(24) Jalani sendiri

67 25 173
                                    

Happy reading♡

Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________

"Aku bisa mengalahkan jutaan orang yang mencintaimu, tapi tidak dengan satu orang yang kau cintai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bisa mengalahkan jutaan orang yang mencintaimu, tapi tidak dengan satu orang yang kau cintai"

•—Maikel Zavaraiza—•

"Nenek, ayah, bunda...sekarang Maikel harus apa? Jika kalian semua pergi? Apa aku perlu menyusul?"

"Mas ikel!"

"Maikel! Buka mata lu!"

"Suara itu terdengar menjengkelkan"

"Maikel, waktunya bangun"

"Bunda?! Tunggu! Aku ikut bunda!"

Perlahan kesadaran Maikel kembali dengan wajah bunda yang berubah menjadi wajah sedih Adrien.

"E-e"

"Mas ikel?! Udah sadar?" Tanya Adrien yang memegang erat jari - jari Maikel.

Hendra menghela nafas lega saat Maikel telah menunjukkan pergerakan. Semua pelayan yang sedari tadi menunggu Maikel siuman dengan mencoba menghilangkan rasa sedih mereka tentang kepergian nenek dan ayah.

"Ne-nek..." ucapan yang pertama Maikel keluarkan membuat semua orang tertunduk sedih.

Kini, semua orang telah berduka pada kepergian orang tua yang paling mereka hormati. Satu bulan setelah pemakaman nenek dan ayah, pelayan perlahan berkurang dan memutuskan untuk kembali ke rumah mereka sebagai perpisahan.

"Mbak ien, kita mulih pisan?" Mbak ien, kita pulang juga Tanya Adrian yang berbisik pada Adrien.

Adrien ragu untuk menjawab saat melihat kondisi Maikel yang kini tak lagi tersenyum dan minim bicara saat dirumah. Lebih suka terkurung dalam kamar dan lebih sering menangis tanpa alasan.

"Rian, kita cari bapak aja-"

"Mbak yakin?" Adrien diam dan juga bingung tentang keputusannya.

Tok tok tok

Pintu kamar Adrien berbunyi "ien, lu masih disini?" Suara Maikel terdengar begitu berat dari arah luar.

Adrien yang akhirnya membuka pintu dan merasakan Maikel begitu dekat dengannya.

"Lu gak pergi kan kayak yang lain?" Tanya Maikel dengan nada serak. Suasana hening sejenak, namun Adrian memutusnya.

"M-mas Maik, mbak ien bakal tetep disini kok. Saya aja yang keluar dari sini, buat nyari bapak" sambung Adrian yang berdiri di belakang Adrien dan menepuk pundaknya pelan.

"Emang lu punya tujuan?" Tanya Maikel.

Adrian tercengir tipis "ndak, hehe. Tapi, saya bisa titip mbak ien kan? Kalo saya tinggal di luar masih gak papa mas, tapi kalo mbak ien pasti susah" ujar Adrian yang membawa tas dan keluar dari kamar Adrien.

Miracle | Mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang