Heloww
Apa kabar?
Jangan lupa vote dan komen sebelum baca!
Happy reading.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
"Malam yang ditutup dengan sebuah pembicaraan dua manusia saling mengenang, dan keesokan paginya yang dibuka dengan kejadian singkat."
Netra Ananta bertatapan dengan orang yang baru saja memasuki dapur. Tak berlangsung lama, orang itu mengalihkan.
"Baru pulang, Ma?" tanya Ananta basa-basi. Ya, itu Hani, Mama Ananta.
"Ya." Hani berjalan mengambil air untuk minum.
Ananta menaruh piring kotornya di wastafel hendak mencuci piring itu, tapi terurung karena ucapan Mama.
"Ngapain kamu cuci piring, Ananta? Buat apa bayar Bi Ratih untuk kerja, kalo malah kamu yang kerjain?" Hani duduk di kursi tempat tadi Ananta duduki, lalu meminum airnya.
Ananta mengurungkan niatnya dan hanya mencuci tangan di wastafel. Selanjutnya ia pamit ke atas pada orang tuanya.
"Ma, Pa, Ananta ke atas, ya."
"Ya."
"Hm."
Setelah mendapat respon, Ananta melangkah keluar dapur dan menaiki tangga. Seperti yang sudah ia rencanakan, setelah makan siang Ananta akan beristirahat.
****
Kini langit seakan menyuruh semua manusia untuk tidur. Cahayanya kian menggelap, tak seterang tadi siang. Dan bulan seakan menjadi lampu tidur, dengan pencahayaan-Nya yang tak begitu terang.
Setelah mengerjakan sebagian tugasnya, Ananta duduk di tepi ranjang dengan tangan yang terus bergerak di layar ponsel. Ia sedang saling bertukar pesan dengan temannya yang baru saja bertemu setelah sekian lama.
Tian
Online|Nan.
|Ananta!
|p
|pApa?|
Tadi gue lagi belajar|
Kenapa?|
|Gapapa si, wkwkwkwk.
|Cuma mau ngajak chatan aja.Yaudah,mau ngobrolin apa?|
|Gua mau ngobrolin masa-masa kita dulu.
|Telpon aja deh, gak seru kalo lewat chat.
|Mau gak? Mau gak?Yee, modus lo ye?|
|Kaga!
Haha|
Yaudah, boleh deh|
Tak menunggu waktu lama, ponsel Ananta tiba-tiba berdering, layarnya menunjukan panggilan suara dari kontak 'Tian'. Ananta mengangkat panggilan itu sambil melangkah menuju balkon kamarnya.
"Hallo," suara Tian langsung terdengar.
"Hai." Ananta membuka pintu balkon, lalu duduk pada kursi yang memang sengaja ia taruh di balkon samping pembatas.
"Hallo, hallo," suara Tian lagi.
"Hai, hai," jawab Ananta saat sudah duduk dengan nyaman.
"Hai, hai."
"Hallo, hallo." Ananta mengerti jokes yang Tian maksud.
"Hai. Eh, udah, kaga selesai-selesai ntar," ucap Tian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Judul [ANANTA]
Fiksi Remaja"Memandangi, mengamati, dan mencintaimu dalam diam adalah ilusi paling asli dalam kisahku." Ananta Isvara Brechtje, seorang gadis remaja blasteran Belanda yang mencintai Arjuna secara diam-diam. Arjuna Khandra Widyanata adalah seorang remaja laki-la...