Happy reading♡
Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________Janu : ji, lu deg degan kalo di panggil siapa? Kalo gue dipanggil dosen.
Jiwu : dipanggil tuhan.
Janu : spoiler?
Jiwu : masa depan
Pembicaraan singkat yang begitu mengerikan, tidak lulus sensor.
"Tamat"•—Maikel Zavaraiza—•
Ding dungg
"Kepada menjenguk yang masih berada di rumah sakit, 10 menit lagi dimohon untuk meninggalkan ruang, karena waktu jenguk telah usai harap kembali di hari esok. Terimakasih"
Mereka bertiga mulai saling memandang satu sama lain dan mempertanyakan hal yang sama "ini gimana?"
"Pulang" jawab Maikel yang akhirnya berdiri dan memakai sendalnya.
"Maik, nanti kalo lu kumat lagi gimana?" Tanya Hendra.
"Tinggal balik, btw si ien juga pasti udah nunggu gue di rumah, jadi mendingan balik aja" jawab Maikel.
"Ya ndak papa mas, nanti kan mbak ien bisa saya kabarin lewat telfon" sambung Adrian.
"Kan udah gue bilang, jangan kasih tau ke ien kalo gue kambuh"
"Kenapa sih mas?"
"Karena gue tau selama ini dia selalu khawatir sama gue sejak kepergian nenek"
"Masnya pd?" Tanya Adrian yang berbicara langsung.
Hendra segera melirik Maikel yang terdiam lalu kembali menghadap ke Adrian "mampus, gue ada di tengah tengah" gumam Hendra yang memilih diam dan mundur perlahan.
"G-gue bukannya pd, tapi emang kenyataannya kayak gitu"
"Emang mas ien punya sebab apa khawatir sama mas Maikel? Emang mbak ien suka sama mas Maikel?"
"G-gak tau juga"
"Kalo mas Maikel sendiri? Emang suka sama mbak ien?"
"Ee..." Maikel terdiam sejenak dengan semua pertanyaan Adrian.
"Ayo, para pengunjung segera meninggalkan ruangan"
"N-nah ayo pulang, udah mau di tutup. Gue gak mau tidur bareng hantu rumah sakit, gak level" ujar Maikel yang akhirnya memutus suasana dan beranjak dari ranjang. Berjalan kearah kasir untuk membayar dan segera keluar dari rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle | Mark lee
Fanfictionaku hanya gadis lemah yang tak memiliki keberuntungan apapun. tapi dengan keberadaannya, memberiku sebagian keberuntungannya untuk terus hidup, hingga aku bisa merasakan hangatnya dunia dan berhasil melihat dunia yang selalu ku mimpikan. "seperti ap...