"Si Lulu gak jajan katanya lagi males." Kata Kathrine sambil membawa nampan berisi pesanan teman-temannya. "Dia baru aja chat gue."
"Biasanya dia yang paling heboh. Tumben?"
"Lagi PMS, paling."
"Shel, liat deh gerombolan ujung." Mata Kathrine terarah ke gerombolan itu dan di saat bersamaan mereka juga ikut menatap ke arahnya. "Kayaknya beneran Adel naksir lo nih. Cieee."
Ashel menatap Adel. Jauh dari posisinya sekarang, Adel juga tengah menatap Ashel bersama teman-temannya. Entah apa yang mereka sedang bicarakan. Ashel jadi khawatir. Takut ia di gosipin yang enggak-enggak oleh gerombolan itu. Ashel kembali fokus ke makanannya.
"Shel, Kak Badrun kesini."
"Haloo, Ashel ya?" Cowok berpostur tinggi, pakaian yang tidak pernah di masukkan ke celana, sekarang ada di depan Ashel. "Kata Adel, nanti di anterin pulang. Mau ga ?"
Katrine dan Indah melirik Ashel.
Ponsel di kantong Ashel berbunyi. Memunculkan nama Adel disana. Dengan malas, di angkatnya telfon tersebut. "Bohong dia. Jangan percaya." Ashel melirik Adel yang juga sedang menatapnya. Kemudian kembali terdengar suara heboh saling sahut menyahut. "Kasihin telfonnya ke dia."
Ashel memberikan ponselnya ke Badrun. "Iya..iya, Del, gak gue apa-apain kok. Tenang aja. Apa?? Mau maen ke rumah dia nanti malem?? Oke nanti gue sampein." Badrun menjauhkan ponselnya. "Shel, Adel bilang, love you."
Ashel semakin risih. "Kata Ashel iya boleh, main aja ke rumah. Iya iya, Del gue balik. Galak betul"
Ashel kembali menempelkan ponsel ke telinganya. "Maafin Kak badrun, Shel. Lanjut makan, gih." Kemudian sambungan terputus.
Ashel yang sudah badmood akhirnya memilih untuk pergi dari kantin. "Udah gak selera makan, aku ke kelas ya."
***
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid yang berada di dalam kelas berhamburan keluar. Indah sudah berjalan duluan ke parkiran karena dia membawa motor. Sementara Kathrine dan Ashel berjalan ke gerbang untuk menunggu jemputan di halte. Tetapi langkah keduanya terhenti saat dilihatnya gerombolan kelas tiga beserta Adel berdiri di gerbang. Anak kelas tiga bersiul menggoda cewek yang lewat.
"Cewek, kiw kiw.." goda Aran saat ada 1 cewek yang melintas di depannya. "Bagi duit dulu doong."
Karena takut dengan gerombolan itu, akhirnya ia terpaksa mengelurkan duit 5rb-an, mengikhlaskan seribu duaribu-nya daripada nantinya harus berurusan dengan genk Adel.
"Gimana nih? Lewat gerbang samping aja gimana? Males banget lewat depan pasti nanti di godain." Tanya Ashel.
"Kalo lewat samping, kayaknya udh di tutup deh sama penjaganya."
"Ehh, Adel. Lagi nungguin aku ya?" Marsha yang tiba-tiba saja datang mengagetkan gerombolan itu.
"Idih, pede bingits lo. Ya gak, Del?" Tanya Gracio. Adel hanya menganggukkan kepala tanpa mau memgeluarkan suaranya.
"Terus ngapain kalian disini? Mau malakin anak-anak ya?"
"Iyalah. Yakali enggak." Kini Badrun yang menjawab.
"Ihhh, Aran gausah pegang2 tangan gue. Jijik tau gak?"
"Galak bener, Mbak."
"Awas tangan lo." Gertak Marsha tajam. Mata cewek itu beralih menatap Adel yang masih diam bersandar di tembok. "Kalau Adel yang pegang, gue rela kok. Pegang dimana aja gue rela."
"Dih."
Dari jauh, Ashel berdebat dengan Kathrine. Mempermasalahkan siapa yang akan berjalan duluan. Akhirnya mereka memutuskan untuk suit jepang.