Happy reading♡
Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________"Tanpa kalian sadari lidah kalian selalu beristirahat diatap mulut kalian"
•—Maikel Zavaraiza—•
Semua orang mulai terlelap dalam mimpi mereka hingga menunggu fajar tiba. Suara adzan mulai bersahut sahutan, membangunkan para manusia yang memiliki kewajiban.
"Allahuakbar..." Adrian memimpin sholat dengan Adrien yang menjadi makmum.
Tok...tok..tok
Pintu kamar mereka berbunyi, namun mereka tetap melanjutkan sholatnya. Adrian yang sedikit mengeraskan suaranya, membuat Maikel tak lagi mengetuk melainkan menunggu di luar kamar.
5 menit kemudian, Adrien menyelesaikan doanya dan segera membuka pintu kamar.
"Mas ikel? Masih disini?" Panggil Adrien yang merasakan sekitarnya.
"Gue duduk di bawah" jawab Maikel.
"Masnya manggil saya?" Tanya Adrien.
"Gue harus siap - siap ke kampus, jadi lu bisa bikinin gue sarapan kan?"
"Oh, iya. Nanti saya buatin" jawab Adrien.
Maikel mulai berdiri dengan menatap Adrien dari bawah hingga keatas, ia membatu untuk sesaat. Melihat Adrien yang masih menggunakan mukenah putih yang mengingatkannya kembali pada kejadian dulu.
"Aku tau, bahwa dinding ini tak mungkin dihancurkan. Tapi setidaknya biarkan aku tetap di sisimu, walau caraku memang sedikit memaksa"
"M-mas ikel? Masih di depan saya?" Tanya Adrien yang membuyarkan lamunan Maikel tentangnya.
"B-bentar lagi gue pergi kok, g-gue cuman mau ngomong jangan sampek lupa nanti siang, pulang gue ngampus lu harus udah siap" ujar Maikel yang terbata bata.
"Iya saya inget kok" jawab Adrien yang tersenyum pada Maikel.
Maikel membalas senyum itu dan berniat memeluk Adrien, namun sayangnya Adrian keluar dengan melipat sarungnya, membuat Maikel malah mengalungkan kedua tangannya di leher menegakkan badan hingga membuat sendi sendinya berbunyi secara bergantian.
"Shit!"
"Mbak ien mau kemana emang?" Tanya Adrian yang berdiri diantara mereka.
"Oh, iki loh mas ikel kan kate gladi resik gae pembukaan cafene" oh, ini loh mas ikelkan mau gladi bersih buat pembukaan cafenya.
"Oh...terus aku lapo?"oh...terus aku ngapain?
"Ah ngepas, lu butuh duit kan? Lu bisa jadi karyawan gue" sahut Maikel yang memotong pembicaraan Adik kakak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle | Mark lee
Fiksi Penggemaraku hanya gadis lemah yang tak memiliki keberuntungan apapun. tapi dengan keberadaannya, memberiku sebagian keberuntungannya untuk terus hidup, hingga aku bisa merasakan hangatnya dunia dan berhasil melihat dunia yang selalu ku mimpikan. "seperti ap...