Agretarion : 2 (Everything for u)

9.2K 598 21
                                    

Dia Greta. Nisaka Agreta Gazala. Cewek polos, pecinta lolipop, friendzone nya Rion. Yang Rion tau, Greta mempunyai penyakit jantung sejak kecil. Tak heran, jika saat pertama kali bertemu, Greta tampak sangat terkejut kala Rion memegang bahu nya.

Greta itu imut, menggemaskan, dan manja. Pipinya yang chubby dan kemerahan itu membuat Rion tak tahan untuk tidak menggigitnya. Rambutnya yang coklat alami dan wajahnya yang jarang sekali memakai polesan make up, membuat ia terlihat natural.

Greta hanya tinggal seorang diri di rumah besarnya. Ia hanya ditemani pembantu setianya, sekaligus baby sitternya sejak kecil, mbak Nia. Ibunya sudah meninggal satu minggu sebelum Greta pindah ke perumahan dekat rumah Rion. Ayahnya? Greta bahkan tidak tahu siapa ayahnya. Ia tak mengetahui dimana keberadaan keluarga besarnya. Biaya hidup? Selama 9 tahun Greta tinggal seorang diri, ia dibiayai oleh warisan yang ditinggalkan ibunya. Harta yang sangat berlimpah, hasil kerja keras ibunya.

Rumah yang ditempati Greta saat ini pun sebenarnya sudah dibeli oleh ibunya sejak Greta berusia 4 tahun. Perusahaan di 5 negara, apartemen di berbagai daerah, restaurant juga butik yang bercabang dimana-mana, semuanya ditinggalkan untuk Greta, oleh ibunya, Rani.

Greta tak pernah merasa kekurangan dalam hal finansial. Tapi, sedari dulu, ia kekurangan kasih sayang. Ibunya selalu sibuk dengan semua pekerjaannya. Ibunya pun selalu melarang Greta keluar rumah karena penyakit yang dideritanya.

Sebelum meninggal, Rani sudah membuat surat wasiat dan dititipkan pada pengacara nya. Semua harta yang ia kumpulkan selama ini hanya untuk Greta, untuk biaya hidupnya, dan untuk pengobatannya. Rani meninggal akibat kanker darah yang dideritanya sejak melahirkan Greta. Oleh karena itu, ia bekerja habis habisan untuk kelangsungan hidup Greta, karena ia tau, pasti nanti akan ada saatnya ia meninggalkan putri kecilnya. Rani hamil diluar nikah. Ia bahkan diusir oleh keluarganya, dan ia berusaha semaksimal mungkin untuk putrinya.

Mengingatnya, membuat Greta tak bisa menahan air matanya.

"Ta, kenapa nangis?" Rion bertanya. Mereka tengah berada di rooftop rumah Greta. Kebiasaan mereka sejak kecil, menikmati senja bersama di lantai teratas rumah Greta.

"Ta keinget mama lagi, Ta kangen sama mama, Ta kesepian" Greta terisak pelan.

Rion lantas mendekap tubuh mungil Greta. Mengelus punggung rapuh gadis yang dicintainya. Ya, Rion mencintai Greta. Ia selalu memusatkan perhatiannya pada Greta. Ia memberikan kasih sayang yang lebih pada Greta. Tapi, Greta yang polos, hanya menganggap kasih sayang yang diberikan Rion adalah kasih sayang layaknya seorang kakak pada adiknya, bukan seorang lelaki pada wanitanya. Rion seringkali mengucapkan "Rion sayang Ta" tapi Greta selalu menjawab "Ta juga sayang Rion, Rion kan abangnya Ta"

"Ta jangan merasa kesepian, disini kan ada Rion, ada ayah, bunda dan kak Eve. Kita akan selalu ada buat Ta" Greta semakin mengeratkan pelukannya pada Rion.

"Makasi ya, Rion selalu ada buat Ta"

"Everything for you baby" balas Rion, mengelus surai coklat milik Greta. Rion mengurai pelukannya, ia menangkup pipi bulat Greta.

"Jangan nangis lagi ya Ta, pipi kamu jadi merah nih"

"Emang kenapa kalo pipi Ta merah?" tanya Greta polos.

"Bikin aku gatahan" Greta menaikkan alisnya bingung.

"AWWW! Rion nakal" Greta menjerit kala Rion menggigit pipi kanannya gemas.

"Sakit, Yon" rengek Greta.

Rion tersenyum. Tangannya mengelus pipi yang tadi ia gigit. Rion mengecup pipi Greta lembut, seakan mengobati kesakitan yang telah ia buat tadi pada Greta.

"Masih sakit?" Greta menggeleng malu. Rion terkekeh dan mengacak rambut Greta. Dan Greta membiarkan hal itu, karena ia nyaman dengan segala perlakuan Rion padanya.

"Rion" panggilnya. Rion menoleh.

"Jangan tinggalin Ta ya" ucap Greta.

"Iya, Rion gak akan ninggalin Ta" jawab Rion, merangkul pundak Greta, menikmati matahari yang mulai tenggelam.

Ga akan aku biarin kamu sedih lagi Ta. Batin Rion.

🐣🐣🐣


"Yon, Ta gak ngerti bagian ini" Greta merengek. Ia menyerah.

Rion melangkahkan kakinya menuju kasur king size nya. Mereka kini berada di kamar Rion, mengerjakan tugas bersama. Rion sudah selesai mengerjakan tugas tetapi Greta masih berkutat dengan bukunya. Rion sudah menawarkan bantuan pada Greta, tetapi gadis itu menolaknya. Dan Rion memutuskan untuk bermain game di sofa panjang yang ada dikamarnya.

"Tadikan aku udah nawarin jawabanku, tapi kamunya gamau"

"Iya iya, Ta kan cuma berusaha, selama ini Ta selalu nyontek sama Rion, Ta pengen bisa, tapi Ta gak bisa bisa." gerutu Greta.

"Bagian mana yang gak bisa?" tanya Rion

"Yang ini, ini gimana sih, dari tadi Ta udah hitung pake rumus yang ini tapi ga nemu nemu juga" kesal Greta.

"Ini itu pake logika jawabnya. Ga akan nemu kalo kamu nyari pake rumus, sayang" Rion mulai mengajari Greta yang memiliki kapasitas otak yang pas pasan. Maklum, Rion kan cerdas, beberapa kali menjuarai Olimpiade Matematika dan Fisika tingkat Nasional. Ia juga berhasil memenangkan lomba debat Bahasa Inggris di California, juga Cerdas Cermat se indonesia. Kecerdasan Rion didapat dari orang tuanya. Ingat ga? Di cerita Samudra, Belvan dan Dea tukar pelajar antar sekolah?

Greta sedikit demi sedikit mulai paham dengan apa yang dijelaskan Rion.

"Ngerti?" Greta mengangguk sebagai jawabannya.

Tok tok tok

"Greta, Adek, makan dulu" ucap Evelyn dibalik pintu.

"Iya kak" sahut Rion. "Yuk" Greta mengikuti langkah Rion.

"Udah selesai ngerjain tugasnya?" tanya Belvan pada Greta.

"Udah ayah" jawab Greta.

"Anaknya sendiri ga ditanyain nih?" celetuk Rion.

"Bodo amat kalo kamu" jawab Belvan membuat Rion mendengus kesal. Semua nya tertawa melihat interaksi ayah dan anak itu.

"Kak Eve tumben kesini?" tanya Greta.

"Iya, ini dedek bayi diperut lagi kangen sama yang ada disini" jawab Evelyn.

"Bang El ga ikut kak?" kali ini Rion yang bertanya.

"Ikut, cuma lagi nyari udang. Kakak ngidam udang krispi buatan bunda" Rion mengangguk anggukan kepalanya.

"Makan yuk, Ta udah laper nih" ucapan Greta membuat semua orang yang berkumoul dimeja makan tertawa. Pipi gembul Greta menjadi santapan tangan tangan nakal yang ada disana.

"Ya ampun sayang, yaudah ayo kita makan" ujar Dea.

Hal ini lah yang membuat Greta nyaman bersama keluarga Rion. Semuanya menganggap Greta bagian dari keluarga itu. Tak jarang juga Greta menginap di rumah Rion. Bahkan, Belvan sampai membuat kamar untuk Greta. Kamar itu berada disebelah kamar Rion, dan didalam kamar itu terdapat pintu yang menghubungkan kamar Rion dan Greta. Dalam seminggu, Greta pulang hanya 2 hari, sisanya, ia tinggal dirumah Rion.

Awalnya Greta merasa tak enak pada keluarga itu. Tapi, lama kelamaan ia mulai terbiasa dan akhirnya membuat ia ketergantungan dengan keluarga Rion. Dan, keluarga Rion pun tak mempermasalahkan itu. Justru mereka merasa sangat senang, karena rumah mereka semakin ramai.



Helloooooooww.. Penghuni dunia orange.
Gimana part ini?
Komen yaa, kasih vote jugaaa..

Tbc

AGRETARION (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang