Bab 1: Kehidupan yang Tenang

38 11 8
                                    

Athena bangun di pagi hari dengan sinar matahari yang hangat menyapanya, ia merenung sejenak tentang kehidupannya yang sederhana di desa kecil Havenwood.

Meskipun tidak memiliki kemampuan sihir seperti saudara-saudaranya, dia merasa bersyukur atas keluarganya yang hangat dan cinta yang mereka bagikan. Pagi ini, dia merasa terinspirasi untuk menjelajahi hutan dekat rumahnya.

Saat Athena menjelajahi hutan, dia merasa tertarik pada pohon-pohon yang kokoh dan sungai yang mengalir dengan tenang.

Namun, ketika dia memutuskan untuk memanjat sebuah bukit kecil untuk melihat pemandangan yang lebih luas, dia tanpa sengaja menemukan sesuatu yang membuatnya tercengang: sebuah peta kuno yang terselip di balik semak-semak.

Dengan hati yang berdebar, Athena mengambil peta itu dan mulai memeriksanya dengan teliti. Peta itu terasa tua dan rapuh di tangannya, namun dia bisa melihat bahwa ada beberapa petunjuk tersembunyi yang tertulis dengan huruf kuno di sudut-sudut peta itu.

Petunjuk-petunjuk itu menggambarkan rute yang rumit dan tersembunyi, yang mungkin mengarah pada keberadaan ayahnya yang hilang.

Athena merasa campuran antara gembira dan takut. Dia tidak tahu apa yang akan dia temui di ujung petualangannya, tetapi dorongan untuk menemukan ayahnya dan mengungkap misteri di balik peta itu membuatnya merasa bersemangat.

Dengan hati yang penuh tekad, Athena memutuskan untuk memulai perjalanan yang mungkin akan mengubah hidupnya untuk selamanya.

Setelah menemukan peta kuno, Athena dan saudara-saudaranya berkerumun di sekitar meja di ruang tamu, mata mereka dipenuhi dengan kegembiraan dan antusiasme.

Athena: "Kalian harus lihat apa yang aku temukan di hutan tadi pagi!"

Aiden mengangkat alisnya, tertarik dengan kegembiraan adik perempuannya. "Peta apa itu, Athena?"

Athena tersenyum lebar saat dia meletakkan peta di atas meja. "Ini adalah peta kuno yang aku temukan, tersembunyi di balik semak-semak. Aku yakin ini ada hubungannya dengan ayah kita yang hilang."

Luna, duduk di samping Aiden, menatap peta dengan rasa ingin tahu yang sama. "Peta kuno? Itu terlihat menarik! Apa yang tertulis di sana?"

Athena menunjuk ke bagian-bagian tertentu dari peta tersebut, menjelaskan dengan semangat tentang petunjuk-petunjuk tersembunyi yang ditemukannya. "Ada beberapa petunjuk tersembunyi di sudut-sudut peta ini. Aku pikir ini bisa menjadi kunci untuk menemukan ayah kita."

Aiden mengangguk setuju, matanya bersinar dengan determinasi. "Kita harus memberitahu Nenek tentang ini. Dia pasti akan tahu apa arti petanya."

"Aku setuju," tambah Luna. "Dan mungkin kita bisa memulai perjalanan untuk mencari ayah kita. Siapa tahu apa yang akan kita temui di sepanjang jalan."

Athena merasa semakin yakin dengan dukungan dari saudara-saudaranya. "Ya, kamu benar. Kita harus siap untuk apa pun yang mungkin kita temui. Ini bisa menjadi petualangan yang menarik!"

Athena dan saudara-saudaranya mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Mereka duduk bersama di ruang tamu, sementara sinar matahari senja masuk melalui jendela, menerangi ruangan dengan cahaya lembut.

Athena, dengan tekad yang tidak goyah, menjawab, "Kami siap. Kami telah bersiap mental untuk menghadapi segala rintangan yang mungkin kami temui."

Luna mengangguk setuju, "Kami adalah tim, dan kami akan melewati ini bersama-sama."

Namun, suasana ruang tamu menjadi hening sejenak, hingga Aiden, dengan ekspresi serius, mengangkat tangannya untuk berbicara.

Aiden: "Maaf jika aku mengganggu, tapi aku merasa perlu untuk mengingatkan kita semua tentang bahaya yang mungkin kita hadapi dalam perjalanan ini."

The Queen Of Natural MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang