Bab 16 : Ketidakadilan di Balik Peraturan Akademi

31 26 0
                                    

Athena dan teman-temannya kembali berkumpul di ruang pertemuan asrama mereka setelah hari yang melelahkan. Meja di tengah ruangan asrama mereka dipenuhi dengan catatan-catatan, sketsa rencana acara, dan lembaran strategi yang berantakan.

Aroma teh hangat yang dibuat Ophelia samar-samar memenuhi udara, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang terlihat tenang.

"Aku tidak mengerti. Kenapa mendadak saja Eldrin mengajukan perubahan peraturan seperti itu?" tanya Ophelia sambil menggelengkan kepala, tatapannya penuh kebingungan. "Dia tahu pasti perubahan ini akan menyulitkan siswa-siswa yang tidak bisa sihir. Apa tujuannya?"

Athena menggigit bibirnya, matanya menatap kosong ke arah catatan-catatan di depannya. "Aku juga tidak tahu, tapi rasanya ada yang tidak beres. Eldrin seharusnya menjaga etika dan keadilan di akademi ini. Namun, yang ia lakukan malah sebaliknya," jawabnya pelan. "Seakan-akan dia ingin menyingkirkan kami."

"Dan dia berhasil membuat kita berada di ujung tanduk sekarang," sahut Ophelia lagi. "Tidak heran kalau dia mengiyakan permintaanmu untuk mengumpulkan poin kolaboratif. Dia pasti ingin kita gagal."

Dari sudut ruangan, Kieran yang baru saja bergabung setelah menuntaskan kelasnya, melangkah mendekat, "Boleh aku masuk?" Wajahnya terlihat gelap, raut ketegangan yang sama tergambar di matanya. "Ada yang perlu kalian tahu," katanya tanpa basa-basi, membuat Athena dan Ophelia langsung menoleh padanya.

"Apa itu?" Athena bertanya, penasaran sekaligus khawatir dengan apa yang akan Kieran katakan.

"Pierro," ujar Kieran sambil meletakkan secarik kertas di tengah meja. "Aku melihatnya beberapa kali bertemu dengan Eldrin, tapi yang lebih aneh, dia pernah terlihat berbicara dengan seseorang yang sepertinya bukan dari kalangan akademi. Aku tidak yakin, tapi sepertinya orang itu bukan siapa-siapa. Bukan murid, bukan staf...."

Athena memicingkan matanya, lalu meraih kertas yang ditaruh Kieran. Di atas kertas itu ada catatan kecil tentang beberapa jadwal pertemuan rahasia yang diikuti Pierro. "Kau yakin ini bukan hanya kebetulan?"

"Aku tidak tahu pasti. Tapi jika Pierro dan Eldrin benar-benar terlibat dalam sesuatu yang lebih besar, kita harus mengetahuinya," Kieran menjawab dengan serius. "Aku juga merasakan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan."

Athena menatap wajah Kieran lekat-lekat. "Kau curiga pada mereka?"

Kieran mengangguk. "Bukan sekadar curiga. Aku yakin ada yang lebih dari sekadar perubahan peraturan ini. Aku tahu Pierro bukan siswa biasa. Dia ambisius, tapi dia juga manipulatif. Aku pernah mendengarnya bicara dengan seseorang di dekat menara timur. Saat itu, aku tak bisa mendengar dengan jelas, tapi dia menyebutkan sesuatu tentang rencana... dan Athena, namamu ada di dalamnya."

Athena terdiam sejenak, hatinya terasa mencelos mendengar kata-kata Kieran. "Maksudmu, mereka menargetkanku secara khusus?"

"Kelihatannya begitu. Aku tidak tahu alasannya, tapi kita harus mencari tahu," lanjut Kieran tegas.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Ophelia, cemas.

"Untuk saat ini, kita harus tetap berusaha mendapatkan poin kolaboratif. Selesaikan semua acara yang kita rencanakan, tunjukkan bahwa kita tidak bisa dikalahkan semudah itu," ujar Athena dengan nada tegas. "Dan di saat yang sama, kita akan mencari tahu apa rencana Pierro dan Eldrin."

"Bagaimana caranya?" Ophelia bertanya lagi. "Kita bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Mereka tidak akan membiarkan kita begitu saja mendekati mereka."

"Ophelia benar," kata Kieran. "Kita harus lebih cerdik. Mungkin kita bisa mulai dengan mencari tahu siapa orang yang Pierro temui itu. Aku akan berusaha mencari informasi dari para siswa dan staf yang bisa dipercaya. Tapi, kalian harus berhati-hati. Eldrin punya mata-mata di mana-mana."

The Queen Of Natural MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang