Part 1

37.1K 1.7K 20
                                    

Seorang gadis berpiyama putih motif bunga sedang tertidur pulas di atas kasur empuknya. Bahkan suara jam weker yang sedaritadi berbunyi ternyata sama sekali tidak membuat gadis itu bangun dari tidurnya. Hingga suara ketukan keras di balik pintu kamarnya mampu membuka pelan matanya. "Iyaa mom, acel bangun kok." Gadis itu melihat ponselnya. "Astagaaa!!" Tanpa babibu lagi Ashel langsung melompat dari tempat tidurnya dan menyambar handuk yang tercantol di pintu kamar mandinya.

Setengah jam berkutat dengan baju dan make up, akhirnya ia keluar kamar. "Mom, Acel berangkat dulu ya." Sambil mencium tangan mamanya.

"Loh, gak sarapan dulu?"

"Enggak ah, udah telat sekolahnya. Kan hari pertama masuk."

"Yaudah, tapi bekelnya di bawa ya? Siapa tau nanti kelaparan di jalan" Pinta mamanya sambil menaruh kotak nasi berisi nasi goreng pedas kesukaan Ashel ke dalam tas ranselnya.

"Ashel berangkat dulu, mom. Assalamuaikum"

"Walaikumsallam"

Memang sepertinya sudah menjadi hari sial gadis itu, tepat saat di jalan terlihat banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang. Sehingga mobil yang saat ini ia tumpangi harus bersabar menunggu kendaraan lain melaju. "Pak, bisa lebih cepet lagi gak? Saya udh telat bgt soalnya"

Sang sopir menoleh ke belakang. "Waduh mbak, gabisa. Ini lagi macet banget"

Terdengar helaan nafas panjang dari gadis itu. Hembusan nafas yang menandakan ia pasrah dengan hari ini. Padahal ini adalah hari pertamanya dia sekolah di SMA barunya.

Dia adalah Adzana Shaliha atau biasa di panggil Acel. Gadis pindahan dari Bandung karena Ayahnya di mutasi ke Jakarta. Dan akhirnya membuat Ashel ikut pindah sekolah. Dan Pilihannya jatuh di SMA 48 Jakarta.

***

Setelah sampai di depan sekolah, ia pun langsung berlari menuju gerbang sekolah yang hampir saja di tutup oleh satpam. "Anak baru ya mbak?" Tanya satpam itu saat tahu Ashel memakai seragam berbeda dari sekolah ini.

"Iya pak. Ruang Kepala Sekolah dimana ya?"

"Mbak nya nanti jalan lurus aja. Lewat kelas XI, nah ruang guru ada di deretan kelas itu."

"Makasih pak"

Tanpa babibu lagi akhirnya Ashel memberanikan diri masuk. semua pasang mata menuju ke arahnya karena dia memakai baju berbeda dari mereka. Harusnya hari ini Ayahnya akan mengantarkan namun karena ada pekerjaan dadakan akhirnya ia bertekad untuk ke sekolah sendiri saja. Anggap saja permulaan ia menjadi sosok pribadi yang mandiri.

Sampai akhirnya ia melihat rombongan anak cowok yang sedang bercengkrama di lorong kelas. "M..maf, kak, mau tanya, ruang kepala sekolah dimana ya?"

Seketika 4 murid yang tadinya asik mengobrol kini menoleh ke sumber suara. "Wedehh, anak baru ya?" Ucap cowok berambut sedikit berantakan yang berdiri di dekat Ashel. Ia menatap Ashel dari atas sampai bawah yang memakai seragam berbeda dari mereka.

Ashel mengangguk.

"Kenalan dulu lah."

"Iya, kenalan dulu lah." Ucap salah satu cowok berambut klimis alias si Gracio.

"Boleh ke ruang kepala sekolah dulu gak? Aku takut telat masuk kelas."

"Nanti aja lah. Kenalan dulu sama abang." Ujar cowok bertopi hitam tidak lain tidak bukan itu adalah Aran. Anak kelas XII IPS "Nama lo siapa?"

"Ashel, Kak"

"Pindahan darimana?"

"Bandung."

"Waw jauh juga ya. Btw, lo cantik banget loh." Gracio yang suka khilaf sama cewek cantik pun mulai melancarkan aksi kebuayaannya lagi.

"Mau kakak anter gak, Dek?" Kini giliran Badrun yang beraksi.

"Gausah, aku bisa sendiri."

Adel melihat raut wajah Ashel yang mulai ketakutan.

"Biarin dia masuk" Terdengar Suara berat seorang cewek yang sedaritadi diam sibuk dengan game di ponselnya. Ia melirik Ashel sekilas. Kemudian kembali menatap ponselnya lagi. "Lo lurus aja sampai ujung, ruangannya ada di sebelah kiri."

"Gak asik lo, Del. Main suruh2 masuk aja." Komen Aran yang membuatnya mendengus kesal. Alhasil mendapat pelototan tajam dari Adel. "Ehh iyaa..iya ampun. Yaudah dek, kamu masuk aja. Sebelum ada Titan yang ngamuk nih."

Ashel mengiyakan. Lantas ia pun berjalan melewati mereka dan laangsung saja menuju ke ruang Kepala Sekolah untuk segera resmi menjadi murid SMA 48 Jakarta.

Adel melirik dari ujung kacamatanya. Menatap punggung Ashel yang perlahan2 mulai hilang di balik pintu.

Namanya Reva Fidela Adel Pantjoro. Satu-satunyanya cewek di sekolah yang menjadi ketua geng rusuh sekolahnya. Cewek cuek, dingin, irit bicara, Si biang onar yang sering keluar masuk BK bahkan sampai panggilan terhadap orang tua. Tetap saja Adel adalah Adel tidak ada rasa takut bagi seorang Adel. Cewek berpostur tinggi, rambut sebahu, kadang berponi kadang tidak, memakai jaket hitam yang menjadi style andalannya. Dan dia adalah satu-satunya adik junior yang bertemannya dengan senior rusuh kelas duabelas.

***

Jangan di bawa2 ke real life yagesya..

Cewek KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang