Sepuluh

2.2K 215 33
                                    

<<<<<<<<<

Kini dokter pun datang untuk meriksa keadaan Jenny, Amel yang sedari tadi menggenggam tangan Jenny agar dia terbangun tapi nihil. Suhu badan Jenny sangat panas, dan luka yang di lengannya terus mengalir darah.

"Biar saya periksa dulu" kata dokter, amel pun menyingkir agar ia bisa meriksa keadaan Jenny.

Dokter itu pun meriksa keadaan Jenny, dan dia melihat luka di Jenny.

"Ini luka ditangannya terkena apa?" Tanya Dokter

"Itu kena pecahan kaca dok"

"Mungkin ini penyebabnya suhunya meninggi, saya harus menjahit luka ini kalo ga ini bakal infeksi"

"Terus gimana dok, harus ke rumah sakit? Tanya Amel

Dokter itu mengangguk "iya, karena ga mungkin disini pasien juga butuh perawatan" jawabnya.

Amel pun mengangguk, lalu bergegas keluar dari ruangan tersebut. Tak peduli diluar sedang hujan, ia menerobos mengambil mobilnya di parkiran.

"Maafin gue Jenn, karena gue lo jadi pingsan kaya gini" lirih Amel meneteskan air matanya.

Amel pun masuk ke mobilnya lalu menuju pintu utama dari ruangan Jenny tadi.

"Pak, tolong bantuin temen saya masuk ke mobil" pinta amel pada Satpam.

"Iya mba" jawabnya, mereka bergegas memapah Jenny untuk masuk ke mobil.

"Pelan-pelan ya pak" pinta Amel, dengan membantunya untuk memapah Jenny.

"Kalian ikuti saya aja, nanti saya dari depan untuk ke rumah sakit. Rumah sakitnya ga jauh" kata dokter, amel pun mengangguk.

"Makasih pak" kata amel pada satpam setelah menidurkan Jenny di kursi penumpang.

"Saya antar aja mba, ini lagi hujan jalanan juga udah banjir" kata satpam

"Gapapa pak, saya sendiri aja. Saya bisa kok" tolak Amel dengan baik.

"Ya udah kalo gitu mba, hati-hati"

"Iya pak, mari pak" pamit Amel, mengikuti mobil dokter tadi.

Amel yang dipenuhi dengan rasa khawatir, melihat keadaan Jenny kini. Amel sekali melihat enny dari kaca spionnya. Jenny yang masih memejamkan matanya.

"Tahan ya jen, bentar lagi kita sampe" kata amel lirih

Tak lama mobil itu pun sampai di rumah sakit, dengan cepat Amel keluar dari mobil untuk memanggil suster.

"Tolong....suster....." teriak amel, para perawat pun datang dengan membawa  brankar. Jenny pun dibawa ke IDG.

"tolong mba tunggu disini, dokter akan melakukan yang terbaik untuk pasien" kata suster melarang amel untuk masuk. Amel pun menurut lalu duduk dibangku dengan mengigitin kukunya.

"Gw harus hubungi siapa, gue ga punya kontak keluarganya." gumam Amel

Amel pun mengeluarkan ponselnya, untuk menghubungi Wina.

"Hallo, kenapa mel?" tanya wina

"Win, lo punya nomor hp nya Bi Ina ga?" 

"Emang lo buat apa? Lo masih sama Jenny? Kalian baik-baik aja kan"

"Jenny masuk rumah sakit badan dia panas banget, dan gw ga tau harus hubungi siapa dan gw juga ga punya nomor hp nya bi ina"

"Kok bisa? Gw juga ga punya nomornya. Kalian lagi dimana nanti gw kesana bareng Aris?"

"Gw ada di rumah sakit xxx" 

"Ya udah tunggu gw,...bye" kata wina mengakhiri pembicaran lalu telfonnya dimatikan oleh Amel.

Tempat Pulang [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang