SEPULUH~

2 3 0
                                    

Halo, Bestie. Hehe

Apa kabar, Bestie?

Jangan lupa pencet bintang dan komen, ya!

Happy reading!

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Malam sudah tiba. Disaat semua orang bersiap untuk istirahat, gadis cantik dengan wajah campuran Indonesia-Belanda itu duduk di atas ranjang dengan laptop di pangkuannya sedang melakukan panggilan video bersama sahabatnya.

Untuk pertama kali, setelah sekian lama, ia bisa melihat wajah dari kedua sahabat jauhnya ini. Jani dan Farid nampak tersenyum di sana. Jangan lupakan Tian yang juga bergabung dalam panggilan itu.

"Mukanya Jani sama Farid beda banget, ih," ucap Ananta terheran dengan perubahan wajah sahabatnya.

"Ya, emang kamu maunya gimana, Nan? Kita, kan juga tambah dewasa, kali," balas Jani.

"Au, nih, Ananta. Waktu pertama ketemu gua juga gitu dia," timpal Tian.

Ananta tertawa mendengar itu.

"Jadi mau bahas apa nih kita?" tanya Farid yang sedari tadi hanya menyaksikan.

"Jadi gini ... kemaren kalian udah tau, kan gua ikut seleksi?"

Semua mengangguk di sana.

"Nah, sekarang gua mau kasih tau hasilnya," jelas Ananta dengan senyum tipis, tipis sekali.

"Jadi ..." Ananta mennggantung kalimatnya.

Semua menunggu, mendengarkan dengan seksama.

"Hasilnya ..." Kembali dijeda.

Nampak Jani sudah mulai kesal di sana.

"Gua ..." Lagi-lagi dijeda.

"Lama banget nih, Ananta. Aku udah penasaran tau!" protes Jani.

Sedangkan Tian yang sudah tau hasilnya, tertawa melihat ekspresi Jani.

Ananta pun tertawa. "Iya-iya ini dikasih tau. Karena gua ajak kalian video call, mungkin kalian udah pasti tau lah, ya, hasilnya."

"Jadi?" Kali ini Farid sudah mulai merasakan aura kekesalan dari Jani.

"Jadi, gua lolos," ucap Ananta akhirnya.

"Wahh, selamat, Ananta!" ucap Jani di seberang sana heboh.

"Congrast, Nan," ucap Farid juga memberi selamat.

Ananta tersenyum lebar dan membalas, "Makasih-makasih. Yahh, gak bisa traktir kalian berdua dong. Cuma Tian doang."

"Gapapa, gak usah, Nan." Dewasa sekali balasan Farid, tentu berbeda dengan Jani yang malah ...

Tanpa Judul [ANANTA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang