Agretarion : 27 (Jalan jalan)

2K 188 28
                                    

Kalian mau happy ending atau sad ending? Ending cerita ini udah aku tentuin, tapi siapa tau setelah liat komen kalian, aku berubah pikiran.

Ayoo komen!

Enjoy!!!




Hari ini Greta sedang dalam mode manjanya. Greta memang biasanya manja, tapi manjanya kali ini sangat sukses membuat Rion memijat kepalanya frustasi. Ingin rasanya Rion mengarungi istrinya itu, tapi ia masih sadar diri. Ini benar-benar menguji kesabaran Rion.

"Rion udah ga sayang lagi ya sama Ta?" ucapnya lirih dengan mata berkaca-kaca. Rion yang sedang memijat pelan keningnya mendongakkan kepalanya. Ia beranjak dari sofa, meninggalkan Greta yang tengah terduduk menyandar dikepala ranjang.

"Tuhkan Ta ditinggalin. Rion emang beneran udah ga sayang sama Ta" kini air matanya yang menumpuk itu turun juga. Greta menangis tersedu-sedu.

Rion kembali ke kamar. Ia menyodorkan sebatang coklat. "Ta gamau coklaaaaat" tangisan Greta semakin pecah.

"Sayang, makan coklat dulu ya? Atau kamu mau yang lain? Aku masih ada kerjaan" bujuk Rion lembut. Greta menggeleng, masih dengan tangisannya. Rion meletakkan coklat itu diatas nakas. Kepalanya benar-benar sakit.

"Mau ikut aku ke kantor? Hm?" Greta menggeleng lagi.

"Terus sekarang maunya apa? Kerjaan aku bener-bener ga bisa ditinggal Ta. Ini juga aku ninggalin rapat. Kasian mbak Sarah harus handle semuanya"

Greta diam, tangisannya tiba-tiba berhenti. "Yaudah Rion balik lagi aja ke kantor. Maaf tadi Ta ganggu rapat Rion. Maaf juga udah ngerepotin Rion" ucapnya sembari mengusap air matanya kasar kemudian mengambil coklat yang tadi diletakkan Rion diatas nakas. Gadis itu sibuk membuka bungkus coklatnya.

Rion merasa bersalah. Tetapi pekerjaannya benar-benar tidak bisa ditinggalkan. Rion sedang dillanda kebingungan sekarang. "Yang, ikut aja yuk"

"Gamau, nanti Ta ganggu Rion" Rion semakin merasa bersalah sekarang. Greta sedari tadi merengek menangis karena ingin bermesraan dengan Rion seharian. Rion bukannya tidak ingin, ia sangat senang, tetapi mengingat pekerjaannya sangat menumpuk, jadi mau tidak mau ia harus menyelesaikan itu semua. Ia sudah terlalu sering meninggalkan rapat, dan alhasil Sarah yang harus menghandle semuanya. Rion juga merasa kasihan pada sekretarisnya itu, pekerjaannya sama banyaknya dengan Rion dan ia juga harus mengurus pekerjaan Rion juga. Apalagi Sarah memiliki suami dan anak yang tentunya harus ia urus. Belum lagi mengurusi rumah, karena setahu Rion, Sarah tidak mempekerjakan seorang asisten rumah tangga. Rion harus meminta maaf pada sekretarisnya itu.

"Sayang, maaf. Aku janji besok kita jalan-jalan seharian. Mau ya?" Greta mengangguk meng-iya-kan. Meskipun Greta sudah setuju, tetap saja Rion masih merasa bersalah.

Melihat raut wajah Rion yang gelisah, Greta tersenyum. "Gapapa, besok aja. Sekarang Rion balik lagi aja ke kantor. Jangan ngerasa bersalah, Ta gapapa. Maaf juga tadi Ta cengeng. Pasti Rion capek banget ya jadi suami Ta?"

Rion tersenyum teduh, "Engga sayang, aku ga ngerasa capek sama sekali. Yaudah aku balik ke kantor ya? Kalo ada apa-apa telpon aku oke?" Greta mengangguk.

.........

Sesuai janji Rion kemarin, mereka akan pergi jalan-jalan seharian. Greta sangat bersemangat, mengingat mereka akan bersenang - senang.  Rion yang melihat istrinya begitu bahagia, mengusap kepala wanitanya gemas.

"Tuan putri hari ini mau jalan-jalan kemana hm?" Greta tampak berpikir.

"Ta pengen keliling Bandung aja, jajan jajanan pinggir jalan, nongkrong kaya orang-orang" Rion tersenyum.

"Oke siap berangkat"

Kini mobil Rion sudah terparkir didepan penjual seblak. Greta tiba-tiba menginginkan itu. Awalnya Rion menolak karena takut istrinya itu sakit perut, tetapi ia ingin membahagiakan istrinya hari ini.  Ia pikir tak apa, hanya sehari saja.

"Teh, seblakna sedeng wae nya" pinta Rion pada teteh teteh penjual seblak

(Kak, seblaknya sedeng aja ya) - translete

Greta tersenyum senang. Kakinya bergerak tidak bisa diam, membuat Rion gemas melihatnya.

"Yang" Greta menoleh sembari terus menunjukkan senyumannya.

"Kamu gemesin banget si. Istrinya siapa ini??" Rion mencubit hidung Greta gemas. Rion mendekatkan wajahnya ke arah Greta, berniat mencium istrinya itu.

"A, ini seblaknya jadi" ucap penjual seblak, membuat gerakan Rion terhenti. Pria itu mendengus dalam hati, "si teteh ganggu wae ah"

Greta segera mengambil alih seblak itu dari tangan si teteh nya. "Makasih teh"

"Jadi berapa teh?" tanya Rion sambil mengeluarkan dompet.

"tujuh rebu a" Rion mengeluarkan uang lima puluh ribu.

"Kembaliannya ambil aja teh"

"Ya allah, nuhun a. Semoga persalinan istrinya lancar ya a"

"Amin, nuhun teh, tipayun" ucap Rion

Translete : "Amin, makasih kak, duluan"

Greta sudah menghabiskan seblak itu. Kini ia menginginkan durian. Kebetulan, ada penjual durian disana. Rion akhirnya membawa Greta untuk membeli durian yang diinginkannya.

"Sok a, dipilih bade nu mana?"

(silahkan mas, dipilih mau yang mana?)

"Yang mateng atuh kang, makan disini ya kang"

"Siap" Penjual durian itu segera mencari durian yang sudah matang, kemudian mulai membelahnya. Greta menatap kagum sembari meringis. Apa akang penjual durian itu tidak kesakitan tangannya?

"Nih a, neng, silakan dinikmati." ucap penjual durian sembari menyodorkan piring berisi durian yang sudah dipisahkan dari kulitnya.

Tempat penjual durian itu sangat ramai. Banyak pemuda pemudi yang juga nongkrong disana.

Selagi memakan durian, Greta melihat ada sekelompok gadis yang secara terang-terangan menatap suaminya. Greta merasa kesal. Matanya tiba-tiba berair.

"Loh ko nangis? Kenapa istriku?" tanya Rion lembut seraya menangkup pipi gembil Greta, membuat mereka menjadi pusat perhatian. Sekelompok gadis tadi tentu saja masih memperhatikan. Mereka memandang iri.

"Mereka liatin Rion gitu banget, Ta kesel" Tanpa menoleh pun Rion sudah tau bahwa ada sekelompok gadis berpakaian minim serta rambut yang dicat merah menyala tengah memperhatikannya. Rion sangat peka dengan lingkungan sekitar.

"Mau mamam di mobil aja? Atau dibungkus?" tanya Rion sambil mengusap air mata istri kesayangannya itu.

"Bungkus aja, sekalian beli lagi buat ayah bunda" Rion mengangguk mengiyakan.

Saat hendak berjalan menuju tempat parkir mobil, sekelompok gadis itu mencegat Rion dan Greta.

"A, itu adeknya ya?" tanya salah satu dari mereka yang memakai kawat gigi berwarna biru.

"Minggir" ucap Rion dingin, tetapi tidak membuat mereka menggeser tubuhnya.

"Dm ya a" ucap gadis tadi sembari memberi kertas bertuliskan username instagramnya.
Rion menerimanya kemudian menyobek kertas itu.

"Maaf saya sudah beristri" ucap Rion sembari menerobos mereka.

Ada ada saja kelakuan anak jaman sekarang. Bikin geleng-geleng kepala. Masih mending menaruh kertas di motor, ini malah memberikannya langsung. Dihadapan istrinya lagi. Rion menggeleng kan kepalanya. Amit amit jabang bayi kalo anaknya sampe kayak gitu. Ngeri.












Aku kangen banget ama Agretarion.

Tau gasi aku tu pusing banget sekarang lagi belajar akuntansi. Tau ah, baru diomongin aja udah bikin males.

Kebetulan aku lagi senggang, makanya update. Ini hadiah buat kalian yang masih setia nungguin Agretarion! Nanti kalo aku ada waktu lagi, aku bakal sempetin update kok. Aku juga pengen cepet selesein work ini.

Voment ya!

AGRETARION (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang