39. Kupingku panas

13 3 134
                                    

♡selamat membaca♡

*
*
*
*
*

39. Kupingku panas

"Udah malem ini mah," kata Tiara dalam sambungan telepon.

"Jam di Jakarta sama di Jogja kan sama. Sama-sama masuk diWaktu Indonesia bagian Barat," sambung Tiara.

"Iya, tapi nanti dulu Mbak Tiara tidurnya. Temenin saya dulu," kata seseorang yang siapa lagi kalau bukan Roshan?

Cowok itu beberapa waktu yang lalu ditelepon Tiara dan katanya saking senengnya sampai mau meninggoy.

Sejak saat itu dimalam hari, Roshan sering banget neleponin Tiara terus dengan alasan 'kangen' doang.

"Kupingku panas tau. Ini udah duajam kita teleponannya, Roshan," kata Tiara.

Sekarang Tiara sudah memiliki smartphone baru merk manggis digigit yang dibelikan Teten semenjak Roshan ke Jakarta.

Katanya biar lebih enak aja kalo lagi komunikasi. Toh juga Teten tahu kalo Roshan ada audisi dan ikut kompetisi nyanyi di Jakarta karena dapat informasi dari Sri—Ibunya Roshan.

Awalnya Tisa hanya teleponan biasa dengan Sri, lalu lama kelamaan bahas anak mereka masing-masing yang akhir-akhir ini jadi sangat dekat.

Lalu Sri bilang kalo Roshan nggak sekolah beberapa bulan karena mau audisi nyanyi ke Jakarta, dan Tisa mengetahuinya lalu bertanya pada Tiara untuk mengetahui apakah benar adanya jika Roshan ke Jakarta?

Mana Tisa nanyanya dimeja makan lagi, kan Troy dan Teten jadi tahu dan makin jadi shipper diantara Roshan dan Tiara.

Hadeh,, ribet.

"Mbak Tiara tau nggak?" tanya Roshan yang malah keluar dari topik.

"Apalagi?" Tiara meloudspeakerkan ponsel agar tidak usah menempelkannya lagi ke telinga.

"Bedanya Mbak Tiara sama Lava itu apa?"

"Hah? Gimana? Lava?" Tiara membenarkan posisi rebahannya.

"Iya, Lava."

"Siapa Lava? Pacar kamu?"

"Yee ngarang!"

"Terus siapa?"

"Temen saya dipenginapan. Ikutan ini kompetisi nyanyi juga."

Tiara diam saja dan menunggu Roshan meneruskan kalimatnya.

"Oiya bedanya itu, kalo Mbak Tiara itu kebanyakan gula, kalo Lava itu kebanyakan lem."

"Kenapa Lava kebanyakan lem?"

"Abisnya nempel ke temen-temen saya mulu. Apalagi suka banget cari celah buat bisa deket sama saya."

"Oalah."

"Oalah doang? Enggak cemburu gitu?"

Tiara terbahak. "Siapa aku yang harus cemburu kalo kamu deket sama cewek lain, hah?"

Roshan tertegun. Benar juga. Tapi kok kalimat Tiara barusan terasa menohok banget ya dihatinya?

"Yaudahlah besok lagi."

"Beneran udah kan ini teleponannya?"

"Iya, beneran."

"Oiya Roshan, bentar!"

COMPLICATED LOVE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang