Lima

1.7K 200 13
                                    

Jenny's Pov

Hari ini adalah hari yang paling sial bagi ku. Dimana aku terlambat ke kampus, dan lebih membuatku kesal hari ini ada pelajaran dosen killer yang pernah melempar ku pake spidolnya.

"Pagi non" sapa Bi Ina padaku

"Bibi kok ga bangunin aku sih?" Tanyaku memelas

"Bibi udah bangunin kamu, tapi kamu ga bangun-bangun. Mana pintunya kamu kunci, pasti kamu minum lagi semalem" jelas bi ina,

Bi ina itu sangat tau, kalo pintu kamar aku terkunci itu berarti aku lagi ga mau diganggu dan aku pasti minum. Ahh bagaimana aku bisa menghindari minuman itu, sedangkan mereka bagaikan bidadari ketika aku sedang stres.

"Ga bi, aku udah vakum" kataku berbohong dengan nyengir kuda

"Ga baik untuk kesehatan non"

"Udah bi, aku berangkat dulu yaa. Aku udah telah dah bi inaa" kataku lalu pergi keluar, dan sudah kupastikan bi ina sedang menggelangkan kepala.

Aku berjalan ke motor kesayangan ku, dan membuatku semakin kesal ban motorku pecahh.

"Shitttt" umpatku menendang ban motorku pelan. Sayang atuh kalo keras-keras

Aku melihat arlojiku, dan masih jam 8.45.

"Okeh masih ada kesempatan" kataku.

Aku mengambil ponselku untuk menelpon Aris, semoga aja dia bisa menjemput ku.

Tuttt . Tuttt.

"Ayo cepet angkattt!" Kataku pelan

"Hallo Jen, kenapa?" Katanya seperti bangun tidur

"Lo baru bangun ya?"

"Iyaa, kenapa sih ganggu orang aja"

"Gilaa lo yaa, kita hari ni ada kampus anjirr. Buruan lo mandi udah itu jemput gue"

"Aaaa seriuss, astagaaa" umpatnya

"Iyaa cepetan jemput gue di taman tempat biasa"

"Iyaa"

Tutttt...

See, ternyata hari ini ada temen. Kalian tau sendiri kalo Aris itu tipikal orang yang tepat waktu. Dan lihat sekarang dia sama sepertiku.

Benar kata orang, mau orang itu selalu tepat waktu. Kalo ngantuk itu udah menguasai tubuh kita bakal ngaret pada waktunya.

Sekitar 15 menit aku menunggu, tak lama kemudian ku lihat motor kesayangan dia.

"Yuk berangkat" ajaknya aku mengangguk lalu menaiki motornya.

Aris pun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Pelan-pelan aja anjing" sahut ku kesal.

"Aaaaaa, gue ga denger"

"Budeggg!"

"Selamatkan hamba, atau ga buat bensinnya abis aja biar berhenti nih motor" gerutuku memohon melihat ke arah langit.

Tak butuh lama kita sampai kampus, karena apa? Ya karena kecepatannya tinggi.

"Buruan woyy!" Katanya, sedangkan aku masih mengatur jantung yang baru aja sampe di tangan Tuhan.

"Sabar anjing!"

Kita berdua pun berlari ke arah kelas dan yaa sudah ada dosen killer itu yang sedang menerangkan pelajarannya dengan suasana tegang. Gimana ga tegang, orang yang didepan udah kayak nenek lampir upsssss.

Tempat Pulang [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang