(18) Deja vu

75 29 131
                                    

Happy reading♡

Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________

"Jika ada perandaian yang ingin kau katakan untuk meluapkan emosimu, andai apa yang akan kau katakan? Kalo aku, andai cinta segitiga antara aku, kamu dan tuhan ini berakhir tanpa ada pihak yang tersakiti, mungkin akan mudah bagiku untuk memilihmu"...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika ada perandaian yang ingin kau katakan untuk meluapkan emosimu, andai apa yang akan kau katakan? Kalo aku, andai cinta segitiga antara aku, kamu dan tuhan ini berakhir tanpa ada pihak yang tersakiti, mungkin akan mudah bagiku untuk memilihmu" - Janu

•—Maikel Zavaraiza—•

"Pada akhirnya, aku mulai membuka hatiku lagi pada seorang wanita yang sangat ingin ku temui dulu. Walau kadang aku berfikir itu mustahil untuk menemui orang di masa lalumu" dialog Maikel yang melepaskan ciuman itu dari bibir Adrien. Membuka matanya perlahan, dan dia kembali pada tubuhnya.

Maikel menatap Adrien dengan perasaan bahagia "udah puas liat sunsetnya?" Tanyanya dengan mengusap rahang kecil Adrien.

Wajah Adrien memerah dengan seketika membuat tubuhnya gemetar saat kejadian itu terus berputar di kepalanya. Dengan membalik cepat tubuhnya, Adrien mulai menutup seluruh wajahnya dan terduduk di atas gundukan tanah.

Maikel tercengir dengan mengalihkan pandangannya ke arah bulan, ikut menutup mulut dan menahan perasaannya yang begitu kuat.

"I-ien-"

Ngikk

Suara pintu kembali terdengar dan membuat Maikel dan Adrien segera memusatkan pandangan mereka ke arah suara itu.

"Ups.." bisik nenek yang ketahuan mengintip.

"Nenek...ngapain disini?" Tanya Maikel yang gugup.

"E-enggak kok, nenek gak liat apa apa. Cuman ini udah malem, jangan lupa dikunci, bentar lagi makan malem jadi kalian cepet turun" ujar nenek yang segera menutup pintu dan meninggalkan cucunya di atap bersama Adrien.

"Ekhmm...n-nenek udah manggil suruh balik" Maikel gugup, namun tetap menggandeng tangan Adrien yang terasa dingin.

"Mas, saya masih anak dibawah umur loh" ucap Adrien yang menutup mulutnya.

"Bentar lagi juga dewasa, jadi ayo menua bersama"

"Mungkin untuk sekarang, saya gak mikir buat ke situ. Karena seharusnya mas ikel tau apa yang menjadi batasan-"

"Agama" sambung Maikel.

"Gue tau, tapi gue gak perduli. Gue bakal nyari cara buat selalu ada di sisi lu tanpa harus ngerebut lu dari tuhan" jawab Maikel yang memastikan itu.

"Caranya gimana?" Tanya Adrien

"Kenapa nanya sekarang? Emang lu mau cepet cepet jadi punya gue?" Ejek Maikel yang membawa Adrien turun.

Ucapan Adrien tersendat karena gugup membuatnya terdiam seribu bahasa tanpa membalas pertanyaan Maikel.

"M-mas ikel yo aneh aneh ae. Ya masak ada cara begituan, saya ya ndak percaya" sindir Adrien.

Miracle | Mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang