Agretarion : 30 (Gwen Kuat) - End

2.5K 190 36
                                    

5 tahun kemudian...

"Mama, tadi di sekolah abang ada murid baru, cantik banget" ucap Gwenael antusias.

"Oh ya? Sama mama cantikan siapa?"

"Cantikkan mama dong" Greta tersenyum sambil mengelus kepala putra nya ini.

"Mama, dedeknya ga nakal kan diperut mama?" Gwenael mengelus perut Greta yang sudah membesar. Kandungan Greta sudah berusia sembilan bulan, menurut prediksi dokter, tiga hari lagi Greta akan melahirkan.

"Enggak dong, adeknya abang kan baik. Nanti kalo adeknya udah lahir, dijaga ya, jangan pernah sakitin dia. Pokoknya Gwen harus jadi abang yang baik buat adek"

"Iya mama, abang pasti jagain adek. Abang kan kuat" Gwenael menunjukkan otot lengannya yang belum terbentuk itu.

"Papa kok lama ya Ma? Pesawatnya lagi macet ya?" Greta tertawa.

"Mana ada pesawat macet. Ada ada aja deh abang. Eh ini onty Eve telpon. Bentar ya ganteng" Gwenael membalas dengan anggukan.

"Iya halo assalamu'alaikum kak?"

"Wa'alaikumsalam, Ta tenangin diri kamu ya"

"Ada apa sih kak, Ta udah tenang nih"

"Rion kecelakaan mobil Ta. Dia tadi lagi diperjalanan pulang" Greta terdiam. Ia masih belum merespon perkataan Evelyn. Tanpa sadar air matanya meluncur begitu saja. Gwenael yang melihat Greta tiba-tiba menangis lantas segera menghapus air mata ibunya itu dengan kedua tangan mungilnya.

"Ta? Greta sadar hei! Elfran lagi diperjalanan ke rumah kalian. Tunggu ya, sebentar lagi dia dateng. Kamu ten--" Greta mematikan sambungan telepon. Evelyn disana tentu saja merasa was was apalagi adik nya itu tengah mengandung dan sebentar lagi melahirkan.

Greta masih diam, tetapi air matanya terus berlomba-lomba untuk keluar. Sementara Gwenael masih setia menghapus air mata Greta.

"Abang" panggil Greta pada Gwenael lirih.

"Iya ma"

"Papa kecelakaan" Gwenael tentu saja terkejut. Siapa yang tidak terkejut ketika ayahnya terkena musibah? Tetapi bocah lima tahun itu menahan air matanya. Ia tidak ingin terlihat lemah. Ia harus terlihat kuat dihadapan Mama dan adiknya.

Gwenael membawa Greta kepelukannya. Meskipun badannya mungil, tapi terasa sangat menenangkan. Greta semakin menangis karena sikap anaknya yang sangat dewasa.

"Mama, paha mama basah" ucap Gwenael bersamaan dengan datangnya Elfran. Sementara Greta sudah tidak sadarkan diri

"Om, paha mama basah om"

"Ya allah mama kamu mau ngelahirin itu. Ayo cepet bantuin om, bukain pintu mobil" Elfran segera menggendong Greta, sementara Gwenael sudah berlari menuju mobil Elfran yang terparkir dibelakang.

......

Gwenael terduduk dilantai koridor rumah sakit. Tatapan matanya kosong.

"Gwen" Evelyn menghampiri Gwenael, ia berjongkok didepan bocah itu.

"Iya onty" gumam Gwenael.

"Mama mau ketemu kamu" ucap Evelyn membuat Gwenael yang sedari tadi menunduk seketika mendongak.

Evelyn tersenyum kemudian mengelus kepala Gwenael. "Temuin dulu mama nya" Gwenael berdiri kemudian berjalan perlahan menuju ruang persalinan.

"Mama" Gwenael menahan tangisannya ketika melihat ibunya tak berdaya diatas brankar. Greta tersenyum.

"Abang, nanti kalo udah sampe rumah, buka laci meja rias mama ya ganteng." Gwenael mengangguk saja meskipun tak mengerti apa yang dibicarakan Greta.

AGRETARION (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang