Greta yang terkejut langsung mengalungkan tangannya ke leher Rion.
Setelah Greta duduk dengan nyaman, Rion memeluknya erat. Cowok itu menenggelamkan kepalanya di leher Greta.

"Maaf Ta" gumam cowok itu.

Greta mengelus kepala Rion dengan lembut.

"Gapapa Yon. Ini bukan salah Rion. Ini sepenuhnya salah Ta yang gak nurut sama ucapan Rion"

Rion semakin mengeratkan pelukannya pada gadisnya itu.

"Rion....Ta...se--sak" Rion dengan segera melepaskan pelukannya pada Greta. Pergerakan Rion yang tiba-tiba itu tak sengaja membuat luka dikaki Greta terasa nyeri.

"Aww" ringis gadis itu.

"Kenapa Ta? Kaki kamu sakit? Mana sini" Rion memindahkan Greta dari pangkuannya. Cowok itu mendudukkan Greta di tepi ranjang. Kemudian, ia meraih kaki Greta yang luka.

Rion meniup luka dikaki Greta dengan pelan dan teratur. Lelaki itu kemudian mencium kaki Greta yang tidak terkena luka.

Greta terkesiap melihat hal itu. Ia tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.

"Udah Yon. Ta engga apa-apa, cuma sakit dikit aja. Ta kuat kok" ucap gadis itu. Rion tersenyum mendengarnya.

"Gimana bisa kamu kesini? Ayah ga larang kamu Ta?"

"Sebenernya tadi sempet gak dibolehin. Ta nangis, yaudah deh dibukain pintunya. Lagian kan Ta gak bisa lama-lama jauh dari Rion" Rion mencubit pipi Greta.

"Kebiasaan" gerutu gadis itu.

Rion mengambil tempat disamping Greta. Ia meraih wajah mungil Greta.

"AWWWWWW RION" Pekik Greta.

"Bisa gak sih gausah gigit pipi Ta" bibir Greta mencebik sebal, membuat Rion harus menahan diri agar tidak melahap bibir gadis itu. Sungguh, ini cobaan terbesar dalam hidup Rion.

Rion mengusap bibir Greta. Gadis dihadapannya ini terlihat sangat terkejut. Rion sebelumnya tak pernah menyentuh bibir Greta.

Sedetik kemudian, Rion yang terkejut dengan tindakan Greta. Gadis itu mengecup bibir Rion cepat. Tentunya, Rion hanya bisa mematung tak percaya. Ia tak habis pikir, tadi ia berusaha menahannya dan Greta dengan seenaknya meruntuhkan pertahanannya?

Lanjut jangan?

Lanjut ajalah, pikirnya.

Rion kemudian meraih tengkuk Greta dan menempelkan bibirnya di bibir Greta. Gadis itu tampak menikmati ini. Lihat saja, matanya terpejam.

Rion kemudian sedikit memberanikan diri. Ia melumat bibir gadis itu dengan lembut. Sungguh, kejadian ini tak pernah terlintas dipikirannya.

Rion melepas tautan bibir mereka setelah dirasa Greta kehabisan napas. Lelaki itu kemudian mengecup dan menggigit hidung mungil Greta dengan gemas.

Greta sendiri tak pernah menyangka bisa berciuman dengan Rion. Sesungguhnya tanpa Rion tahu, Greta mencintai Rion, bukan sebagai kakak, tetapi sebagai pasangan.









IYA IYA MAAF INI BULAN PUASA TAPI AKU MALAH NGETIK ADEGAN ITU😭🤣

Gatau ini jari tidak terkendali.

Selamat berpuasa bagi yang menjalankan...

Next? Komen dong!

AGRETARION (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang