Bab 5: Pencarian di Savaloria

12 3 1
                                    

Athena duduk di tepi tempat tidurnya, melihat ke luar jendela yang menampilkan pemandangan Havenwood yang damai.

Cahaya pagi yang lembut menyapu wajahnya, memberikan ketenangan sementara di tengah pikirannya yang sibuk.

Dua minggu lagi, dia akan kembali ke akademi sihir untuk melanjutkan pendidikannya, tetapi ada sesuatu yang mendesaknya untuk melakukan satu perjalanan terakhir sebelum itu.

"Kota Savaloria," bisiknya pada dirinya sendiri. "Di sanalah aku harus pergi."

Savaloria adalah kota besar yang dikenal sebagai pusat pengetahuan dan sihir.

Di sanalah terdapat perpustakaan terbesar di seluruh negeri, tempat di mana banyak rahasia dan legenda tersembunyi.

Athena berkemas dengan cepat, mengisi ranselnya dengan barang-barang penting.

Di saat ia hampir selesai, pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok Nenek Elinor yang memasuki ruangan dengan senyuman hangat.

"Pagi, Athena," sapa Nenek Elinor. "Kau terlihat siap untuk petualangan baru. Apa rencanamu?"

Athena menatap Nenek Elinor dengan tekad yang kuat. "Aku akan pergi ke Savaloria. Aku harus menemukan lebih banyak tentang legenda sang pembawa kegelapan sebelum kembali ke akademi."

Nenek Elinor mengangguk, menunjukkan dukungannya. "Aku mengerti. Ini mungkin kesempatan terakhir sebelum terjebak dalam rutinitas akademi. Kau butuh bantuan?"

Athena menggeleng. "Aku harus melakukannya sendiri. Tapi terima kasih, Nenek. Kehadiranmu selalu memberikan semangat."

Nenek Elinor tersenyum lembut. "Berhati-hatilah, cucuku. Dunia di luar sana penuh dengan misteri dan bahaya."

Athena memeluk neneknya, lalu mengambil ranselnya dan bersiap pergi. Namun, ketika ia hampir sampai di pintu depan, suara ibunya, Selene, memanggilnya dari belakang.

"Athena, kau mau pergi ke mana?" tanya Selene dengan nada khawatir.

Athena berhenti sejenak, berbalik menghadap ibunya. "Aku harus pergi ke Savaloria, Bu. Aku butuh informasi lebih banyak tentang legenda sang pembawa kegelapan sebelum aku kembali ke akademi."

Selene menatapnya dengan cemas. "Kenapa kau harus pergi sekarang? Tidak bisakah kamu menunggu sampai liburan berikutnya?"

Athena menggeleng. "Ini penting, Bu. Ada sesuatu yang menggangguku tentang legenda itu, dan aku merasa kita harus mengetahui lebih banyak untuk melindungi keluarga kita."

Selene mendekat, meletakkan tangan di bahu Athena. "Aku mengerti, kau merasa ini penting, tapi tolong berhati-hatilah. Jangan ambil risiko yang tidak perlu."

Athena tersenyum tipis. "Aku akan berhati-hati. Aku janji."

Selene menarik napas dalam, lalu memeluk putrinya erat-erat. "Baiklah, jika itu yang kau rasa perlu dilakukan. Tapi ingat, keluarga kita selalu mendukungmu."

Athena memeluk ibunya kembali. "Terima kasih, Bu. Aku akan segera kembali dengan jawaban."

Dengan itu, Athena melangkah keluar rumah, menghirup udara pagi yang segar. Di luar, Nenek Elinor berdiri di teras, memberikan satu lagi senyuman penuh kasih sebelum Athena memulai perjalanannya ke Savaloria.

Perjalanan Athena ke Savaloria memakan waktu dua hari. Dia melewati hutan-hutan lebat dan padang rumput yang luas, menikmati pemandangan alam yang menakjubkan.

Ketika dia akhirnya tiba di gerbang Savaloria, rasa kagum meliputinya. Kota ini benar-benar besar dan megah, dengan menara-menara tinggi yang menjulang ke langit dan jalanan yang ramai oleh para penyihir dan cendekiawan.

The Queen Of Natural MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang