(17) Jangan berbohong

81 30 149
                                    

Happy reading♡

Jangan lupa vote dan komen♡
_________________________________________

Jangan lupa vote dan komen♡_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kalau diajak bercanda, ketawa bukannya jatuh cinta. kau memang gemar bercanda, sedangkan aku terlalu perasa. aku jatuh cinta kau cuman tertawa, hatiku ini terlalu ha ha ha"

•—Maikel Zavaraiza—•

Hari terus berganti, hingga perlahan mereka mulai lebih saling mengenal. Satu minggu berlalu sejak OSPEK, akhirnya mereka selesai dan menjadi bagian dari manusia kampus.

"Maik" panggil Hendra yang berjalan menuju parkiran kampus.

Maikel hanya menoleh sembari menghentikan langkah kakinya, memutar tubuhnya kembali menghadap Hendra.

"Gimana rencana lu buat bangun cafe?"

"Gue udah ngomong ke nenek"

"Terus?"

"Ya dikasih dana buat bangunnya. Tinggal diisi aja"

"Terus buat karyawannya?"

"Yang pasti lu sama gue"

"Yailah Maik, masak berdua doang?"

"3 sama ien"

"Emang ien bisa kerja?"

"Bisa, gue bakal gunain dia buat nentuin resep baru"

"Gue?"

"Lu, ikut buat dessert sama gue"

"Yailah Maik, gue susah susah masuk penyiaran. Kok gue dapet job bikin kue? Kan gue bisa jadi kasir, atau yang melayani pendatang"

"Lu buaya ganas, kalo sampek lepas bisa semua cewek yang dateng lu embat"

Hendra memutar bola matanya malas sembari menekuk kedua tangannya di dada "maik gue udah tobat jadi begituan, ayolah"

"Emang berapa cewe yang lu deketin sekarang?"

"Dulu di SMA paling dikit ya 5, sekarang cuman 3"

"Oke fix, lu tetep sama gue buat dessert"

Hendra berteriak kesal dengan suara seraknya "kenapa gue gak boleh ketemu bidadari?" Rengeknya yang menduduki jok motor.

"Gak, lu jangan nyari masalah di cafe gue"

"Jahat banget lu maik sama temen sendiri-"

"Hai cantik" sapa Hendra yang melambaikan tangannya pada dua gadis yang melewati parkiran.

"Najis" geming kedua gadis itu yang menatap sinis ke arah Hendra.

"Maik, lu ngutuk gue ya?!" Fitnah Hendra yang merasa tersakiti.

Miracle | Mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang