Happy reading♡
Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________"Tuck your dream in prayer and run without telling others what you are going for." - lidyatu
•—Maikel Zavaraiza—•
Maikel akhirnya melaju keluar dari kediamannya menuju jalan beraspal. Membagi kefokusannya pada menyetir dan mencari sekelilingnya.
"Entah mengapa hatiku sakit saat melihat nenek pergi meninggalkan rumah" monolog Maikel yang terhenti di lampu merah.
Setelah lama menunggu lampu merah, mata Maikel tertuju pada mobil putih yang begerak jauh di depannya.
"Itu nenek!" Geming Maikel yang segera menekan gas dan menyalip kendaraan di depannya. Namun sayangnya saat mobil itu berbelok Maikel tak dapat mengejarnya karena tersadar mobil di depannya melaju cepat membuat motor milik Maikel tersentak untuk segera menekan rem.
Tinn...
"Woy! Liat liat kalo nyebrang! Anak sekarang gak ngerti jalan raya! Awas!" Sentak pemilik mobil yang berbicara melewati jendela.
"Ck! Berisik tua bangka!" Pekik Maikel yang kembali menekan gas dan melaju ke arah jalan yang di lewati mobil nenek.
Tin..tin
"Woy! Gila lu?! Maik?" Hendra yang sedang ingin menyebrang dengan motornya terkagetkan saat Maikel yang ingin menabraknya.
"Dra?! Lu ngapain disini?"
"G-gue baru beli ubi buat umi gue" jawabnya dengan mengangkat ubi ungu di tangan kirinya.
"Udah minggir lu, gue harus ngejer lagi!" Ujar Maikel yang sedikit membelokkan stang motornya.
"Ha? Emang lu ngejer siapa?" Tanya Hendra yang melihat sekelilingnya.
Maikel terhenti saat tak lagi melihat jejak mobil nenek di jalan pertigaan yang ada di depannya.
"AAAAGGGHHH" Teriak kesal Maikel yang mencampakkan helmnya ke aspal.
"MAIK! KALEM WE KALEM! diliatin orang anjirr!" Teriak Hendra yang perlahan mengecilkan suaranya.
"BODOAMAT GUE!" Balas Maikel yang menundukkan kepalanya dan mengacak acak kasar rambutnya.
"Lu gila maik?" Tanya Hendra bingung.
"Gue ngejer nenek guee! Sekarang jejaknya ilangg! Terus gue harus gimanaa? Hendraaaa!" Jawabnya yang memanjangkan setiap kalimat akhirnya.
Hendra melihat kearah pertigaan jalan itu dan menjatuhkan sedikit kepalanya ke kiri "ya gue gak tau, tapi lu mau ubi?" Tawar Hendra yang mengeluarkan ubi ungu rebus dari plastiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle | Mark lee
Fanficaku hanya gadis lemah yang tak memiliki keberuntungan apapun. tapi dengan keberadaannya, memberiku sebagian keberuntungannya untuk terus hidup, hingga aku bisa merasakan hangatnya dunia dan berhasil melihat dunia yang selalu ku mimpikan. "seperti ap...