Typo bertebaran!!
*Don't be a silent readers!*
Happy reading
.
.
.
.
.
____*____"Berhenti menggangguku"
"Yakk itu sakit akhh"
"Tahan lah nanti tidak akan sakit lagi"
"Sudah kubilang jangan banyak gerak"
Suara dari ruangan Nara membuat pikiran penjaga yang berjaga diluar ruang itu menjadi negatif, mereka berfikir suara itu sedikit ambigu (?).
Karena didalam ruangan hanya ada Nara bersama Youngjae semua penjaga yang tadi nya berjaga didalam diperintahkan keluar oleh Youngjae.
"Akhh sudah kubilang jangan banyak gerak shh"
Lagi-lagi penjaga diluar dibuat berfikir negatif karena teriakan Youngjae.
Meanwhile diruang tahanan Youngjae menahan sakit karena tangan nya terkena teh hangat.
Youngjae sedang mengobati tangan Nara karena itulah Nara berteriak sakit,tapi saat diobati karena kesakitan Nara tidak bisa diam dan tak sengaja menyenggol cangkir teh dan mengenai tangan Youngjae.
"Lu sih kagak bisa diem, sakit ni tangan gue"
"Maaf"
"Ckk" Youngjae berdecak lalu berjalan keluar ruangan
Nara mendengar pintu ruangan ditutup lalu menoleh dan benar saja pintu nya sudah ditutup.
Nara tersenyum lalu merogoh sesuatu dari saku belakang nya. ponsel, itulah yang ingin Nara ambil.
Kebodohan anak buah Haesun adalah saat membawa Nara tidak ada yang menyadari ada ponsel disaku belakang celana Nara.
Nara berhasil mengambil ponsel nya, dengan cepat menyalakan nya dan menekan nomer seseorang.
"Daejon, cepat lah kesini kerahkan semua anggota mafia ku"
"Nona? Baiklah,tapi nona dimana?"
"Aku berada di daerah xxxx, carilah bangunan di sekitar sana,aku berada di lantai 2"
Nara tau dirinya berada karena dulu Nara pernah menyelidiki tempat ini untuk rencana nya.
"Baik nona, apa perlu saya memberitahu tuan Seo Joon dan yang lain?"
"Tidak perlu, datang dalam sepuluh menit! cepatlah datang aku sudah muak berada disini!"
Nara mematikan sambungan nya lalu kembali memasukkan ponsel nya ke saku.
Nara menggerakkan tangan nya kasar mencoba melepaskan rantai yang mengikat tangan nya.
Nara berhasil melepaskan tangan nya dari sana lalu mulai meraih tali yang mengikat kaki nya.
"Sekarang gimana gue bisa keluar dari sini"
Nara berjalan cepat mencari tempat persembunyian saat mendengar pintu ruangan terbuka.
Nara bersembunyi dibalik lemari besar dan melihat ada penjaga yang panik menatap kursi yang tadi Nara duduki.
Nara juga melihat Youngjae yang baru saja datang, dia tau Youngjae pintar dan Youngjae pasti mengecek seluruh ruangan ini karena berfikir Nara pasti belum keluar dari ruangan ini.
"Cari di seluruh ruangan ini, dia pasti masih berada di ruangan ini!"
Tepat, dugaan Nara benar, sekarang Nara bingung harus bersembunyi dimana, jika di dalam lemari sudah pasti ketahuan.
Mata Nara tak sengaja menangkap setumpuk baju, Nara diam sebentar lalu berinisiatif untuk bersembunyi di tumpukan baju itu.
Nara mengambil beberapa baju lalu membaringkan badan nya di atas tumpukan baju dan menutupi dirinya dengan baju yang cukup tebal dan memberi sedikit cela agar dirinya bisa bernafas.
Beberapa menit kemudian Nara sudah mulai kehabisan nafas dan mulai terusik didalam tumpukan baju baju itu.
"Akhh bisa mati gue lama-lama"
"Nona Nara tidak ada disini tuan"
"Baiklah ayo cari diluar"
Mendengar ruangan sudah sepi Nara pun langsung membuka tumpukan baju itu dan mengambil nafas.
"Huh huh sialan"
Nara mendengar suara tembakan dari luar membuat nya yakin itu adalah Daejon bersama anak buah nya yang lain.
Seseorang membuka pintu ruangan dengan keras membuat Nara kaget tapi memilih untuk diam daripada bersembunyi.
"Nona? Kau masih disini?" tanya Daejon saat melihat ruangan yang dimaksud Nara sepi dan berantakan
"Ya, aku disini" sahut Nara yang langsung didengar Daejon
Daejon yang mendengar itupun langsung mencari sumber suara Nara dan mulai membawa Nara keluar dari balik lemari itu.
"Kita harus cepat pergi dari sini karena saya yakin akan ada penjaga yang kesini lagi" ucap Daejon mengajak Nara keluar
"Saya sudah memasang bom disekitar bangunan ini, jadi kita harus keluar dari gedung ini sebelum bom itu meledak, waktu kita hanya 25 menit" jelas Daejon mendapat balasan anggukan mengerti oleh Nara
"Nona tangan anda berdarah" ucap Daejon sedikit khawatir menatap tangan Nara yang terluka karena dirinya yang melepaskan rantai yang mengikat tangan nya tadi
"Ini hanya luka kecil"
"Tapi-"
"Berhentilah berbicara kau Hwang Daejon!" ucap Nara menatap Daejon
"Nona, anda ingin memakai topeng anda?" tanya Daejon
"Tidak perlu, berikan aku senjata"
Daejon pun langsung memberikan pistol pada Nara, dirinya dan Nara pun saling menoleh dan sama-sama mengangguk pertanda siap untuk keluar ruangan.
"Jika kali ini saya tidak selamat maka berjanjilah nona akan selamat" ucap Daejon pelan sembari berjalan keluar
"Jangan berbicara seperti itu bodoh! Atau kau akan ku hukum setelah bebas sini!" ucap Nara penuh penekanan dan direspon sedikit kekehan oleh Daejon
5 menit kemudian akhirnya Nara dan Daejon sudah keluar dari bangunan itu, tapi mereka dibuat heran karena tidak mendapat serangan apapun saat menuju keluar ruangan.
"Bagaimana perjalanan keluar mu nona?"
"Apa kau lupa membawa topeng? Akh sekarang aku jadi tau siapa ketua mafia Slayer God"
"Ternyata mafia kalian masih aktif? Aku kira sudah mati saat pemimpin kalian mati, tapi ternyata ada pemimpin pengganti"
"Ckk sial ini jebakan!"
Dor!
TBC
.
.
.
.
.Gmn ceritanya? Ngefeel gk sih? Sorry kalo ceritanya kurang ngefeel.
Jn lupa vote and comment
Bye_
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA FAMILY [Tidak Dilanjutkan]
Fanfic{First story by bun_nyJk} keluarga mafia yang tidak diketahui publik karena selalu memakai topeng saat di dunia gelap . terjebak di dunia gelap mengharuskan mereka untuk menjaga satu sama lain terlebih lagi mereka memiliki anak bungsu perempuan satu...