Part 12

10.8K 1.2K 72
                                    

Pembahasan seputar ulang tahun SMA 48 Jakarta baru saja di laksanakan di rapat Osis hari ini. Persiapan yang sudah di rencanakan sejak setahun yang lalu sudah di rancang dengan matang. Sudah banyak sekolah yang akan berpatisipasi mengikuti lomba seperti basket, voly, dance dan baca puisi.

"Kak, saya pulang duluan ya?" Ashel berdiri dari duduknya.

"Oke. Lo naik apa? Atau di jemput?" Tanya Zee sambil mengalihkan pandangannya dari tumpukan berkas di depannya.

"Saya Naik angkot, Kak."

"Langsung pulang?"

"Mau mampir dulu nanti ke toko buku."

"Oh gitu? Oke." Zee mengangguk kemudian kembali menatap berkas-berkas itu. Kembali dengan tugas-tugasnya sebagai ketua Osis yang bisa di bilang super duper sibuk.

Ashel keluar dari gerbang sekolah dan menuju ke halte. Dia kaget begitu melihat motor ninja hitam terparkir di depan halte serta dengan pemilik motor itu. Dilihatnya Adel sudah duduk manis di atas motornya sambil meminum susu kaleng cap beruang. Begitu melihat Ashel, Adel segera menghabiskan susu itu dan membuang kalengnya ke aspal dan menginjaknya hingga gepeng.

Sekolah terlihat sudah sepi. Tapi Ashel tidak melihat gerombolan Aran cs. Dia hanya melihat Adel sendirian. "Mau ke toko buku kan? Gue anter." Ucap Adel membuat Ashel sedikit bingung.

"Iya. Tau dari mana?" Ashel mengangguk. "Nggak ngerepotin?"

"Bukan Adel namanya kalau gak tau soal lo." Adel menggeleng. "Kalaupun ngerepotin, gak mungkin gue betah nungguin lo disini sendirian."

Adel menurunkan kedua kakinya dan duduk nyaman sambil menghidupkan motornya.

Mau tidak mau Ashel harus menerima dengan tidak enak hati karena Adel sudah menunggunya sejak tadi. Anak Osis yang tadinya berniat ingin pulang, kini berhenti di gerbang dan mengintip Adel tentunya. Ashel sudah duduk cantik dengan tangan berpegangan dengan tas ransel Adel yang menjadi pembatas keduanya.

Motor kemudian melaju dan tidak lama berhenti di depan toko buku. Ashel segera turun saat Adel sudah memarkirkan motornya dengan sempurna. Tanpa di duga, Adel mengikutinya dari belakang. "Loh, kok kamu ikut masuk?" (((Pertanyaan apa ini Asheelll?))))

"Gue bukan gojek. Masa nganterin doang?" Balas Adel dengan seringaian.

"Di dalem isinya buku semua loh?"

"Kalo isinya pecel lele berati warung lesehan dong?"

"Aku lama loh biasanya. Bisa berjam-jam. Nanti kalau kamu bosen, boleh pulang duluan."

"Seharian sama lo juga gue jabanin, Shel." Ucap Adel asal bunyi.

Ashel hanya bisa menggelengkan kepala. Tidak tau harus ngeles apalagi. Bukan karena apa-apa, dulu dia pernah di antar oleh temannya ke toko buku, Tapi karena Ashel-nya lama, akhirnya temannya itu meninggalkannya sendirian. Alasannya sih ke toilet, tapi sampai dua jam tidak tampak batang hidungnya. Dan itu yang membuat Ashel trauma sampai sekarang.

Mereka berdua melewati rak-rak buku. Meneliti satu persatu judulnya. Ashel berjalan ke bagian sastra, Adel ke majalah-majalah. Hingga akhirnya, Adel berhenti di majalah cover cewek-cewek seksi. Lumayan bisa jadi pemandangan cuci mata.

Satu jam berlalu. Ashel masih mondar-mandir di tempatnya, memilih novel yang dia suka untuk dijadikan list bacaan saat dia berada di rumah. Sudah ada 3 novel yang berada di tangannya saat ini. Ashel melihat deretan rak tertinggi, disana ada novel yang dia inginkan selama ini. Cewek itu berjinjit sambil melompat-lompat supaya bisa meraih novel itu.

Tiba-tiba sebuah tangan terjulur dari arah belakang Ashel. Entah sejak kapan Adel sudah berdiri di belakangnya. Adel membaca judulnya, Rindu.

"Rindu siapa? Sama gue? Gue kan disini." Jawabnya asal. Dan kemudian tertawa lirih melihat ekspresi Ashel.

Cewek KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang