Happy reading♡
Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________"Seperti orang pada normalnya, seorang anak yang lahir akan memunculkan kepalanya lebih dulu baru kaki. Itulah mengapa pepatah mengatakan bahwa berfikirlah lebih dulu sebelum melangkah, karena waktu tak lagi bisa diulang"
•—Maikel Zavaraiza—•
Cafe mulai ramai dengan pelanggan yang datang dan pulang di satu waktu. Semua orang telah sibuk dengan urusan mereka, hingga akhirnya cafe mulai ditutup dan masih meninggalkan satu pelanggan.
Hendra menghela nafas kesalnya "kita harus segera beres beres untuk tutup" sindirnya.
"Kami sangat berterimakasih jika kalian cepat minum dan pergi dari sini" sambungnya yang berjalan perlahan membukakan pintu keluar untuk satu pelanggan itu.
Pelanggan itu mulai beranjak dari tempat duduknya "terimakasih, sudah mampir" ucap Reihan.
"Cepat cepat cepat!" Ujar Hendra yang melambaikan tangannya di depan pintu.
Pelanggan yang akhirnya keluar membuat mereka lega dan terduduk di lantai cafe. Menghela nafas lega mereka secara bersamaan, rasa lelah bercampur senang membuat mereka tercengir saat mengingat kepanikan mereka terhadap pesanan pelanggan.
"Bro, jadi gimana? Masih mau lanjut kerja disini?" Tanya Hendra pada mereka yang ikut beristirahat ditempat.
"Gue ikut" sahut Candra yang menunjuk tangan disambung dengan Reihan, Bagas, Bagus dan juga Adrian.
Hendra tersenyum puas dan segera berdiri. Mulai berjalan keluar menghampiri Maikel untuk memberitahukan keputusan mereka.
"Maik yang lain-" Hendra berhenti berbicara saat melihat dari kaca mobil, Maikel masih tertidur dipangkuan Adrien dengan masih memegang erat tangan Adrien di depan wajahnya. Hendra mulai melepaskan gagang pintu mobil dan membiarkan mereka berdua tetap di dalam.
"Hahh, kayaknya gue juga gak mau kalah sama lu maik" geming Hendra yang melihat wajah Adrien yang tersenyum saat menunduk ke arah Maikel.
•—.—•
"Dra, anak anak minta slogan buat pembukaan nanti gimana?" Tanya Candra yang melihat Hendra kembali ke dalam cafe.
"Mau slogan yang gimana, maksud lu?" Tanya Hendra bingung.
"Ya slogan buat semangat lah, cafe ini kan namanya seven dream. Terus enaknya ditambahin apa?" Usul Reihan.
Hendra berfikir sejenak lalu kembali mengucapkan kata "yo dream" berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle | Mark lee
Fiksi Penggemaraku hanya gadis lemah yang tak memiliki keberuntungan apapun. tapi dengan keberadaannya, memberiku sebagian keberuntungannya untuk terus hidup, hingga aku bisa merasakan hangatnya dunia dan berhasil melihat dunia yang selalu ku mimpikan. "seperti ap...